Senin, 30 Juli 2012

ALHAMDULILLAH.... ( PUISI )

ALHAMDULILLAH… BY : ARINI ARIEF Alhamdulillah…. Ini bukan sekedar ucapan tak bermakna Melainkan sanjungan rasa syukurmu Kau ucapkan kemudian kau pahami…. Maka akan kau temui kedasyatan dari sebuah kata Yang melahirkan kedamaian di hati Satu kata penuh makna Bagi hamba- hamba yang berpikir Bagi hamba- hamba yang tahu Bagi hamba yang bersyukur Atas nafas yang masih berhembus Atas jiwa yang masih melekat dalam raga Atas kaki yang masih mampu melangkah Atas mata yang masih dapa memandang Atas telinga yang masih mendengar Atas jasmani yang masih sehat Oh…..sungguh Nikmat manakah yang kau dustakan? Alhamdulillah….. Ucaplah rasa syukurmu Segala puji bagi Allah yang telah menciptamu Yang menghembuskan ruh untuk jasadmu Yang menolongmu saat kau sulit Yang memberimu kekuatan bathin…. Alhamdulillah….. Ucapkanlah di setiap waktumu….

ALHAMDULILLAH.... ( PUISI )

ALHAMDULILLAH… BY : ARINI ARIEF Alhamdulillah…. Ini bukan sekedar ucapan tak bermakna Melainkan sanjungan rasa syukurmu Kau ucapkan kemudian kau pahami…. Maka akan kau temui kedasyatan dari sebuah kata Yang melahirkan kedamaian di hati Satu kata penuh makna Bagi hamba- hamba yang berpikir Bagi hamba- hamba yang tahu Bagi hamba yang bersyukur Atas nafas yang masih berhembus Atas jiwa yang masih melekat dalam raga Atas kaki yang masih mampu melangkah Atas mata yang masih dapa memandang Atas telinga yang masih mendengar Atas jasmani yang masih sehat Oh…..sungguh Nikmat manakah yang kau dustakan? Alhamdulillah….. Ucaplah rasa syukurmu Segala puji bagi Allah yang telah menciptamu Yang menghembuskan ruh untuk jasadmu Yang menolongmu saat kau sulit Yang memberimu kekuatan bathin…. Alhamdulillah….. Ucapkanlah di setiap waktumu….

ALHAMDULILLAH.... ( PUISI )

ALHAMDULILLAH… BY : ARINI ARIEF Alhamdulillah…. Ini bukan sekedar ucapan tak bermakna Melainkan sanjungan rasa syukurmu Kau ucapkan kemudian kau pahami…. Maka akan kau temui kedasyatan dari sebuah kata Yang melahirkan kedamaian di hati Satu kata penuh makna Bagi hamba- hamba yang berpikir Bagi hamba- hamba yang tahu Bagi hamba yang bersyukur Atas nafas yang masih berhembus Atas jiwa yang masih melekat dalam raga Atas kaki yang masih mampu melangkah Atas mata yang masih dapa memandang Atas telinga yang masih mendengar Atas jasmani yang masih sehat Oh…..sungguh Nikmat manakah yang kau dustakan? Alhamdulillah….. Ucaplah rasa syukurmu Segala puji bagi Allah yang telah menciptamu Yang menghembuskan ruh untuk jasadmu Yang menolongmu saat kau sulit Yang memberimu kekuatan bathin…. Alhamdulillah….. Ucapkanlah di setiap waktumu….

ALHAMDULILLAH.... ( PUISI )

ALHAMDULILLAH… BY : ARINI ARIEF Alhamdulillah…. Ini bukan sekedar ucapan tak bermakna Melainkan sanjungan rasa syukurmu Kau ucapkan kemudian kau pahami…. Maka akan kau temui kedasyatan dari sebuah kata Yang melahirkan kedamaian di hati Satu kata penuh makna Bagi hamba- hamba yang berpikir Bagi hamba- hamba yang tahu Bagi hamba yang bersyukur Atas nafas yang masih berhembus Atas jiwa yang masih melekat dalam raga Atas kaki yang masih mampu melangkah Atas mata yang masih dapa memandang Atas telinga yang masih mendengar Atas jasmani yang masih sehat Oh…..sungguh Nikmat manakah yang kau dustakan? Alhamdulillah….. Ucaplah rasa syukurmu Segala puji bagi Allah yang telah menciptamu Yang menghembuskan ruh untuk jasadmu Yang menolongmu saat kau sulit Yang memberimu kekuatan bathin…. Alhamdulillah….. Ucapkanlah di setiap waktumu….

