I
Am BaBy SiTTeR
I am a babysitter… yup….
Setiap liburan akhir semester saya pun siap siaga menekuni peran ini, selain
sebagai seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi termasyur di kota ini.
Merawat serta mengurus BALITA ( bayi dibawah lima tahun ) adalah sebuah
keahlian saya, dan saat ini bayi yang tengah saya rawat adalah bayi dua tahun
dan sebentar lagi usianya genap tiga tahun, dia itu hyperaktif, cowok pula…namanya Khairin, yang tak lain adalah
keponakan saya sendiri. Pekerjaan ini telah saya geluti selama mengenyam
pendidikan di bangku kuliah. Hampir tiga tahun saya kuliah dan setiap pulang kampung
saya akan menerima profesi sebagai babysitter
dengan senang hati. Karena memang ini adalah sebuah pekerjaan yang saya senangi sejak masih kecil
dulu.
Beberapa
tahun yang lalu, acapkali tetangga menitipkan anak mereka pada saya. Sejak usia
SD hingga SMA, saya sudah terbiasa menjaga serta merawat bayi. Entah itu sepupu
atau pun anak tetangga. Keluarga maupun kerabat terdekat kadang mengatakan
bahwa saya ini adalah seorang “punggawa” atau pemimpin para anak- anak.
Aneh juga yah… itulah saya, yang mengherankan kenapa anak- anak suka menempel sama
saya. Apa karena saya lucu, cukup cantik dan punya banyak ide untuk di jadikan
bahan untuk bermain? Narsis…!!! Ah…entahlah….. padahal sebenarnya saya ini
orangnya cukup judes dan cerewet, dan anak- anak yang pernah saya asuh pasti
tahu siapa saya dan bagaimana saya…he...he...
Mungkin
karena aura jiwa keibuan saya yang begitu tajam, sehingga banyak anak kecil yang
mudah saya tenangkan tatkala mereka rewel atau badmood….. yah…anak kecil itu cepat sekali bosannya. Apalagi soal
main- bermain. Sebagai seorang ibu ataupun babysitter
harus pintar- pintar menebak dan mengantisipasi kemauan dari anak yang
sedang kita jaga atau tangani. Begitulah saya…. Saya selalu mencoba membaca pikiran
melalui raut muka dari setiap anak kecil yang sedang saya hadapi. Saya selalu
berusaha menenangkan hati mereka tatkala gundah ataupun lara…ehm… ketika mereka
mulai ceria kembali, pasti saya akan merasakan kepuasan tersendiri, saya merasa
bahagia melihat senyuman anak- anak yang masih polos. Dan melihat mereka makan
dengan lahapnya.
Seiring
dengan berjalannnya waktu, sepertinya saya semakin dewasa. Masa kanak- kanak
telah saya lewati dan habiskan bersama anak- anak pula. Kala itu…. Saya enggan
bergaul dengan orang dewasa saat saya usia SD hingga saya duduk di bangku SMP,
hampir seluruh waktu saya gunakan untuk bermain dan bermain dengan anak- anak
di kampung dimana saya tinggal. Bermain di sawah, berenang di kali, menulusuri
hutan, memanjat jambu putih di tepi jurang, mencari keong di sawah, bermain di
rumah pohon, memasak- masak, mengambil batang tebu pada lahan yang saya tidak
tahu siapa pemilikya, namun sama sekali tidak merasa bersalah karena seakan-
akan tanaman tebu itu adalah milik bersama. Namun setelah dewasa, baru saya
menyadari bahwa tebu- tebu yang pernah saya tebang itu adalah milik salah satu
industri gula pasir/putih…he..he..he… tak apalah…semua telah berlalu, dan
sepertinya pemiliknya tidak marah jikalau ada rakyat yang mengambil beberapa
batang tebu pada saat itu di lahan perkebunan. Yah… asal jangan ditebang semua.
Kembali
ke profesi saya sebagai babysitter….,yah…
pekerjaan ini sudah menjadi bagian dari hidup saya. Entah kenapa sejak dahulu
hingga sekarang saya senang melihat anak- anak atau balita. Mereka begitu lucu,
menggemaskan, menghibur dan menurut saya lebih mudah untuk diurus dan dijaga
ketimbang mengurus orang dewasa apalagi ABG…yang senengnya ngomongin hal yang
tidak berguna. tidak bermaksud menghindari mereka, tapi begitulah
kenyataannya…. Anah saja! ABG sekarang tuh, beda banget dengan saya ABG dulu.
