Namanya Ayla, ini kisahnya# true story
Kisah nyata ini terjadi 3 tahun yang lalu, Alya seorang
gadis cerdas, cukup cantik dan sederhana. Selepas SMA Alya melanjutkan
pendidikan ke tingkat university, diterima disalah satu kampus ternama di
kotanya.
Ini kisah cinta Alya
Sedari SD, SMP hngga SMA, Alya tidak pernah menjalin hubungan
dekat dengan pria manapun/nonmahram, alias berpacaran. Yah, Alya meyakini bahwasanya
pacaran hanya akan membuang-buang waktu.
Walaupun bg2 bnyak yg menyatakan suka padanya namun tak satupun yg diterima.
Alya hanya sibuk belajar, bimbel dan ikut kajian2 Islam.
Episode baru telah dimulai. Alya semakin dewasa...
dia tdk pernah berpikir untk pacaran, tapi hanya ingn di nikahi.
Tibalah masa itu, Alya berusia 19 thn.
seorang teman SMAnya dulu tiba2 menyatakan cinta via dunia maya...
Apa yang terjadi? Alya... menerimanya...
what? krn dia beranggapan tdk menerimanya sbg pacar tapi sbg calon suaminya krn
Alya mrasa dirinya sudah dewasa. Disinilah kekeliruan yg dlakukan seorang
Alya... mereka brdua akhirnya sering chatting, sms-an bhkan telpon2an
Hari berganti hari, pekan berganti pekan dan bulan
berganti bulan... akhirnya timbul rasa jenuh dan gelisah pd diri Alya, dia
merasa hubungan dkat dgn temannya sama sja dgn pacaran, bukan pacaran Islami,
krn Islam tdk mengenal istilah pacaran, dan Alya pun tahu akan hal tsb. Alya
mulai bnyak merenung akan apa yg terjdi pd dirinya beberapa bulan terakhir ini.
Ia bnyak bermuhasabah dan bertanya2 pd dirinya sendri, semakin gelisah dan
mrasa sangat bersalah akan tindakannya...
Alya menangis penuh penyesalan, dia berjanji tdk akan
mengulangi kesalahan yg sama. tdk akan pacaran, cukup sekali seumur hdup, hanya
bersama suaminya kelak.
Alya sgera menelpon teman dkatnya, yaitu Ardi yg selama beberapa bulan mengganggu konsentrasinya...perasaan cinta pun tumbuh diantara mereka krn seringnya mlakukan komunikasi, walaupun Ardi berada di luar kota... jdi mereka pacran jarak jauh? yah... bisa dkatakan begitu. Alya memberanikan diri untk memutskan hbungannya dgn Ardi. Alasannya krn dia tdk ingn mengkhianati Allah...
Yah, pacaran menurut Alya berarti sama dgn mengkhianati
Allah dan Rasulullah... berpacran mengajarkan cinta kepada manusia diatas cinta
kepd yg lainnya termasuk melebhi cinta kepada Allah, krn pacaran saja menjdi bukti
kita lebh mencintai pacar ketimbang cinta kepada-Nya, toh berani melanggar
syariat demi orang yg dicintai dgn jalur yg tdk dibenarkan dalam Islam.
Hal yang membuat Alya memutskan hbungannya dgn Ardi, juga
dikarenakan Alya semakin rajin ikut kajian Islam, ia sadar apa yg dlakukannya
adalah kesalahan fatal dan harus segera disudahi, jika tidak maka tdk akan
brkesudahan kcuali hanya berakhr dgn penyesalan yg mendalam.
Cinta, siapa sih
yg memungkirinya, seorang Alya pun telah jatuh hati... ia mulai tertarik dgn
lawan jenisnya, dan hal tsbt adalah manusiawi, alias sudah fitrah bg stiap
insan yg diciptakan Allah. cuman ada jalur untk menyalurkan perasaan itu. tak
lain adalah melalui ikatan suci, pernikahan...