Sabtu, 28 Juli 2012

PACARAN MENURUT ISLAM

BAGAIMANA PACARAN MENURUT ISLAM ?
Bagaimana pandangan Ibnu Qoyyim tentang hal ini ? Kata Ibnu Qoyyim, ” Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta. Malah, cinta diantara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan. Karena bila keduanya telah merasakan kenikmatan dan cita rasa cinta, tidak boleh tidak akan timbul keinginan lain yang tidak diperoleh sebelumnya. “ ” Bohong !” Itulah pandangan mereka guna membela hawa nafsunya yang dimurkai Allah, yakni berpacaran. Karena mereka telah tersosialisasi dengan keadaan seperti ini, seolah-olah mengharuskan adanya pacaran dengan bercintaan secara haram. Bahkan lebih dari itu mereka berani mengikrarkan, bahwa cinta yang dilahirkan bersama dengan sang pacar adalah cinta suci dan bukan cinta birahi. Hal ini didengung-dengungkan, dipublikasikan dalam segala bentuk media, entah cetak maupun elektronika. Entah yang legal maupun ilegal. Padahal yang diistilahkan kesucian dalam islam adalah bukanlah semata-mata kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja. Lebih dari itu, kesucian mata, telinga, hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan kesucian hati wajib dijaga. Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah� membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala macam zina ini. Rasulullah bersabda, ” Telah tertulis atas anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau didustakannya.” Jika kita sejenak mau introspeksi diri dan mengkaji hadist ini dengan kepala dingin maka dapat dipastikan bahwa segala macam bentuk zina terjadi karena motivasi yang tinggi dari rasa tak pernah puas sebagai watak khas makhluk yang bernama manusia. Dan kapan saja, diman saja, perasaan tak pernah puas itu selalu memegang peranan. Seperti halnya dalam berpacaran ini. Pacaran adalah sebuah proses ketidakpuasan yang terus berlanjut untuk sebuah pembuktian cinta. Kita lihat secara umum tahapan dalam pacaran. 1. Perjumpaan pertama, yaitu perjumpan keduanya yang belum saling kenal. Kemudian berkenalan baik melalui perantara teman atau inisiatif sendiri. hasrat ingin berkenalan ini begitu menggebu karena dirasakan ada sifat2 yang menjadi sebab keduanya merasakan getaran yang lain dalam dada. Hubungan pun berlanjut, penilaian terhadap sang kenalan terasa begitu manis, pertama ia nilai dengan daya tarik fisik dan penampilannya, mata sebagai juri. Senyum pun mengiringi, kemudian tertegun akhirnya , akhirnya jantung berdebar, dan hati rindu menggelora. Pertanyaan yang timbul kemudaian adalah kata-kata pujian, kemudian ia tuliskan dalam buku diary, “Akankah ia mencintaiku.” Bila bertemu ia akan pandang berlama-lama, ia akan puaskan rasa rindu dalam dadanya. 2. Pengungkapan diri dan pertalian, disinilah tahap ucapan I Love You, “Aku mencintaimu”. Si Juliet akan sebagai penjual akan menawarkan cintanya dengan rasa malu, dan sang Romeo akan membelinya dengan, “I LOve You”. Jika Juliet diam dengan tersipu dan tertunduk malu, maka sang Romeo pun telah cukup mengerti dengan sikap itu. Kesepakatan pun dibuat, ada ijin sang romeo untuk datang kerumah, “Apel Mingguan atau Wakuncar “. Kapan pun sang Romeo pengin datang maka pintu pun terbuka dan di sinilah mereka akan menumpahkan perasaan masing-masing, persoalanmu menjadi persoalannya, sedihmu menjadi sedihnya, sukamu menjadi riangnya, hatimu menjadi hatinya, bahkan jiwamu menjadi hidupnya. Sepakat pengin terus bersama, berjanji sehidup semati, berjanji sampai rumah tangga. Asyik dan syahdu. 3. Pembuktian, inilah sebuah pengungkapan diri, rasa cinta yang menggelora pada sang kekasih seakan tak mampu untuk menolak ajakan sang kekasih. ” buktikan cintamu sayangku”. Hal ini menjadikan perasaan masing-masing saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan diantara keduanya. Bila sudah seperti ini ajakan ciuman bahkan bersenggama pun sulit untuk ditolak. Na’udzubillah Begitulah akhirnya mereka berdua telah terjerumus dalam nafsu syahwat, tali-tali iblis telah mengikat. Mereka jadi terbiasa jalan berdua bergandengan tangan, canda gurau dengan cubit sayang, senyum tawa sambil bergelayutan, dan cium sayang melepas abang. Kunjungan kesatu, kedua, ketiga, keseratus, keseribu, dan yang tinggal sekarang adalah suasana usang, bosan, dan menjenuhkan percintaan . Segalanya telah diberikan sang juliet, Juliet pun menuntut sang Romeo bertanggung jawab ? Ternyata sang romeo pergi tanpa pesan walaupun datang dengan kesan. Sungguh malang nasib Juliet. Wahai para Muslimah sadarlah akan lamunan kalian , bayang-bayang cinta yang suci, bukanlah dengan pacaran , cobalah pikirkan buat kamu muslimah yang masih bergelimang dengan pacaran atau kalian wahai pemuda yang suka gonta-ganti pacar. Cobalah jawab dengan hati jujur pertanyaan-pertanyaan berikut dan renungkan ! Kami tanya : 1. Apakah kamu dapat berlaku jujur tentang hal adegan yang pernah kamu kamu lakukan waktu pacaran dengan si A,B,C s/d Z kepada calon pasangan yang akan menjadi istri atau suami kamu yang sesungguhnya ? Kalau tidak kenapa kamu berani mengatakan, pacaran merupakan suatu bentuk pengenalan kepribadian antara dua insan yang saling jatuh cinta dengan dilandasi sikap saling percaya ? Sedangkan kenapa kepada calon pasangan hidup kamu yang sesungguhnya kamu berdusta ? Bukankah sikap keterbukaan merupakan salah satu kunci terbinanya keluarga sakinah? 2. Mengapa kamu pusing tujuh keliling untuk memutuskan seseorang menjadi pendamping hidupmu ? Apakah kamu takut mendapat pendamping yang setelah sekian kali pindah tangan ? ” Aku ingin calon pendamping yang baik-baik” Kamu katakan seperti ini tapi mengapa kamu begitu gemar pacaran, hingga melahirkan korban baru yang siap pindah tangan dengan kondisi ” Aku bukan calon pendamping yang baik” , bekas dari tanganmu, sungguh bekas tanganmu ? 3. Jika kamu disuruh memilih diantara dua calon pasangan hidup kamu antara yang satu pernah pacaran dan yang satu begitu teguh memegang syari’at agama, yang mana yang akan kamu pilih ? Tentu yang teguh dalam memegangi agama, ya Khan ? Tapi kenapa kamu berpacaran dengan yang lain sementara kamu menginginkan pendamping yang bersih ? 4. Bagaimana perasaan kamu jika mengetahui istri/ suami kamu sekarang punya nostalgia berpacaran yang sampai terjadi tidak suci lagi ? Tentu kecewa bukan kepalang. Tetapi mengapa sekarang kamu melakukan itu kepada orang yang itu akan menjadi pendamping hidup orang lain ? 5. Kalaupun istri/suami kamu sekarang mau membuka mulut tentang nostalgia berpacaran sebelum menikah dengan kamu. Apakah kamu percaya jika dia bilang kala itu kami berdua hanya bicara biasa-biasa saja dan tidak saling bersentuhan tangan ? Kalau tidak kenapa ketika pacaran bersentuhan tangan dan berciuman kamu bilang sebagai bumbu penyedap ? 6. Jika kamu nantinya sudah punya anak apakah rela punya anak yang telah ternoda ? Kalau tidak kenapa kamu tega menyeret Ortu kamu ke dalam neraka Api Allah ? Kamu tuntut mereka di hadapan Allah karena tidak melarang kamu berpacaran dan tidak menganjurkan kamu untuk segera menikah. Karena itu wahai muslimah dan kalian para pemuda kembalilah ke fitrah semula. Fitrah yang telah menjadi sunattullah, tidak satupun yang lari daripadanya melainkan akan binasa dan hancur. Inti dari pembahasan ini adalah “PACARAN ITU HARAM” Sumber : Ditulis oleh blog khilafahislamiyah pada Mei 17th, 2007

ONE DAY...

Angin berhembus menerpa wajahku, kurasakan kesejukan dipagi yang cerah ini. Aku terus berjalan menuju tempat peraduan. Menjajakan kue buatanku, yang akan kujual pada teman dan orang- orang yang aku kenal dan ingin kukenal. Seorang anak perempuan memandangiku dan tersenyum, mungkin heran melihat seorang wanita muslimah mengenakan jilbab kemudian menggunakan sepatu sporti. Pasti sangat aneh dimatanya. Yah…itu mungkin baru penilaian seorang anak kecil. Namun menurutku apa yang kukenakan hari ini adalah suatu hal yang biasa saja dan pasti nampak kesual….he…he… *** Akhirnya ada yang membeli kue. Dialah kak Tenri, dengan wajah yang bersinar- sinar ia mulai mengambil kue pancake gulung pada kantong berwarna pink yang sudah kuletakkan didepannya. Setiap pagi hari aku sengaja berangkat pagi- pagi meninggglkan tempat kosku menuju tempat kos seorang akhwat yang sudah menjadi pelanggan setiaku. Hampir setiap hari ia membeli kue buatanku itu, dan entah mengapa akhir- akhir ini ia selalu memasang wajah yang berbinar- binary dihadapanku, bak orang yang tertimpa durian runtuh. Aku mulai penasaran dan akhirnya kak Tenri membuka pembicaraan pagi ini. “ De’ sebentar saya mau kerumah’ta belajar buat kue, bisa jeki’?” Tanya kak Tenri sambil tertawa kecil. “ wah….boleh dong kak…dengan senang hati” “sebenarnya de…..” “ iye….kenapai kak?” ucapku dengan wajah yang penasaran “ sebenarnya de’, saya mau menikah bulan depan, jadi saya mau belajar memasak” Mendengar pernyataan kak Tenri, saya bukannnya kaget malah terkesima dan senang plus tersanjung. Terkesima dengan keberanian kak Tenri yang sudah memutuskan menikah diusianya yang masih muda, menurutku. Dan senang….akhirnya ada seorang akhwat lagi yang mau menikah yang artinya akan menambah keluarga- keluarga Islam yang akan berjuang menegakkan syariah dimuka bumi ini dan akan melahirkan calon pejuang- pejuang Islam. Saya juga tersanjung, tumben….ada akhwat yang mau berguru sama saya, padahal saya lebih muda darinya, but…..mungkin karena saya memiliki ilmu dibidang tata boga, jadi tidak mengherankanlah bila saat ini banyak yang ingin menjadikan saya sebagai juru dan guru masak. He..he..he… syukurlah….. Hobi masak mendatangkan rezeki, yah….begitulah cara Allah menolong hamba- hambanya. Tatkala saya membutuhkan sesuatu, insya Allah pasti dikabulkan. Karena saya yakin bahwasanya Allah tidaklah memberikan apa yang kita inginkan melainkan apa yang sebenarnya kita butuhkan. Semester ini hampir dua bulan sudah saya berjualan kue pancake gulung aneka rasa di kampus. Menjajakannya pada teman- teman sekelas maupun teman- teman satu pengajian, entah saat penambahan tsaqofah, halaqoh maupun JM( jalasamanah )/ duduk bersama dalam rangka diskusi masalah universal, masalah umat hari ini.
Kelas yang masih kosong menunggu untuk diisi. Dari luar saya memandang, melihat meja dan bangku tak beraturan serta beberapa kertas bekas yang bertaburan diatasnya. Inilah kelas di Jurusan Arsitektur yang transparan dan seharusnya mengutamakan kebersihan dan kerapian. Namun, siapa sangka. Ternyata jauh dari kriterianya. Yang seharusnya rapi, bersih, lapang, indah dipandang mata bila perlu wangi dan sejuk. ***
Saya mulai memasuki kelas kosong itu, meletakkan ransel kemudian mengeluarkan laptop merah yang senantiasa setia menemaniku.kebetulan hari ini saya tak ada kuliah, kumanfaatkan saja untuk menulusuri dunia maya di kampus. Kunyalahkan laptop kemudian segera membuka akun facebuk. Dan mulai meng- update status….. tik…tik di keyboard “Bismillah..........peluklah mimpi- mimpimu....... buat ia jadi nyata..... melalui usaha yang maksimal, pemikiran yang cemerlang, pemahaman yang jelas, hati yang ikhlas, jiwa yang tenang, dan berdoalah dengan sepenuh jiwa dan kekhuysukan, insya Allah mimpi- mimpi indah itu akan jadi nyata, nothing impossible....if you try....and fighting! Itulah sepenggal status di akun facebuk- ku pagi ini. Bukan hanya bermaksud memotivasi teman- teman di jejaring sosial namun juga memotivasi diri sendiri. Karena dengan menulis saya juga bisa mengingatkan diri sendiri. Saat mendakwai orang, maka kuanggap juga mendakwai diri sendiri sebagai seorang hamba yang dhoif dan saya ingin mengukur seberapa besarnya nyali dan keberanian untuk menghadapi tantangan serta cobaan hidup yang harus dilewati, baik dunia nyata maupun di dunia maya. Selain melakukan aktivitas kampus seperti kuliah dan mengerjakan tugas perkuliahan, hal yang sering kulakukan di waktu senggang adalah membaca, menulis, memasak, melukis dan ngenet. Yah… bila ada waktu luang, namun, aktivitas di luar kampus juga senantiasa menungguku, menantikan sumbangsiku, kehadiranku, terutama dakwah. Yah….Aku tak bisa meninggalkannya, karena memang akulah yang membutuhkannya. Tanpa dakwah atau menyampaikan ilmu walau hanya sebait maka rasanya ada yang kurang dalam hidupku, yaitu ilmu… semakin ia disampaikan semakin ia bertambah. Itulah hakekat ilmu agar tidak mati. Dakwah….. yah, aktivitas yang memang sulit untuk di geluti, sangat sedikit orang yang mau terjun didalamnya karena dianggap beresiko, menantang dan penuh tanggung jawab, namun bila telah terbiasa maka dengan sendirinya tangan akan lincah menuliskannya dan lisan akan mudah mengucapkannya, salah satu contoh aktivis dakwah sekaligus trainer motivator yang cukup terkenal di negeri ini adalah Ustad Felix Y Siauw. Saya sangat mengagumi tulisan- tulisan beliau serta teknik dakwah beliau yang khas dan tampil apa adanya, bukan karena ada apanya. Ngomong- ngomong soal dakwah, sebenarnya saya belajar dari orang- orang yang ahli di bidang tersebut. Saya belumlah bisa dikatakan sebagai seorang aktivis dakwah, karena saya merasa tidak semua aktivitas saya diisi dengan hal-hal yang berbau dakwah, bisa dikatakan saya masih seringkali lalai dalam menjalankan perintah- Nya. Saya belum layak di katakan sebagai pengemban dakwah, karena memang saya belum memaksimalkan potensi yang saya miliki, waktu yang saya miliki untuk berdakwah, untuk agama saya. Saya masih sangat terbilang jauh dari kriteria pengemban dakwah professional semacam Alm. H.Zainuddin MZ, mamah Dedeh, AaGym,Uje,Uztad Yusuf Mansur, Uzt. Arifin Ilham, Uzt. Harits Abu Ulya, Uztads Felix dan banyak lagi pengemban dakwah yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu karena memang masih banyak yang belum saya tahu dan kenali. Bertumpuknya tugas kuliah di akhir semester ini, menjadikan saya semakin jauh dari aktivitas yang sudah sewajibnya saya emban sebagai umat Islam yaitu dakwah. Saya tak akan menyalahkan dosen yang memberikan tugas. Karena memang bukan salah mereka dan memang sudah menjadi hak dan kewajiban mereka untuk memberikan tugas pada mahasiswa yang diajarinya. Semua ini hanyalah masalah sistem pendidikan yang diterapkan di negeri ini. Tidak salah lagi. Akankah diri ini pasrah saja? Tentu tidak, solusinya bukan dengan pasrah apalagi berdiam diri. Yah…. Cerdas dalam membagi waktu, itulah salah satu solusi yang dapat saya terapkan. Padatnya jadwal ngampus, menumpuknya tugas, jualan kue dan lain-lain, tentunya saya harus punya inisiatif untuk mengaturnya. Namun, itulah saya. Seberapa maksimal usaha saya dalam membagi waktu, tetap saja ada yang terlupakan. Saya memang kadang melupakan suatu hal yang tak seharusnya saya lupakan alias urgent. Bagaimana dengan dakwah, apakah pantas saya melupakannya? Apakah pengemban dakwah itu harus pelupa? Tentu saja jawabannya adalah tidak. I will be try and changed! I must…. Demi perjuangan meraih janji Allah SWT.
BISAKAH SE- IKHLAS LEBAH?
Warnanya kuning, dengan garis hitam dibadannya. Ukurannya kecil dengan dua sayap kecil dipunggungnya. Dialah lebah….. Lebah yang menghasilkan cairan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lebah senantiasa menghisap sari- sari bunga atau yang biasa kita sebut nektar. Lebah menghisap nectar tanpa merusak bunga yang ia hinggapi. Lebah memiliki mata yang cukup besar untuk ukurannya yang kecil, ia memiliki kaki, perut, rahang, antena, kepala, sayap dan juga sengatan untuk menghindari musuh namun manusia menggunakan sengat lebah sebagai pengobatan akupuntur yang berkhasiat bagi kesehatan. Lebah tentunya diciptakan Allah bukan hanya sekedar penciptaan saja. Namun ia memiliki banyak manfaat bagi kehidupan dan berperan dalam siklus kehidupan. Lebah, ia adalah hewan kecil yang senantiasa bekerja keras. Mengabdi pada sang ratu lebah. Ia tak memikirkan dirinya sendiri, ia adalah hewan yang suka bekerja sama dan pantang menyerah. Ukurannya kecil, tapi ia hewan yang kuat. Kekuatannya untuk terbang mencari sumber kehidupan tak pantas kita ragukan lagi, lebah terbang dari pohon ke pohon mencari sari- sari bunga. Ia menghisap sari bunga, lantas apakah bunga itu akan mati setelah ada lebah yang menghisap sarinya? Tentu saja tidak. Justru lebah bisa membantu proses penyerbukan bunga. Itulah salah satu keistimewaan lebah. Ia dapat membantu perkawinan dan perkembangbiakan tanaman. Yang kita ketahui bahwa lebah hanyalah jenis serangga yang kadang dianggap sangat berbahaya karena memiliki sengatan yang sangat menyakitkan, atau bahkan mematikan. Namun,bukan itu maksud diciptakannya lebah, bukan untuk menyakiti, lebah hanya menyengat manakala ia mendapatkan gangguan ataupun serangan dari musuhnya ataupun manusia. Kita harusnya bersyukur. Bukankah lebah yang memproduksi madu dan menyimpannya dengan baik dalam sarangnya yang berbentuk unik. Bahkan kita pun bisa mengkonsumsi sarang lebah, yang biasa kita sebut dengan royal jelly. Nikmat bukan? Dan apakah lebah pernah marah dan menuntut ketika madu yang ia kumpulkan dengan susah payah harus diambil oleh manusia? Tidak kan? Bahkan manusia dapat menghasilkan banyak uang dari hasil penjualan madu yang diproduksi oleh sang lebah. Kita seharusnya bersyukur, kita masih bisa menikmati madu, yang sampai saat ini masih dapat kita jumpai di toko- toko maupun di supermarket. Mampukah kita se- ikhlas lebah? Lebah bekerja tanpa pamrih. Ia senantiasa mengabdi pada sang ratu lebah. Setiap satu sarang lebah terdapat satu ratu lebah pula. Dan tentunya ukuran ratu lebah lebih besar dibandingkan para prajurit/ para lebah pekerja. Lebah yang kita ambil madunya tak pernah balas dendam, ketika madu disarangnya telah habis kita peras dan disaring, maka ia akan membuat sarang baru lagi dan mulai mencari sari- sari bunga lagi untuk mengisi sarangya yang baru. Ia terus mengumpulkan sari bunga hingga sarangnya penuh, terjadi proses dalam perutnya hingga sari- sari/nektar bunga itu berubah menjadi cairan yang cukup kental yang kita sebut madu. Madu yang sampai saat ini masih terjual dengan harga yang relatif tinggi. Tak semua orang dapat menikmatinya. Jadi, beruntunglah orang yang masih bisa menikmati madu yang sangat berkhasiat bagi kesehatan. Al Qur'an menempatkan secara istimewa lebah madu menjadi sebuah surah yaitu An Nahl (Lebah Madu). Dalam salah satu ayatnya, “ Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah di mudahkan. Kemudian dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang berpikir”. (Surah An Nahl ayat 68-69). Bila lebah telah melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan apa yang diperintahkan Tuhan dan tertera abadi dalam kitab suci Al- Quran. Lantas, apakah kita akan kalah patuhnya dengan lebah? Sedangkan kita mempunyai akal yang sehat dan masih memiliki hati. Dan bukankah surga menjadi tempat bagi orang- orang yang tunduk dan patuh kepada sang Khalik, ini janji Allah. Dan apakah kita sebagai manusia masih meragukan keajaiban penciptaan ini, masih percaya dengan tahayyul, mitos- mitos serta cerita- cerita yang bisa merusak aqidah kita? Tengoklah lebah…… Ia adalah makhluk kecil yang sangat patuh kepada Allah. Ia tak pernah mengeluh dan putus asa. Ia bahkan rela mati demi manusia. Dan tahukah kita, ketika sengat ekor lebah kita cabut karena dijadikan sebagai pengobatan akupuntur, maka bebrapa saat lebahpun akan mati. Begitu juga ketika diserang oleh musuhnya, lebah menusukkan sengatan ekornya berkali-kali ke epidermis/ kulit musuhnya sehingga merasa sakit. Namun, apa yang dilakukan lebah ini ternyata malah membuat sengatnya lepas (tertinggal) di kulit seseorang dan menarik alat sengat dan kantung sengat (yang memang menempel pada sengatnya), dan dalam beberapa menit kemudian lebah pun mati.
Sudahkah kita sekuat lebah? Seikhlas lebah? Sepatuh lebah? Padahal, kita adalah mahkluk yang lebih istimewa dibandingkan lebah. Ataukah kita merasa tidak istimewa, sehingga kita hanya melakukan hal- hal yang biasa saja. Makan, minum, tidur, bekerja….. padahal hidup ini adalah beribadah kepadanya. Segala aktivitas yang kita lakukan saat ini hanyalah sebagai wujud penghambaan kita kepada- Nya. Wallahu’ alam bi’ shawab……
BISAKAH SE- IKHLAS LEBAH?
Warnanya kuning, dengan garis hitam dibadannya. Ukurannya kecil dengan dua sayap kecil dipunggungnya. Dialah lebah….. Lebah yang menghasilkan cairan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lebah senantiasa menghisap sari- sari bunga atau yang biasa kita sebut nektar. Lebah menghisap nectar tanpa merusak bunga yang ia hinggapi. Lebah memiliki mata yang cukup besar untuk ukurannya yang kecil, ia memiliki kaki, perut, rahang, antena, kepala, sayap dan juga sengatan untuk menghindari musuh namun manusia menggunakan sengat lebah sebagai pengobatan akupuntur yang berkhasiat bagi kesehatan. Lebah tentunya diciptakan Allah bukan hanya sekedar penciptaan saja. Namun ia memiliki banyak manfaat bagi kehidupan dan berperan dalam siklus kehidupan. Lebah, ia adalah hewan kecil yang senantiasa bekerja keras. Mengabdi pada sang ratu lebah. Ia tak memikirkan dirinya sendiri, ia adalah hewan yang suka bekerja sama dan pantang menyerah. Ukurannya kecil, tapi ia hewan yang kuat. Kekuatannya untuk terbang mencari sumber kehidupan tak pantas kita ragukan lagi, lebah terbang dari pohon ke pohon mencari sari- sari bunga. Ia menghisap sari bunga, lantas apakah bunga itu akan mati setelah ada lebah yang menghisap sarinya? Tentu saja tidak. Justru lebah bisa membantu proses penyerbukan bunga. Itulah salah satu keistimewaan lebah. Ia dapat membantu perkawinan dan perkembangbiakan tanaman. Yang kita ketahui bahwa lebah hanyalah jenis serangga yang kadang dianggap sangat berbahaya karena memiliki sengatan yang sangat menyakitkan, atau bahkan mematikan. Namun,bukan itu maksud diciptakannya lebah, bukan untuk menyakiti, lebah hanya menyengat manakala ia mendapatkan gangguan ataupun serangan dari musuhnya ataupun manusia. Kita harusnya bersyukur. Bukankah lebah yang memproduksi madu dan menyimpannya dengan baik dalam sarangnya yang berbentuk unik. Bahkan kita pun bisa mengkonsumsi sarang lebah, yang biasa kita sebut dengan royal jelly. Nikmat bukan? Dan apakah lebah pernah marah dan menuntut ketika madu yang ia kumpulkan dengan susah payah harus diambil oleh manusia? Tidak kan? Bahkan manusia dapat menghasilkan banyak uang dari hasil penjualan madu yang diproduksi oleh sang lebah. Kita seharusnya bersyukur, kita masih bisa menikmati madu, yang sampai saat ini masih dapat kita jumpai di toko- toko maupun di supermarket. Mampukah kita se- ikhlas lebah? Lebah bekerja tanpa pamrih. Ia senantiasa mengabdi pada sang ratu lebah. Setiap satu sarang lebah terdapat satu ratu lebah pula. Dan tentunya ukuran ratu lebah lebih besar dibandingkan para prajurit/ para lebah pekerja. Lebah yang kita ambil madunya tak pernah balas dendam, ketika madu disarangnya telah habis kita peras dan disaring, maka ia akan membuat sarang baru lagi dan mulai mencari sari- sari bunga lagi untuk mengisi sarangya yang baru. Ia terus mengumpulkan sari bunga hingga sarangnya penuh, terjadi proses dalam perutnya hingga sari- sari/nektar bunga itu berubah menjadi cairan yang cukup kental yang kita sebut madu. Madu yang sampai saat ini masih terjual dengan harga yang relatif tinggi. Tak semua orang dapat menikmatinya. Jadi, beruntunglah orang yang masih bisa menikmati madu yang sangat berkhasiat bagi kesehatan. Al Qur'an menempatkan secara istimewa lebah madu menjadi sebuah surah yaitu An Nahl (Lebah Madu). Dalam salah satu ayatnya, “ Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah di mudahkan. Kemudian dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang berpikir”. (Surah An Nahl ayat 68-69). Bila lebah telah melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan apa yang diperintahkan Tuhan dan tertera abadi dalam kitab suci Al- Quran. Lantas, apakah kita akan kalah patuhnya dengan lebah? Sedangkan kita mempunyai akal yang sehat dan masih memiliki hati. Dan bukankah surga menjadi tempat bagi orang- orang yang tunduk dan patuh kepada sang Khalik, ini janji Allah. Dan apakah kita sebagai manusia masih meragukan keajaiban penciptaan ini, masih percaya dengan tahayyul, mitos- mitos serta cerita- cerita yang bisa merusak aqidah kita? Tengoklah lebah…… Ia adalah makhluk kecil yang sangat patuh kepada Allah. Ia tak pernah mengeluh dan putus asa. Ia bahkan rela mati demi manusia. Dan tahukah kita, ketika sengat ekor lebah kita cabut karena dijadikan sebagai pengobatan akupuntur, maka bebrapa saat lebahpun akan mati. Begitu juga ketika diserang oleh musuhnya, lebah menusukkan sengatan ekornya berkali-kali ke epidermis/ kulit musuhnya sehingga merasa sakit. Namun, apa yang dilakukan lebah ini ternyata malah membuat sengatnya lepas (tertinggal) di kulit seseorang dan menarik alat sengat dan kantung sengat (yang memang menempel pada sengatnya), dan dalam beberapa menit kemudian lebah pun mati.
Sudahkah kita sekuat lebah? Seikhlas lebah? Sepatuh lebah? Padahal, kita adalah mahkluk yang lebih istimewa dibandingkan lebah. Ataukah kita merasa tidak istimewa, sehingga kita hanya melakukan hal- hal yang biasa saja. Makan, minum, tidur, bekerja….. padahal hidup ini adalah beribadah kepadanya. Segala aktivitas yang kita lakukan saat ini hanyalah sebagai wujud penghambaan kita kepada- Nya. Wallahu’ alam bi’ shawab……

