Senin, 24 Oktober 2011

KEBENARAN ITU, apa???

KEBENARAN ITU,,, APA?
Apa yang mendasari seseorang sehingga menolak kebenaran yang datang padanya. Padahal kebenaran itu sudah benar adanya, sudah mutlak bahwa itu adalah kebenaran. Namun masihkah ada yang ragu dengan adanya kebenaran itu? Siapakah dia?
Setiap orang pasti mememiliki persepsi sendiri terkait dengan apa itu kebenaran yang sebenarnya? ada yang menganggap bahwa kebenaran adalah sesuatu yamng tidak bertentangan dengan hati nuraninya. Ada yang mengatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan fakta dilapangan atau real. Ada pula yang mengatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang datangnya dari Tuhan, bisa diterima oleh akal dan sesuai dengan fitrah manusia yang sebenarnya. Mungkin akan ada banyak defenisi lain yang akan kita temui mengenai apa itu KEBENARAN. Semua orang punya jawaban masing- masing bukan? Wajar,,,,karena kita terlahir dengan otak serta pemikiran/cara berpikir yang berbeda tergantung dimana kita tumbuh dan pendidikan apa yang kita dapatkan selama hidup kita, menonjol ataukah biasa saja.
Dalam penafsiran kebenaran itu sering terjadi perbedaan. Apa yang mendasari sehingga terjadi perbedaan dalam mengartikan arti dari kebenaran? Sudah pasti ada yang mempertahankan egonya, ada yang mengalami proses berpikir, lama maupun cepat, sehingga ia melahirkan sebuah pemahaman terhadap arti sebuah kebenaran itu, ia pun memandang sebuah kebenaran dari cara berpikir dan pemahaman masing- masing.
Kebenaran akan terasa rumit untuk diterjemahkan bagi otak yang telah terkontaminasi dengan berbagai pemahaman. Terlahir dari pemahaman yang salah akan menolak sesuatu walaupun itu adalah kebenaran, ia menolak karena menganggap itu salah dan sangat bertentangan terhadap apa yang ia pahami selama ini. Ia berpikir bahwa pemahaman yang ia pahami tidah boleh luluh begitu saja hanya karena dihadapkan pada sesuatu yang tidak sesuai dengan dasar pemikirannya dan dianggapnya baru dan rancu. Walaupun ada orang yang tahu bahwa sesuatu itu adalah benar, namun ia menentang kebenaran itu karena dianggapnya akan mengancam kelangsungan hidupnya, yaitu berupa pemahaman yang ia pahami. Jadi, dapat kita simpulkan bahwasanya kebenaran itu bisa terbukti bila apa yang ia pelajari sesuai dengan apa yang ia pahami. Apa yang telah tumbuh dan sudah menjadi cara pandang hidupnya selama ini dan tidak bertentangan.
Sebuah pembenaran atas kebenaran yang tak terbantahkan lagi. Kebenaran tak butuh pembenaran, karena kebenaran adalah sesuatu yang dipahami dan diyakini benar. Sesuatu yang timbul dari perasaan, naluri dan nurani sehingga tidak bertentangan dengan fitrah manusia. Dalam hal ini kebenaran berasal dari sang Khalik Yang Maha Benar dan tidak pernah salah. Tentunya kebenaran yang berasal dari Sang Khalik tidak pernah bertentangan dengan fitrah manusia. Kebenaran akan mudah diterima apabila setiap insan memahami apa yang diyakininya. Sehingga jelas bahwa apa yang diyakini adalah sesuatu yang benar adanya.
Bagi insan yang paham, bila dihadapkan dengan kebenaran maka perlahan tapi pasti akan dengan mudah untuk menerimanya. Namun bagi orang yang tidak tahu dan dia tahu bahwa dirinya tidak tahu, maka orang jenis ini jelas adalah orang yang bodoh dalam hal agama, tetapi ia tidak menyadari kebodohannya dan tidak ingin menerima kebenaran. Akibatnya, ia sering bersikap sok pintar. Karena sok pintar ( padahal bodoh ), maka ia sering menolak kebenaran, meski itu jelas- jelas ditegaskan dalam al- Quran dan as- Sunnah.
Kebenaran adalah sesuatu yang tak terbantahkan, tidak berisi dusta, kebohongan, kemunafikan, kerancuan. Walaupun masih saja ada orang yang masih ragu-ragu terhadap adanya kebenaran. Namun bagi orang yang yakin maka kebenaran itu mutlak adanya.

Ketika kita ingin mencari kebenaran makan carilah pada sumber yang tepat. Kita sebagai seorang muslim sudah pasti akan mengikuti petunjik Al- Quran dan as- Sunnah. Namun, mengapakah masih saja ada orang yang meragukan kebenaran itu? Padahal telah diterangkan dalam kitab suci al- Quran, seperti pada kutipan ayat dibawah ini:
“Jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (TQS. Thaha:123-124).
Ditambah pula dengan janji Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwa mereka tidak akan merasakan kekhawatiran dan tidak bersedih hati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepada kalian, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (TQS. Al Baqarah: 38-39).
Dari ayat tersebut dipahami bahwa seseorang yang mengikuti petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan bersedih –khususnya ketika meninggalkan dunia- atas urusan dunia yang tidak diperolehnya, di dunia ia tidak akan tersesat, dan di akhirat ia tidak akan sengsara, sebaliknya akan senantiasa bahagia di dalam surga nanti. (Ibn Katsir, tafsir S. Al Baqarah; 38-39, Zaydan : al-Sunan al-Ilahiyyah, http://saaid.net). Adapun bagi mereka yang mengingkari petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, membangkang dan berpaling, maka akan mendapatkan kehidupan yang sempit, dan di akhirat akan kekal di dalam neraka.
Kebenaran Hanya didalam Islam
Petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah petunjuk yang sebenarnya, yang pantas dinamakan petunjuk. Di dalam Islam petunjuk ini disebut dengan al-huda atau al-hidâyah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala itulah petunjuk (yang sebenarnya)".(TQS. Al Baqarah: 120).
Hidayah inilah yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk disampaikan kepada umatnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak”. (TQS. Al Fath:28).
Hidayah tersebut adalah agama Islam, yang didalamnya terdapat petunjuk bagi seluruh manusia ( rahmatan lil a’lamiin ). Tidak ada sedikitpun petunjuk yang akan didapat diluar Islam, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai satu-satunya pemilik hidayah telah menyatakan bahwa satu-satunya agama yang diridhai-Nya hanyalah Islam.
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam”. (TQS. Ali Imran:19).
“Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (TQS. Ali Imran:85).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa kebenaran hanya akan didapatkan di dalam Islam. Jika seseorang mencari kebenaran diluar Islam, atau membuat pola,sistem tatanan kehidupan atau aturan sendiri yang diyakininya sebagai kebenaran, pada dasarnya ia berada dalam kesesatan dan kerugian.
Wallahu alam bi ‘ashawab……