Sekarang ngomongnya soal cowok melulu…. Gaya melulu….. penampilan melulu…. Pokoknya
serba kapitalistik dan materialistik deh… tentunya membuat saya tidak nyaman.
Makanya waktu ABG dulu alias pada saat saya menginjak usia baligh, saya lebih
banyak menghabiskan waktu di rumah, di perpus, di kamar saya yang cukup nyaman
dengan balutan hasil kerajinan tangan saya sendiri. Yah….. mending saya
belajar, menulis diary, melukis, memasak, beres- beres rumah, membaca buku
bermanfaat, menyiram tanaman, dan berkumpul bersama sepupu- sepupu tersayang di
setiap akhir pekan, dari pada menghabiskan begitu banyak waktu dengan sesuatu
yang tidak jelas kemana akhirnya dan bersama orang yang tak jelas pula apa
cita- cita serta impiannya. Sungguh merugikan!!!
Ada
begitu banyak cara yang dilakukan orang untuk menikmati hidupnya. Bagiku….cukup
menjadi diri sendiri dan mengenali siapa diri ini. Dari mana saya berasal,
untuk apa saya diciptakan dan kelak saya mau kemana? Yah….tentunya semua
tergantung dari saya, saya mau berubah atau tidak, semua terserah saya. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala, “ Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu
kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada mereka sendiri”.( TQS.
Ar- Raad: ayat 11 )
Mendengar
nasehat langsung dari Sang Khalik melalui Al- Quran, rasanya menjadi obat
tersendiri bagi hati- hati yang hampir redup dan tak ingin kehilangan arah…
Menjadi
Babysitter sebenarnya sama dengan
belajar dan menjadi seorang ibu, bagi wanita yang ingin membuktikan dirinya
sebagai wanita sejati. Harus bisa merawat dan menjaga bayi. Walaupun saya
begitu banyak kekurangan, namun hal tersebut tidak menjadikan saya patah
semangat apalagi putus asa. Saya hanya terus berusaha berjalan pada arah yang
telah ditentukan oleh Sang Khalik, melakukan sesuatu sesuai dengan perkataan
hati dan selalu berusaha agar tak mendustai hati. Menjadi manusia yang berotasi
pada garis edar yang telah ditetapkann oleh Sang Maha Pemberi hidup.
Apa
yang dipikirkan seseorang ketika ia di minta berkata jujur namun kemudian yang
keluar dari mulutnya adalah sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya? Pastinya
menyisahkan penyesalan….. dan jangan memungkiri bahwa di dalam diri wanita itu
terdapat jiwa keibuan… jangan mengatakan “
Aku tak bisa merawat bayi!”. Oh yah? Tidak ada yang tidak mungkin, selama
anda mau mencoba saudariku….kalau saya bisa, mengapa anda tidak?
Babysitter
merupakan pekerjaan yang indah….menyenangkan dan menjadikan awet muda, kerutan
diwajah akan lebih lama muncul ketimbang mereka yang lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk berpikir berat dan mikirin dunia karir. Kanapa? Menjadi babysitter tak harus berpikir banyak dan
berat. Karena menjadi sorang perawat anak atau balita tak harus mengeluarkan
modal, kita hanya perlu keterampilan yang terlahir dari kebiasaan menangani
anak kecil. Yah… suatu kebiasaan akan melahirkan keterampilan. Dan mudah bila
dilakukannya dengan hati alias ikhlas…
Memang,
merawat atau menjaga bayi itu butuh kesabaran. Saya harus sabar menangani bayi
yang rewel apalagi hiperaktif seperti keponakan saya. Namun saya sangat
bersyukur karena masih di beri kesematan untuk bertemu dan menjaga keponakan
saya satu- satunya itu. Khairin memberi spirit dalam hidup saya. Saya suka
senyumnya, saya bahagia bila dia makan dengan lahapnya, bermain bersama, jalan-
jalan bersama. Balita ini senang dengan hal-hal unik, hampir semua benda
diambilnya dan bertanya- tanya tentang benda yang ia pegang. Balita memang
belum memiliki cara berpikir yang sempurna, sehingga orangtua memiliki peranan
dan kewajiban untuk menjelaskan kepada mereka. Yah…tentunya menggunakan bahasa
atau kosa kata sesuai dengan tingkat pemahaman si balita secara bertahap.
To be contunued....^^
Subhanallah... ^_^
BalasHapusNice post ^_^b
BalasHapusDoakan ana ya ukhty, agar bs menjadi ibu dlm wkt dekat ini :)
salam ukhuwah :)
aamiin YA RAbb... ukhti tetap semangat yah!...... anaa uhibbukifillah....
BalasHapus