Dengan menikah maka perasaan itu menjdi halal dan
bernilai pahala, setiap tatapan... Setiap sentuhan akan berubah menjdi pahala... cinta dan
kasih sayang karena Allah sungguh jauh lebh indah dbndingkan dgn aktivitas2 dlm
pacaran yg trkategorikan sama dgn mendekati zina bhkan mlakukan zina itu sndri.
bhkan sudah bnyk yg berzina, zina mata, hati, pikiran, tangan, kaki bhkan
kemaluan. hamil di luar nikah pun kini sudah tak jarang kita temui, bhkan
dikota2 besar semacam jakarta bnyak remaja yg tdk perawan lg... naudzubillah
min dzalik...
Inilah yg jg menjdi kekwatiran Alya, dia tak ingn
mlakukan hal yg serupa, apalg sampai bertindk bodoh.
Alya ingn fokus memperbaiki diri, karna dia yakin bhwasax
jodoh yg ditakdirkan untknya pasti jg sdang memperbaiki dirinya... ingat surat
an-Nur(24) Ayat 26, Allah berfirman:“Perempuan-perempuan yg keji untk laki2 yg
keji, dan laki2 yg keji hanya untk permpuan2 yg keji(pula), sdangkan permpuan2
yg baik untk laki2 yg baik, dan laki2 yg baik untuk perempuan2 yg
baik(pula)...”
Alya yakin, masalah jodoh sudah diatur oleh Allah, kekwatiran
Alya adalah bgmana kmudian ia bisa brtahan di tengah2 smakin bnyaknya godaan di
lingkungan yg liberal-sekuler. Alya, dlm tiap doanya slalu memohon agar di
istiqamahkan dlm Islam dan sbg pengembn dakwah di kampusnya
di usianya yg telah menginjak angka 21, usia yg tak lg
muda. Alya semakin fokus dgn kuliahnya, di semester 8. fokus mengerjakan
skripsi dan melakukan kwajibannya sbg hamlud dakwah.
Suatu ketika, godaan hati kembali menyapa... ajakan
taaruf mulai brdatangan, hngga ajakan menikah... but, Alya belum siap, dia
harus menyelesaikan stratanya, sbgmana janjinya kpd keluarganya. Alya pernah
berjanji, tdk akan menikah slama dirinya mash kuliah... dan sebenarnya Alya juga
belum siap, ia merasa butuh ilmu agama sebelum bergelar istri dan seorang ibu...
walaupun bisa dipelajari stlah menikah, tapi Alya ingin menyiapkan segalanya dgn
sebaik-baiknya
Ardi, apa kabar dengannya... mari kita tengok apa yg
sdang trjadi dgnx, stelah 3 tahun putus kontak dgn Alya. Ardi sangat menghargai
keputusan Alya saat itu, walaupun sempt mrasa kecewa. but, Ardi pun mulai sadar
dan memahami, mengapa Alya memutskan hubungan dengannya.
Demi menjaga hati... hati yang tak terjaga pasti akan
lalai dan tdk fokus beribdah kpd Allah...
ternyata, Ardi belumlah melupakan Alya, Ia merasa Alya begitu dkat dgnnya, seakan2 selalu menjadi pengingatnya agar sanantiasa beribadah kepada Allah...
ternyata, Ardi belumlah melupakan Alya, Ia merasa Alya begitu dkat dgnnya, seakan2 selalu menjadi pengingatnya agar sanantiasa beribadah kepada Allah...
Ada suasana tersirat, dmana ketika kita melihat seseorang
maka kita juga akan teringat dgn Tuhan, yah karna tindak tanduk atapun krn
melihat akhlak dan mengingat kebaikannya... seperti itulah yg drasakan Ardi. ia
termotivasi belajar agama krn Alya... ikhlas atau tidak, hanya Ardi dan Allah
yang tahu...
Ardi bersungguh2 ingn berubah... berubah karena siapa?
insya Allah, demi kebaikan dirinya sendiri...