Sabtu, 01 September 2012

I am A BabySitteR?


I Am BaBy SiTTeR


I am a babysitter… yup…. Setiap liburan akhir semester saya pun siap siaga menekuni peran ini, selain sebagai seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi termasyur di kota ini. Merawat serta mengurus BALITA ( bayi dibawah lima tahun ) adalah sebuah keahlian saya, dan saat ini bayi yang tengah saya rawat adalah bayi dua tahun dan sebentar lagi usianya genap tiga tahun, dia itu hyperaktif, cowok pula…namanya Khairin, yang tak lain adalah keponakan saya sendiri. Pekerjaan ini telah saya geluti selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Hampir tiga tahun saya kuliah dan setiap pulang kampung saya akan menerima profesi sebagai babysitter dengan senang hati. Karena memang ini adalah sebuah  pekerjaan yang saya senangi sejak masih kecil dulu. 

Beberapa tahun yang lalu, acapkali tetangga menitipkan anak mereka pada saya. Sejak usia SD hingga SMA, saya sudah terbiasa menjaga serta merawat bayi. Entah itu sepupu atau pun anak tetangga. Keluarga maupun kerabat terdekat kadang mengatakan bahwa saya ini adalah seorang  punggawa” atau pemimpin para anak- anak. Aneh juga yah… itulah saya, yang mengherankan kenapa anak- anak suka menempel sama saya. Apa karena saya lucu, cukup cantik dan punya banyak ide untuk di jadikan bahan untuk bermain? Narsis…!!! Ah…entahlah….. padahal sebenarnya saya ini orangnya cukup judes dan cerewet, dan anak- anak yang pernah saya asuh pasti tahu siapa saya dan bagaimana saya…he...he...

Mungkin karena aura jiwa keibuan saya yang begitu tajam, sehingga banyak anak kecil yang mudah saya tenangkan tatkala mereka rewel atau badmood….. yah…anak kecil itu cepat sekali bosannya. Apalagi soal main- bermain. Sebagai seorang ibu ataupun babysitter harus pintar- pintar menebak dan mengantisipasi kemauan dari anak yang sedang kita jaga atau tangani. Begitulah saya…. Saya selalu mencoba membaca pikiran melalui raut muka dari setiap anak kecil yang sedang saya hadapi. Saya selalu berusaha menenangkan hati mereka tatkala gundah ataupun lara…ehm… ketika mereka mulai ceria kembali, pasti saya akan merasakan kepuasan tersendiri, saya merasa bahagia melihat senyuman anak- anak yang masih polos. Dan melihat mereka makan dengan lahapnya.

Seiring dengan berjalannnya waktu, sepertinya saya semakin dewasa. Masa kanak- kanak telah saya lewati dan habiskan bersama anak- anak pula. Kala itu…. Saya enggan bergaul dengan orang dewasa saat saya usia SD hingga saya duduk di bangku SMP, hampir seluruh waktu saya gunakan untuk bermain dan bermain dengan anak- anak di kampung dimana saya tinggal. Bermain di sawah, berenang di kali, menulusuri hutan, memanjat jambu putih di tepi jurang, mencari keong di sawah, bermain di rumah pohon, memasak- masak, mengambil batang tebu pada lahan yang saya tidak tahu siapa pemilikya, namun sama sekali tidak merasa bersalah karena seakan- akan tanaman tebu itu adalah milik bersama. Namun setelah dewasa, baru saya menyadari bahwa tebu- tebu yang pernah saya tebang itu adalah milik salah satu industri gula pasir/putih…he..he..he… tak apalah…semua telah berlalu, dan sepertinya pemiliknya tidak marah jikalau ada rakyat yang mengambil beberapa batang tebu pada saat itu di lahan perkebunan. Yah… asal jangan ditebang semua.

