Ketika
agama ditempatkan pada tataran ritualisme belaka. Sungguh sangat disayangkan.
Ketika agama dipelajari hanya untuk mendapatkan nilai. Sungguh ironis! Ketika
agama ditekuni hanya untuk mendapatkan gelar atau profesi saja…. Maka oh….
Sungguh menakutkan! Its very dangerous!
Pernyataan
di atas tadi hanyalah sebuah prologue singkat dari saya… sebenarnya saya ingin
kembali bercerita. biasalah…^_^ ini sudah menjadi hobi atau habit saya untuk
bercerita dan mengarang cerita, tidak sembarang bercerita karena saya selalu
punya kisah nyata untuk diceritakan.
Sepekan
yang lalu, ketika mahasiswa tengah menunggu sang dosen untuk mengumumkan hasil
ujian akhir semester. Dengan penuh rasa penasaran, antara remedial atau tidak,
Wajah para mahasiswa mulai nampak tegang. Dan survey membuktikan, setelah hasil
ujian/ final- test diumumkan maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya didalam
kelas itu hanya berkisar 15% saja mahasiswa yang tidak remedial, selebihnya
atau 85% remedial alias harus mengulang. Tahukah anda mata kuliah umum apa yang
yang diujikan. Pendidikan agama Islam untuk MKU pendidikan Agama Islam.
Apa
yang terjadi? Mudah saja untuk menjawab pertanyaan ini. Tak lain dan tak bukan
karena Sistem Sekularisme- Kapitalisme semakin mendarah daging ditubuh generasi
umat Islama saat ini. Saya tak akan menyalahkan 100% atas apa yang menimpa
mahasiswa dewasa ini. Wajar….Pendidikan agama yang mereka dapatkan hanya satu
kali dalam delapan semester masa perkuliahan/ 4 tahun dengan waktu maksimal 2
jam dalam satu kali pertemuan perpekannya. Kecuali bila mahasiswa yang memilih
belajar agama di luar kampus atau dengan cara rutin mengikuti kajian Islam
pasti nilai agama yang mereka dapatkan akan bagus dan memuaskan. Namun
bagaimana dengan mereka yang terlampau jauh meninggalkan agama? Hanya
menganggap pendidikan agama sebagai mata kuliah umum saja? Bukan kemudian untuk
dijadikan aturan hidup, pandangan hidup atau idiologi?…..inilah Negara
sekularisme= memisahkan agama dari kehidupan. Menjadikan generasi Islam
berprilaku hedonis, terperdaya dan terpuruk.
***
Alhamdulillah….
Kata yang pantas saya ucapkan tatkala mendengar hasil ujian Pendidikan agama
diakhir semester ini. Walaupun sebelum ujian saya tidak belajar banyak terkait
materi ujian pada waktu itu. Hasil yang terbilang memuaskan. Yang pada awalnya
saya menduga akan banyak salah karena pada saat ujian saya hanya mengarang…dan
hampir seluruhnya adalah hasil dari pemikiran saya sendiri, tidak ada yang bersumber
dari buku pendidikan agama Islam MKU. Its me…^_^
Setiap
kali diadakan ujian/ final- test saya hanya mengandalkan kemampuan mengarang
dan merangkai kata saya hingga akan membentuk beberapa kalimat dan paragrapf.
Tentunya saya tidak asal mengarang. Pasti ada proses membaca dan belajar
sebelumnya yang saya tekuni. Karena ilmu tidak saya jadikan untuk mendapatkan
nilai. Tapi ilmu saya pelajari sebagai kebutuhan saya. Yah….. ilmu tidak hanya
untuk mendapatkan prestasi atau nilai. Melainkan sudah menjadi kewajiban dan
kebutuhan mendasar bagi diri saya, diri kita sebagai hamba Allah. Tanpa ilmu,
apa artinya diri ini? Hanya berupa tumpukan materi yang kemudian digerakkan
oleh ruhiyah yang tertanam dalam jasad.
Saya
tidak akan kaget setiap kali diadakan ujian terencana ataupun dadakan. Saya
pasrahkan segalanya hanya kepada Allah azza wa jalla. Allah Yang Maha Tahu. Allah
Sang Maha Pemberi hasil tebaik untuk hambanya. Saya hanya perlu berusaha dan
memaksimalkan setiap potensi yang saya miliki. Kuncinya adalah jangan pernah
berhenti untuk belajar. Belajar bukan untuk diri sendiri tapi untuk orang lain,
untuk masa depan, untuk manusia dan untuk mencetak generasi umat Islam yang
cemerlang, dan tentunya harus dimulai dari diri sendiri.
Lihatlah
permasalahan yang mungkin akan timbul ketika ilmu atau agama hanya ditempatkan
pada tataran ritualisme belaka, apa jadinya generasi ini? Semua hanya akan
belajar demi mendapatkan nilai serta prestasi, pujian serta jabatan. Tak ada
lagi yang memperdulikan proses dari pencapaian itu, tak kenal halal atau haram.
Semua akan disambar demi mendapatkan apa yang diinginkan. Dan itulah yang
terjadi saat ini, hingga hari ini. Saya tak bisa pungkiri itu, karena sebelum
saya mengenal Islam lebih jauh seperti sekarang ini, dulunya saya juga pernah
menjadi salah satu dari mereka. Belajar untuk lulus…belajar untuk nilai, etc.
Manusia
bisa berubah, siapa bilang tidak!!!
Life is choise…..yah….intinya,
hidup adalah pilihan. Kita hidup untuk memilih. Dan pilihannya pun amatlah
jelas, seperti jelasnya antara siang dan malam, bulan dan bintang, langit dan
awan.^_^. Baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah. Maka pilihlah
pilihan yang baik menurut Allah, dan tentunya akan membaikkan diri ini, dijamin
pasti akan selamat dunia- akhirat deh... Itu yang sedang saya tanamkan pada
diri saya. Saya memilih untuk berjalan pada koridor Islam, melihat berdasarkan
kacamata Islam and I am proud to be a
Moeslim….^_^
Saya
sangat bersyukur telah mengenal Islam yang kaaffah. Dan masih banyak yang belum
saya pelajari. Ilmu Allah amat luas. Entah saya sanggup atau tidak untuk
mempelajari dan mengamalkannya. Allah Yang Maha Pemberi dan Maha Mengatur.
Terima
kasihku untuk- Mu yaa Rabb… Sang Maha
pemberi Ilmu dan juga Kepada Rasulullah dan para sahabat, juga untuk keluarga
beliau dan orang- orang yang tetap Istiqomah di jalan ini hingga detik ini.
Kepada keluargaku tercinta, saudara- saudari seimanku di belahan dunia manapun
itu…..aku berterima kasih untuk kalian semua. Jazakumullah khaeran khatsiran…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar