Selasa, 04 September 2012

My Adventure" Bantaeng oh Bantaeng"


Bantaeng Oh Bantaeng



Fajar mulai menyonsong pagiku, ketika kaki masih beku karena dinginnya suhu udara di pundak gunung Lompo Battang. Kabut masih menutupi jalan, pohon dan juga lading petani. Semua masih nampak tak jelas, hanya terdengar suara- suara sumbang para petani yang mulai sibuk berkemas menuju lading mereka. Suara kuda samar- samar dari belakang rumah yang kutempati selama menjadi pendatang alias tamu tak diundang.

Hari ini adalah hari kedua aku berada ditempat yang asing bagiku. Kemarin dulu aku dating sebagai orang asing yang sengaja mencari tempat untuk menenagkan diri. Yah… aku memutuskan untuk peregi seorang diri mencari tempat yang tenang.

Seminggu di kota tua Bantaeng, kota yang terletak diujung kaki pulau Sulawesi Selatan. Aku datang dengan tujuan untuk belajar dan mempelajari banyak hal tentang Tata Ruang Kota. Menjadi mahasiswa yang mengambil bidang ilmu pengembangan wilayah kota membuatku semakin belajar akan banyak hal baru. Dari sebuah  tempat yang kecil hingga kesebuah tempat yang lebih besar. Survei lapangan, sebuah pekerjaan yang tak asing lagi bagi mahasiswa PWK seperti diriku. Tenaga, waktu, pikiran, uang semua akan terkuras. Dan begitulah resiko ketika seseorang memilih untuk masuk kejurusan ini. Namun, bagiku semua pengorbanan tidaklah berrarti sia- sia dan pasti membuahkan hasil, walaupun prosesnya panjang dan pahit, akan tetapi akan berbuah manis. Aku yakin suatau saat akan kutemui diriku menjadi orang yang sukses.

Matahari semakin memuncak diufuk timur, bertambah naik hingga melewati ketinggianpuncak gunung Lompo Battang. Sekarang pukul 08. 00 pagi, Anti mengajakku mendaki dimana bunga- bunga seruni dan Krisan akan terlihat sangat indah. Mendengarkan cerita Anti semalam tentang tempat yang akan kami kunjungi pagi ini membuatku semakin betah berada di desa yang baru aku kunjungi ini. Desa yang berada diatas gunung, jauh dari perkotaan. Membayangkan betapa berbanding jauh dengan suasana di Kota Makassar yang mulai memanas memasuki bulan April.

Aku tengah mengenakan Jilbabku lengkap dengan kerudung dan jaket biru kesayanganku. Kupasang kacamataku yang berembun karena dinginnya udara di desa ini. Aku pun sangat siap berpetualang hari ini, kuraih ransel dan kugantungkan pada pundakku. Anti pun sudah siap menjadi kompasku menuju lading bunga.

Khayalanku semakin tinggi, semakin dekat dengan lokasi jantungku semakin berdetak dengan cepat. Rasanya tak sabar lagi, aku sungguh penasaran dengan mahakarya Tuhan yang amat indah itu. Gara- gara Anti menceritakan banyak hal mengenai tempat itu, sampai- sampai aku membawanya kedalam dunia mimpiku semalam.

Langkah kakiku semakin cepat saja. Udara pun semakin panas,karena berada pada daerah ketinggian maka matahari seakan- akan berada diatas kepalaku. Embun mulai lenyap tersapu teriknya mentari, burung- burung terbang beriringan diatas pohon cemara, kebun- kebun sawi, kol, stroberi dan wortel mulai kelihatan, hewan- hewan ternakpun mulai keluar dari kandangnya.

Beraneka macam bola mata tertuju padaku, didiringi dengan senyuman khas orang desa. “Ah…betapa ramahnya orang- orang di desa ini”. Tegurku dalam hati. Sungguh, kau smasekali tak ada kta untuk menyesal telah melarikan diri dari teman- teman tim surveiku yang masih asyik di Kota Bantaeng.

Akhirnya kami tiba. Aku dan Anti saling berpandangan kemudian tersenyum lega setelah hampir satu jam perjalanan dari rumah Anti. Lumayan lama, namun tak berat bagiku, hal ini sudah merupakan hal yang biasa bagi seorang surveyor.
“ Arin, lihatlah kearah sana” kata Anti sambil menujukkan jari telunjuknya kearah barat tempatku berdiri.
Makonja…..”, ucapku dalam hati. Anti kemudian melongo melihat ekspresi dan mungkin dia bingung dengan bahasa yang baru aku sebutkan, Makonja artinya indah dalam bahasa bugis Bone.
“ wah cantiknyaaaa….., ini sungguh luar biasa!”. Sahutku lagi. Anti hanya tersenyum melihatku.
Hamparan bunga seruni, bunga Krisan ada dimana- mana. Mulai adari warna merah, kuning, putih hingga orengs, membuat mataku berbinar- binary dan terkesima dengan keindahan tempat ini. Seperti dalam negeri dongeng, dan seketika aku mebayangkan diriku seperti seorang putrid yang tersesat di taman bunga.

Dua hari yang lalu aku masih menikmati birunya laut di Kota Bantaeng, sekarang aku berdiri tegak sambil mengepakkan kedua lengan bagaikan burung Nuri ditengah lautan bunga dengan aneka warna seperti pelangi. Aku sungguh takjub dan bersyukur atas nikmat hidup yang masih diberikan Tuhan untukku hari ini. Alhamdulillah…^^


                                                                                                                                                   2011

Senin, 03 September 2012

Ketika Aku Bicara Tentang C.I.N.T.A


Ketika Aku Bicara Tentang C.I.N.T.A ?


Ketika ada yang terobsesi kepada Anda, maksud saya adalah apabila ada yang mencintai Anda lebih dari  yang Anda harapkan, apakah anda akan sama, mencintainya dengan cinta yang lebih.

Bagi saya adalah tidak, kenapa???.

Karena hal tersebut akan membuat saya takut, ilfeel dan merasa tidak nyaman. Apakah dia benar-benar mencintai saya kerena Allah SWT atau yang lainnya,yang saya takutkan jika rasa cinta yang dia berikan lebih besar dibandingkan rasa cintanya kepada Allah. Menurutmu??? Kenapa seharusnya cinta itu? Cinta itu harus bagaimana?

Bukankah cinta ada karena kita sendiri yang menginginkannya, karena dulu  Sang Adam tidak betah untuk hidup sendiri, makanya diciptakanlah seorang pendamping untuknya, yaitu Sang Hawa, wanita pertama yang diciptakan untuk Sang Adam dan membuatnya merasakan yang namanya cinta. Bagaimana dengan cinta kepada Sang Pencipta?, kurasa itu sudah pasti, bukankah manusia ada karena ada yang Menciptakannya.

Apakah memang sudah kodratnya seorang manusia, yaitu tidak betah untuk sendiri. Dan cenderung lebih suka mencari pasangan. Tunggu dulu… sebenarnya yang diinginkan seorang pasangan hidup atau cinta? Cinta untuk melengkapi hidupnya agar lebih tentram dan damai. Mungkin dua-duanya. Aku sendiri mulai kwatir, apakah nantinya akan kutemukan belahan jiwaku… my soulmate…. Yah… mungkin sangat jarang wanita yang menginginkan dirinya menjadi perawan tua alias tak berminat untuk menikah dan lebih suka sendiri.

Tapi, tidak bagiku. Aku juga sama dengan wanita pada umummnya yakni menginginkan seorang pendamping hidup agar aku bisa lebih kuat untuk berdiri menepaki hidup ini. Bagiku, hambar rasanya jika kehidupan tidak diisi dengan sebuah ritual yang dinamakan pernikahan antara dua insan yang saling mencintai, istilahnya sehidup semati. He..he… 

Itulah hidup… akan terasa hambar tanpa kehadiran seorang cinta alias soulmate, cinta yang benar-benar indah karena cinta itu murni tanpa cacat. Setiap yang mengenal yang namanya cinta pastilah hidupnya takkan sengsara walau sedetikpun. Cinta membuat kita bahagia, bagaikan vitamin yang merasuki jiwa-jiwa yang kering. Cinta membuat orang tersenyum…. Ya… begitulah cinta apa adanya. Terlalu banyak kata untuk mengekspresikan yang namanya cinta. Bagiku, cukup dengan tingkah laku( BUKTI NYATA)…  apa yang bisa kau lakukan untuk memperjuangkan cinta itu. Maka itulah cinta. Cinta yang benar-benar timbul karena Allah, karena kita mencintai Sang Khalik….karena Cinta kita berlandaskan Cinta kepada-Nya, sehingga dua sejoli itu akan benar-bnar merasakan cinta yang seutuhnya tanpa noda, karena Cinta memang tak mengenal dusta, benci,dosa dan sebagainya. Karena cinta menciptakan kebaikan dan kedamaian dunia dan akhirat. Untuk itulah Allah memberi kita kesempatan luar biasa untuk merasakan yang namanya C.I.N.T.A….karena ia adalah fitrah yang tak bisa dipungkiri…
Dan Cinta kepada lawan jenis adalah mencintainya setelah ia telah halal untuk kita cintai… setelah kita resmi menjadi sepasang suami dan istri… cinta yg timbul sebelum terjalinnya ikatan pernikahan cenderung mengantarkan pada perbuatan yang diharamkan Allah…yakni perzinahan, zina mata, pikiran, tangan, hati, kaki, dll…

Jangan liat sinetron, Iklan atau Film. Karena itu hanya cerita belaka. Maka temukanlah Cintamu… jangan melamun saja, tapi berusahalah untuk memperbaiki diri untuk mendapatkan cinta itu.
Ingatlah Firman Allah yang telah termaktub dalam kitab suci Al- Quran… seperti dibawah ini...

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…” ( TQS. An- Nuur (24): ayat 26)

Sabtu, 01 September 2012

Religion and Study hard For Price



Ketika agama ditempatkan pada tataran ritualisme belaka. Sungguh sangat disayangkan. Ketika agama dipelajari hanya untuk mendapatkan nilai. Sungguh ironis! Ketika agama ditekuni hanya untuk mendapatkan gelar atau profesi saja…. Maka oh…. Sungguh menakutkan! Its very dangerous!
Pernyataan di atas tadi hanyalah sebuah prologue singkat dari saya… sebenarnya saya ingin kembali bercerita. biasalah…^_^ ini sudah menjadi hobi atau habit saya untuk bercerita dan mengarang cerita, tidak sembarang bercerita karena saya selalu punya kisah nyata untuk diceritakan. 


Sepekan yang lalu, ketika mahasiswa tengah menunggu sang dosen untuk mengumumkan hasil ujian akhir semester. Dengan penuh rasa penasaran, antara remedial atau tidak, Wajah para mahasiswa mulai nampak tegang. Dan survey membuktikan, setelah hasil ujian/ final- test diumumkan maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya didalam kelas itu hanya berkisar 15% saja mahasiswa yang tidak remedial, selebihnya atau 85% remedial alias harus mengulang. Tahukah anda mata kuliah umum apa yang yang diujikan. Pendidikan agama Islam untuk MKU pendidikan Agama Islam.

Apa yang terjadi? Mudah saja untuk menjawab pertanyaan ini. Tak lain dan tak bukan karena Sistem Sekularisme- Kapitalisme semakin mendarah daging ditubuh generasi umat Islama saat ini. Saya tak akan menyalahkan 100% atas apa yang menimpa mahasiswa dewasa ini. Wajar….Pendidikan agama yang mereka dapatkan hanya satu kali dalam delapan semester masa perkuliahan/ 4 tahun dengan waktu maksimal 2 jam dalam satu kali pertemuan perpekannya. Kecuali bila mahasiswa yang memilih belajar agama di luar kampus atau dengan cara rutin mengikuti kajian Islam pasti nilai agama yang mereka dapatkan akan bagus dan memuaskan. Namun bagaimana dengan mereka yang terlampau jauh meninggalkan agama? Hanya menganggap pendidikan agama sebagai mata kuliah umum saja? Bukan kemudian untuk dijadikan aturan hidup, pandangan hidup atau idiologi?…..inilah Negara sekularisme= memisahkan agama dari kehidupan. Menjadikan generasi Islam berprilaku hedonis, terperdaya dan terpuruk.
***
Alhamdulillah…. Kata yang pantas saya ucapkan tatkala mendengar hasil ujian Pendidikan agama diakhir semester ini. Walaupun sebelum ujian saya tidak belajar banyak terkait materi ujian pada waktu itu. Hasil yang terbilang memuaskan. Yang pada awalnya saya menduga akan banyak salah karena pada saat ujian saya hanya mengarang…dan hampir seluruhnya adalah hasil dari pemikiran saya sendiri, tidak ada yang bersumber dari buku  pendidikan agama Islam MKU. Its me…^_^

Setiap kali diadakan ujian/ final- test saya hanya mengandalkan kemampuan mengarang dan merangkai kata saya hingga akan membentuk beberapa kalimat dan paragrapf. Tentunya saya tidak asal mengarang. Pasti ada proses membaca dan belajar sebelumnya yang saya tekuni. Karena ilmu tidak saya jadikan untuk mendapatkan nilai. Tapi ilmu saya pelajari sebagai kebutuhan saya. Yah….. ilmu tidak hanya untuk mendapatkan prestasi atau nilai. Melainkan sudah menjadi kewajiban dan kebutuhan mendasar bagi diri saya, diri kita sebagai hamba Allah. Tanpa ilmu, apa artinya diri ini? Hanya berupa tumpukan materi yang kemudian digerakkan oleh ruhiyah yang tertanam dalam jasad.

Saya tidak akan kaget setiap kali diadakan ujian terencana ataupun dadakan. Saya pasrahkan segalanya hanya kepada Allah azza wa jalla. Allah Yang Maha Tahu. Allah Sang Maha Pemberi hasil tebaik untuk hambanya. Saya hanya perlu berusaha dan memaksimalkan setiap potensi yang saya miliki. Kuncinya adalah jangan pernah berhenti untuk belajar. Belajar bukan untuk diri sendiri tapi untuk orang lain, untuk masa depan, untuk manusia dan untuk mencetak generasi umat Islam yang cemerlang, dan tentunya harus dimulai dari diri sendiri.

Lihatlah permasalahan yang mungkin akan timbul ketika ilmu atau agama hanya ditempatkan pada tataran ritualisme belaka, apa jadinya generasi ini? Semua hanya akan belajar demi mendapatkan nilai serta prestasi, pujian serta jabatan. Tak ada lagi yang memperdulikan proses dari pencapaian itu, tak kenal halal atau haram. Semua akan disambar demi mendapatkan apa yang diinginkan. Dan itulah yang terjadi saat ini, hingga hari ini. Saya tak bisa pungkiri itu, karena sebelum saya mengenal Islam lebih jauh seperti sekarang ini, dulunya saya juga pernah menjadi salah satu dari mereka. Belajar untuk lulus…belajar untuk nilai, etc.

Manusia bisa berubah, siapa bilang tidak!!!

Life is choise…..yah….intinya, hidup adalah pilihan. Kita hidup untuk memilih. Dan pilihannya pun amatlah jelas, seperti jelasnya antara siang dan malam, bulan dan bintang, langit dan awan.^_^. Baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah. Maka pilihlah pilihan yang baik menurut Allah, dan tentunya akan membaikkan diri ini, dijamin pasti akan selamat dunia- akhirat deh... Itu yang sedang saya tanamkan pada diri saya. Saya memilih untuk berjalan pada koridor Islam, melihat berdasarkan kacamata Islam and I am proud to be a Moeslim….^_^ 

Saya sangat bersyukur telah mengenal Islam yang kaaffah. Dan masih banyak yang belum saya pelajari. Ilmu Allah amat luas. Entah saya sanggup atau tidak untuk mempelajari dan mengamalkannya. Allah Yang Maha Pemberi dan Maha Mengatur.

Terima kasihku untuk- Mu yaa Rabb… Sang Maha pemberi Ilmu dan juga Kepada Rasulullah dan para sahabat, juga untuk keluarga beliau dan orang- orang yang tetap Istiqomah di jalan ini hingga detik ini. Kepada keluargaku tercinta, saudara- saudari seimanku di belahan dunia manapun itu…..aku berterima kasih untuk kalian semua. Jazakumullah khaeran khatsiran…..



I am A BabySitteR?


I Am BaBy SiTTeR


I am a babysitter… yup…. Setiap liburan akhir semester saya pun siap siaga menekuni peran ini, selain sebagai seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi termasyur di kota ini. Merawat serta mengurus BALITA ( bayi dibawah lima tahun ) adalah sebuah keahlian saya, dan saat ini bayi yang tengah saya rawat adalah bayi dua tahun dan sebentar lagi usianya genap tiga tahun, dia itu hyperaktif, cowok pula…namanya Khairin, yang tak lain adalah keponakan saya sendiri. Pekerjaan ini telah saya geluti selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Hampir tiga tahun saya kuliah dan setiap pulang kampung saya akan menerima profesi sebagai babysitter dengan senang hati. Karena memang ini adalah sebuah  pekerjaan yang saya senangi sejak masih kecil dulu. 

Beberapa tahun yang lalu, acapkali tetangga menitipkan anak mereka pada saya. Sejak usia SD hingga SMA, saya sudah terbiasa menjaga serta merawat bayi. Entah itu sepupu atau pun anak tetangga. Keluarga maupun kerabat terdekat kadang mengatakan bahwa saya ini adalah seorang  punggawa” atau pemimpin para anak- anak. Aneh juga yah… itulah saya, yang mengherankan kenapa anak- anak suka menempel sama saya. Apa karena saya lucu, cukup cantik dan punya banyak ide untuk di jadikan bahan untuk bermain? Narsis…!!! Ah…entahlah….. padahal sebenarnya saya ini orangnya cukup judes dan cerewet, dan anak- anak yang pernah saya asuh pasti tahu siapa saya dan bagaimana saya…he...he...

Mungkin karena aura jiwa keibuan saya yang begitu tajam, sehingga banyak anak kecil yang mudah saya tenangkan tatkala mereka rewel atau badmood….. yah…anak kecil itu cepat sekali bosannya. Apalagi soal main- bermain. Sebagai seorang ibu ataupun babysitter harus pintar- pintar menebak dan mengantisipasi kemauan dari anak yang sedang kita jaga atau tangani. Begitulah saya…. Saya selalu mencoba membaca pikiran melalui raut muka dari setiap anak kecil yang sedang saya hadapi. Saya selalu berusaha menenangkan hati mereka tatkala gundah ataupun lara…ehm… ketika mereka mulai ceria kembali, pasti saya akan merasakan kepuasan tersendiri, saya merasa bahagia melihat senyuman anak- anak yang masih polos. Dan melihat mereka makan dengan lahapnya.

Seiring dengan berjalannnya waktu, sepertinya saya semakin dewasa. Masa kanak- kanak telah saya lewati dan habiskan bersama anak- anak pula. Kala itu…. Saya enggan bergaul dengan orang dewasa saat saya usia SD hingga saya duduk di bangku SMP, hampir seluruh waktu saya gunakan untuk bermain dan bermain dengan anak- anak di kampung dimana saya tinggal. Bermain di sawah, berenang di kali, menulusuri hutan, memanjat jambu putih di tepi jurang, mencari keong di sawah, bermain di rumah pohon, memasak- masak, mengambil batang tebu pada lahan yang saya tidak tahu siapa pemilikya, namun sama sekali tidak merasa bersalah karena seakan- akan tanaman tebu itu adalah milik bersama. Namun setelah dewasa, baru saya menyadari bahwa tebu- tebu yang pernah saya tebang itu adalah milik salah satu industri gula pasir/putih…he..he..he… tak apalah…semua telah berlalu, dan sepertinya pemiliknya tidak marah jikalau ada rakyat yang mengambil beberapa batang tebu pada saat itu di lahan perkebunan. Yah… asal jangan ditebang semua.

Kembali ke profesi saya sebagai babysitter….,yah… pekerjaan ini sudah menjadi bagian dari hidup saya. Entah kenapa sejak dahulu hingga sekarang saya senang melihat anak- anak atau balita. Mereka begitu lucu, menggemaskan, menghibur dan menurut saya lebih mudah untuk diurus dan dijaga ketimbang mengurus orang dewasa apalagi ABG…yang senengnya ngomongin hal yang tidak berguna. tidak bermaksud menghindari mereka, tapi begitulah kenyataannya…. Anah saja! ABG sekarang tuh, beda banget dengan saya ABG dulu. Sekarang ngomongnya soal cowok melulu…. Gaya melulu….. penampilan melulu…. Pokoknya serba kapitalistik dan materialistik deh… tentunya membuat saya tidak nyaman. Makanya waktu ABG dulu alias pada saat saya menginjak usia baligh, saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, di perpus, di kamar saya yang cukup nyaman dengan balutan hasil kerajinan tangan saya sendiri. Yah….. mending saya belajar, menulis diary, melukis, memasak, beres- beres rumah, membaca buku bermanfaat, menyiram tanaman, dan berkumpul bersama sepupu- sepupu tersayang di setiap akhir pekan, dari pada menghabiskan begitu banyak waktu dengan sesuatu yang tidak jelas kemana akhirnya dan bersama orang yang tak jelas pula apa cita- cita serta impiannya. Sungguh merugikan!!!

Ada begitu banyak cara yang dilakukan orang untuk menikmati hidupnya. Bagiku….cukup menjadi diri sendiri dan mengenali siapa diri ini. Dari mana saya berasal, untuk apa saya diciptakan dan kelak saya mau kemana? Yah….tentunya semua tergantung dari saya, saya mau berubah atau tidak, semua terserah saya.  Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala, “ Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada mereka sendiri”.( TQS. Ar- Raad: ayat 11 )
Mendengar nasehat langsung dari Sang Khalik melalui Al- Quran, rasanya menjadi obat tersendiri bagi hati- hati yang hampir redup dan tak ingin kehilangan arah…
Menjadi Babysitter sebenarnya sama dengan belajar dan menjadi seorang ibu, bagi wanita yang ingin membuktikan dirinya sebagai wanita sejati. Harus bisa merawat dan menjaga bayi. Walaupun saya begitu banyak kekurangan, namun hal tersebut tidak menjadikan saya patah semangat apalagi putus asa. Saya hanya terus berusaha berjalan pada arah yang telah ditentukan oleh Sang Khalik, melakukan sesuatu sesuai dengan perkataan hati dan selalu berusaha agar tak mendustai hati. Menjadi manusia yang berotasi pada garis edar yang telah ditetapkann oleh Sang Maha Pemberi hidup.

Apa yang dipikirkan seseorang ketika ia di minta berkata jujur namun kemudian yang keluar dari mulutnya adalah sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya? Pastinya menyisahkan penyesalan….. dan jangan memungkiri bahwa di dalam diri wanita itu terdapat jiwa keibuan… jangan mengatakan “ Aku tak bisa merawat bayi!”. Oh yah? Tidak ada yang tidak mungkin, selama anda mau mencoba saudariku….kalau saya bisa, mengapa anda tidak?

Babysitter merupakan pekerjaan yang indah….menyenangkan dan menjadikan awet muda, kerutan diwajah akan lebih lama muncul ketimbang mereka yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berpikir berat dan mikirin dunia karir. Kanapa? Menjadi babysitter tak harus berpikir banyak dan berat. Karena menjadi sorang perawat anak atau balita tak harus mengeluarkan modal, kita hanya perlu keterampilan yang terlahir dari kebiasaan menangani anak kecil. Yah… suatu kebiasaan akan melahirkan keterampilan. Dan mudah bila dilakukannya dengan hati alias ikhlas… 

Memang, merawat atau menjaga bayi itu butuh kesabaran. Saya harus sabar menangani bayi yang rewel apalagi hiperaktif seperti keponakan saya. Namun saya sangat bersyukur karena masih di beri kesematan untuk bertemu dan menjaga keponakan saya satu- satunya itu. Khairin memberi spirit dalam hidup saya. Saya suka senyumnya, saya bahagia bila dia makan dengan lahapnya, bermain bersama, jalan- jalan bersama. Balita ini senang dengan hal-hal unik, hampir semua benda diambilnya dan bertanya- tanya tentang benda yang ia pegang. Balita memang belum memiliki cara berpikir yang sempurna, sehingga orangtua memiliki peranan dan kewajiban untuk menjelaskan kepada mereka. Yah…tentunya menggunakan bahasa atau kosa kata sesuai dengan tingkat pemahaman si balita secara bertahap.

To be contunued....^^