Kembali ke profesi saya sebagai babysitter….,yah… pekerjaan ini sudah menjadi bagian dari hidup saya. Entah kenapa sejak dahulu hingga sekarang saya senang melihat anak- anak atau balita. Mereka begitu lucu, menggemaskan, menghibur dan menurut saya lebih mudah untuk diurus dan dijaga ketimbang mengurus orang dewasa apalagi ABG…yang senengnya ngomongin hal yang tidak berguna. tidak bermaksud menghindari mereka, tapi begitulah kenyataannya…. Anah saja! ABG sekarang tuh, beda banget dengan saya ABG dulu. Sekarang ngomongnya soal cowok melulu…. Gaya melulu….. penampilan melulu…. Pokoknya serba kapitalistik dan materialistik deh… tentunya membuat saya tidak nyaman. Makanya waktu ABG dulu alias pada saat saya menginjak usia baligh, saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, di perpus, di kamar saya yang cukup nyaman dengan balutan hasil kerajinan tangan saya sendiri. Yah….. mending saya belajar, menulis diary, melukis, memasak, beres- beres rumah, membaca buku bermanfaat, menyiram tanaman, dan berkumpul bersama sepupu- sepupu tersayang di setiap akhir pekan, dari pada menghabiskan begitu banyak waktu dengan sesuatu yang tidak jelas kemana akhirnya dan bersama orang yang tak jelas pula apa cita- cita serta impiannya. Sungguh merugikan!!!

Ada begitu banyak cara yang dilakukan orang untuk menikmati hidupnya. Bagiku….cukup menjadi diri sendiri dan mengenali siapa diri ini. Dari mana saya berasal, untuk apa saya diciptakan dan kelak saya mau kemana? Yah….tentunya semua tergantung dari saya, saya mau berubah atau tidak, semua terserah saya.  Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala, “ Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada mereka sendiri”.( TQS. Ar- Raad: ayat 11 )
Mendengar nasehat langsung dari Sang Khalik melalui Al- Quran, rasanya menjadi obat tersendiri bagi hati- hati yang hampir redup dan tak ingin kehilangan arah…
Menjadi Babysitter sebenarnya sama dengan belajar dan menjadi seorang ibu, bagi wanita yang ingin membuktikan dirinya sebagai wanita sejati. Harus bisa merawat dan menjaga bayi. Walaupun saya begitu banyak kekurangan, namun hal tersebut tidak menjadikan saya patah semangat apalagi putus asa. Saya hanya terus berusaha berjalan pada arah yang telah ditentukan oleh Sang Khalik, melakukan sesuatu sesuai dengan perkataan hati dan selalu berusaha agar tak mendustai hati. Menjadi manusia yang berotasi pada garis edar yang telah ditetapkann oleh Sang Maha Pemberi hidup.

Apa yang dipikirkan seseorang ketika ia di minta berkata jujur namun kemudian yang keluar dari mulutnya adalah sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya? Pastinya menyisahkan penyesalan….. dan jangan memungkiri bahwa di dalam diri wanita itu terdapat jiwa keibuan… jangan mengatakan “ Aku tak bisa merawat bayi!”. Oh yah? Tidak ada yang tidak mungkin, selama anda mau mencoba saudariku….kalau saya bisa, mengapa anda tidak?

Babysitter merupakan pekerjaan yang indah….menyenangkan dan menjadikan awet muda, kerutan diwajah akan lebih lama muncul ketimbang mereka yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berpikir berat dan mikirin dunia karir. Kanapa? Menjadi babysitter tak harus berpikir banyak dan berat. Karena menjadi sorang perawat anak atau balita tak harus mengeluarkan modal, kita hanya perlu keterampilan yang terlahir dari kebiasaan menangani anak kecil. Yah… suatu kebiasaan akan melahirkan keterampilan. Dan mudah bila dilakukannya dengan hati alias ikhlas… 

Memang, merawat atau menjaga bayi itu butuh kesabaran. Saya harus sabar menangani bayi yang rewel apalagi hiperaktif seperti keponakan saya. Namun saya sangat bersyukur karena masih di beri kesematan untuk bertemu dan menjaga keponakan saya satu- satunya itu. Khairin memberi spirit dalam hidup saya. Saya suka senyumnya, saya bahagia bila dia makan dengan lahapnya, bermain bersama, jalan- jalan bersama. Balita ini senang dengan hal-hal unik, hampir semua benda diambilnya dan bertanya- tanya tentang benda yang ia pegang. Balita memang belum memiliki cara berpikir yang sempurna, sehingga orangtua memiliki peranan dan kewajiban untuk menjelaskan kepada mereka. Yah…tentunya menggunakan bahasa atau kosa kata sesuai dengan tingkat pemahaman si balita secara bertahap.

To be contunued....^^

3 komentar:

  1. Nice post ^_^b
    Doakan ana ya ukhty, agar bs menjadi ibu dlm wkt dekat ini :)
    salam ukhuwah :)

    BalasHapus
  2. aamiin YA RAbb... ukhti tetap semangat yah!...... anaa uhibbukifillah....

    BalasHapus