KARENA HATI HARUS BICARA

Karena hati harus bicara…. Jika hati mampu berucap, maka ia mampu berkata iya atau tidak. Berkata iya untuk kebenaran dan berkata tidak untuk keburukan ataupun sebaliknya. Hati adalah cerminan wajah. Bila hati ini indah maka indah jualah wajah ini. Ketika hati mulai bicara, maka cobalah untuk berhenti sejenak dan cobalah untuk mendengarkan dengan saksama apa yang dikatakan oleh hatimu, lubuk hatimu. Dengarkanlah baik- baik, apakah ia berkata jujur tau dusta. Saya rasa bagi pemilik hati yang mencintai kebaikan sehingga kebaikan itulah yang melekat dihatinya dan kebenaran yang akan disampaikannya. Tak perlu lagi ragu dalam mengambil keputusan. Karena hati yang bersih akan senantiasa bekata jujur meskipun pahit ketika dikeluarkannya melalui mulut. Karena hati harus bicara…. Yah…hati memang harus bicara, jika ia tak mampu berbicara maka ia telah lumpuh atau bahkan mati. Hati diciptakan Allah untuk manusia hanya ada satu. Sudah menjadi hal yang mutlak, bila manusia harus menjaganya dengan baik- baik dan penuh kehati- hatian. Jika tidak….maka hati akan hancur dan kotor berlumur noda. Akan timbul penyakit hati. Hati akan terserang bintik- bintik hitam yang menjadikan hati itu kelam dan memberikan efek samping berupa penyakit hati, dusta, sombong, hasud, iri, dendam dan lain- lain. Hati akan mencerminkan siapa si pemilik hati itu. Bila hati itu baik maka yang nampak akan baik pula. Dalam hadist Rasulullah Saw: Dari Nu’man bin Basyir berkata: saya mendengar Rasulullah Saw. Bersabda: ” Ketahuilah, sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi buruk, Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah “Qolbu” yaitu hati “. ( Hadis Riwayat Bukhori ). Karena hati harus memilih…. Hati yang berbicara adalah hati yang telah memilih. Apakah ia berkata berdasarkan nafsu, sesuai kehendaknya saja. Tanpa mempetimbangkan hokum syara terlebih dahulu. Tentu saja hati tak sembarang berkata.hati yang baik adalah hati yang telah dibumbui dengan ilmu melalui penalaran di otak. Otak menterjemahkan apa yang diampaikan oleh sang hati. Bila rasional dan tak melanggar hokum- hokum Alloh, maka patutlah untuk dikeluarkan melalui lisan. Namun,jangan sampai berbeda apa yang disampaikan dengan apa yang dipikiran.
Menjaga HATI agar tetap bersih bukanlah hal yang mudah. Terutama untuk kondisi saat ini. Dimana pemahaman manusia yang terkontaminasi dengan pemahaman yang jauh dari syariat Islam. Bila Aa Gym, mengatakan ataukah bersenandung dalam lagunya yang berjudul “ JAGALAH HATI” maka sepatutnyalah kita sebagai umat terbaik untuk bersunguh- sungguh dalam mejaga kebersihan hati ini. Bukan hanya karena ucapan ulama atau imbalan pahala yang ditawarkan. Namun, karena dengan hati yang bersih membuatmu lebih baik, karena dirimu yakin bahwa Alloh berpihak kepada sang pemilik hati yang baik dan jauh dari kemaksiatan kepada- Nya. Karena hati adalah lentera…karena hati adalah cahaya…karena hati mampu berbicara….. dengan hati, kita bisa bercerita dengan Sang Khalik. Dengan hati kita mampu berdoa kepada- Nya, sehingga orang- orang disekitar kita tidak pernah tahu apa yang sedang kita harapkan/ adukan kepada Alloh, dan apa yang diucapkan oleh hatimu hanya engkau dan Alloh yang mengetahuinya….yah…tentu saja….engkaupun mempunyai rahasia khusus dan merasakan ketenangan jiwa. Sungguh….ketika hati yang berbicara maka tak ada yang dapat menentangnya. Hati yang hidup adalah raga yang penuh dengan semangat…keep spirit. Ia pun mampu merangkai kata-kata indah dan orang pun tak ada yang mengetahuinya. Your secret in your heart….. Sang pemilik hati….. Biarlah hatimu berbicara apa adanya….. Berbicara sesuai dengan syariah Islam….. Karena bersamanya maka ruh dan jasad ini akan selamat….. Jagalah hati…… Engkau akan tentram dengan hati yang bersih…… Hatimu akan bersinar seterang cahaya mentari…… Biarkan hatimu menanamkan niat yang tulus……. Sehingga engkau menjadi lebih baik…… Sang pemilik hati yang senantiasa mentautkannya dengan cinta kepada- Nya Wahai pemilik hati…. Cintailah apa yang dicintai- Nya dan bencilah apayang dibenci- Nya….. Maka akan kau temui ruhmu berkumpul bersama orang- orang yang mencintai- Nya…..

One Day......My Story

Angin berhembus menerpa wajahku, kurasakan kesejukan dipagi yang cerah ini. Aku terus berjalan menuju tempat peraduan. Menjajakan kue buatanku, yang akan kujual pada teman dan orang- orang yang aku kenal dan ingin kukenal. Seorang anak perempuan memandangiku dan tersenyum, mungkin heran melihat seorang wanita muslimah mengenakan jilbab kemudian menggunakan sepatu sporti. Pasti sangat aneh dimatanya. Yah…itu mungkin baru penilaian seorang anak kecil. Namun menurutku apa yang kukenakan hari ini adalah suatu hal yang biasa saja dan pasti nampak kesual….he…he… *** Akhirnya ada yang membeli kue. Dialah kak Tenri, dengan wajah yang bersinar- sinar ia mulai mengambil kue pancake gulung pada kantong berwarna pink yang sudah kuletakkan didepannya. Setiap pagi hari aku sengaja berangkat pagi- pagi meninggglkan tempat kosku menuju tempat kos seorang akhwat yang sudah menjadi pelanggan setiaku. Hampir setiap hari ia membeli kue buatanku itu, dan entah mengapa akhir- akhir ini ia selalu memasang wajah yang berbinar- binary dihadapanku, bak orang yang tertimpa durian runtuh. Aku mulai penasaran dan akhirnya kak Tenri membuka pembicaraan pagi ini. “ De’ sebentar saya mau kerumah’ta belajar buat kue, bisa jeki’?” Tanya kak Tenri sambil tertawa kecil. “ wah….boleh dong kak…dengan senang hati” “sebenarnya de…..” “ iye….kenapai kak?” ucapku dengan wajah yang penasaran “ sebenarnya de’, saya mau menikah bulan depan, jadi saya mau belajar memasak” Mendengar pernyataan kak Tenri, saya bukannnya kaget malah terkesima dan senang plus tersanjung. Terkesima dengan keberanian kak Tenri yang sudah memutuskan menikah diusianya yang masih muda, menurutku. Dan senang….akhirnya ada seorang akhwat lagi yang mau menikah yang artinya akan menambah keluarga- keluarga Islam yang akan berjuang menegakkan syariah dimuka bumi ini dan akan melahirkan calon pejuang- pejuang Islam. Saya juga tersanjung, tumben….ada akhwat yang mau berguru sama saya, padahal saya lebih muda darinya, but…..mungkin karena saya memiliki ilmu dibidang tata boga, jadi tidak mengherankanlah bila saat ini banyak yang ingin menjadikan saya sebagai juru dan guru masak. He..he..he… syukurlah….. Hobi masak mendatangkan rezeki, yah….begitulah cara Allah menolong hamba- hambanya. Tatkala saya membutuhkan sesuatu, insya Allah pasti dikabulkan. Karena saya yakin bahwasanya Allah tidaklah memberikan apa yang kita inginkan melainkan apa yang sebenarnya kita butuhkan.
Semester ini hampir dua bulan sudah saya berjualan kue pancake gulung aneka rasa di kampus. Menjajakannya pada teman- teman sekelas maupun teman- teman satu pengajian, entah saat penambahan tsaqofah, halaqoh maupun JM( jalasamanah )/ duduk bersama dalam rangka diskusi masalah universal, masalah umat hari ini.

YUK KITA BACA SIRAH NABAWIYAH^_^

Executive Summary Of Sirah Nabawiyyah
“Sisi Politis Perjuangan Rasulullah SAW”. Karya : Prof. Dr.Muh. Rawwas Qol’ ahji Bab ( I )Pertama, membicarakan tentang upaya menyiapkan kondisi yang mendukung tegaknya sebuah institusi yakni Negara Islam ( Khilafah Islamiyyah ) dibawah kepemimpinan Rasulullah Sallallahu alaihi’ wasallam, yaitu dengan menyiapkan kondisi dunia dalam keadaan sangat membutuhkan sebuah Negara yang mampu mensejahterahkan yakni Negara Islam. Dan dalam bab ini juga banyak mengkisahkan dan menceritakan mengenai pribadi Rasulullah sallallahu alaihi’ wasallam. Sejak beliau dilahirkan hingga dewasa. Bab ( II )kedua, menceritakan tentang Rasulullah sallallhu alaihi’wasallam. Menerima kepemimpinan setelah sempurnanya persiapan untuk itu, memulai aktivitas mengumpulkan kekuatan untuk mendirikan Negara Islam dan usaha- usaha kelompok penentang dengan memblokade perluasan pengaruh Negara Islam yang dipimpin langsung oleh Rasulullah sallallahu alaihi’wasallam. Bab ( III )Ketiga, mengisahkan dan membahas tentang Rasullullah Sallallhu alaihi’wasallam, mencari tempat ( tempat yang strategis)untuk mendirikan Negara Islam guna memelihara akidah ilahiyah ( idiologi Islam ) dan menegakkan hukum- hukum yang disyariatkan oleh Allah. Dan sejauh mana keberhasilannya dalam menyukseskan suksesi kepemimpinan, serta dalam pembangunan elemen- elemen Negara Islam yang efesien ditempat yang baru itu ( Madinah al Munawarrah) Bab ( IV )keempat, membahas tentang proklamasi berdirinya Daulah Islam secara politik dan resmi di Madinah Al- Munawarrah, setelah adanya persiapan yang sangat matang untuk proklamasi tersebut. Bab ( V )Kelima, membahas tentang mulainya terjadi pergolakan dan berbagai genjatan senjata antara Negara Islam dibawah kepemimpinan Rasullullah dengan para musuh- musuhnya, dan penyusunan berbagai macam program perpolitikan yang diatur secara cermat dan penuh ketelitian yang diatur langsung oleh Rasulullah sallallahu alaihi’ wassallam, untuk membersihkan musuh- musuhnya kelompok demi kelompok. Pemebersihan itu dimulai dari komunitas/ kelompok Yahudi, lalu kemudian para komunitas musyrikin, dan terakhiir dari kominitas perpolitakan lainnya yang memusuhi dan secara langsung maupun tidak langsung memerangi Negara Islam kala itu. Bab ( VI )Keenam, mengisahkan tentang proklamasi kekuasaan Negara Islam atas semua wilayah yang ada di semenanjung Jazirah Arab, dan peralihan orang- orang dibawah kekuasaannnya untuk dijaga kemuliaannya dan keamanannya, hal ini tentunya sangat memperhatikan segala bentuk urusan dan kebutuhan ummat kala itu, perhatian Negara Islam meliputi masalah administrasi dan pendidikan dan lain sebagainya. Bab ( VII )Ketujuh, mengabarkan tentang sakit dan wafatnya Rasulullah sallalhu alaihi wasallam. Serta pelantikan khalifah yang akan menjalankan urusan- urusan kaum muslimin yaitu Abu Bakar as- shiddiq sebagai khalifah yang dibaiat ( dipilih )setelah wafatnya Rasulullah sallallahu alaihi’ wasallam. Yang kemudian akan menjalankan wasiat serta apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah selama masa kepemimpinan beliau.

PACARAN MENURUT ISLAM

BAGAIMANA PACARAN MENURUT ISLAM ? Bagaimana pandangan Ibnu Qoyyim tentang hal ini ? Kata Ibnu Qoyyim, ” Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta. Malah, cinta diantara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan. Karena bila keduanya telah merasakan kenikmatan dan cita rasa cinta, tidak boleh tidak akan timbul keinginan lain yang tidak diperoleh sebelumnya. “ ” Bohong !” Itulah pandangan mereka guna membela hawa nafsunya yang dimurkai Allah, yakni berpacaran. Karena mereka telah tersosialisasi dengan keadaan seperti ini, seolah-olah mengharuskan adanya pacaran dengan bercintaan secara haram. Bahkan lebih dari itu mereka berani mengikrarkan, bahwa cinta yang dilahirkan bersama dengan sang pacar adalah cinta suci dan bukan cinta birahi. Hal ini didengung-dengungkan, dipublikasikan dalam segala bentuk media, entah cetak maupun elektronika. Entah yang legal maupun ilegal. Padahal yang diistilahkan kesucian dalam islam adalah bukanlah semata-mata kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja. Lebih dari itu, kesucian mata, telinga, hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan kesucian hati wajib dijaga. Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah� membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala macam zina ini. Rasulullah bersabda, ” Telah tertulis atas anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau didustakannya.” Jika kita sejenak mau introspeksi diri dan mengkaji hadist ini dengan kepala dingin maka dapat dipastikan bahwa segala macam bentuk zina terjadi karena motivasi yang tinggi dari rasa tak pernah puas sebagai watak khas makhluk yang bernama manusia. Dan kapan saja, diman saja, perasaan tak pernah puas itu selalu memegang peranan. Seperti halnya dalam berpacaran ini. Pacaran adalah sebuah proses ketidakpuasan yang terus berlanjut untuk sebuah pembuktian cinta. Kita lihat secara umum tahapan dalam pacaran.
1. Perjumpaan pertama, yaitu perjumpan keduanya yang belum saling kenal. Kemudian berkenalan baik melalui perantara teman atau inisiatif sendiri. hasrat ingin berkenalan ini begitu menggebu karena dirasakan ada sifat2 yang menjadi sebab keduanya merasakan getaran yang lain dalam dada. Hubungan pun berlanjut, penilaian terhadap sang kenalan terasa begitu manis, pertama ia nilai dengan daya tarik fisik dan penampilannya, mata sebagai juri. Senyum pun mengiringi, kemudian tertegun akhirnya , akhirnya jantung berdebar, dan hati rindu menggelora. Pertanyaan yang timbul kemudaian adalah kata-kata pujian, kemudian ia tuliskan dalam buku diary, “Akankah ia mencintaiku.” Bila bertemu ia akan pandang berlama-lama, ia akan puaskan rasa rindu dalam dadanya. 2. Pengungkapan diri dan pertalian, disinilah tahap ucapan I Love You, “Aku mencintaimu”. Si Juliet akan sebagai penjual akan menawarkan cintanya dengan rasa malu, dan sang Romeo akan membelinya dengan, “I LOve You”. Jika Juliet diam dengan tersipu dan tertunduk malu, maka sang Romeo pun telah cukup mengerti dengan sikap itu. Kesepakatan pun dibuat, ada ijin sang romeo untuk datang kerumah, “Apel Mingguan atau Wakuncar “. Kapan pun sang Romeo pengin datang maka pintu pun terbuka dan di sinilah mereka akan menumpahkan perasaan masing-masing, persoalanmu menjadi persoalannya, sedihmu menjadi sedihnya, sukamu menjadi riangnya, hatimu menjadi hatinya, bahkan jiwamu menjadi hidupnya. Sepakat pengin terus bersama, berjanji sehidup semati, berjanji sampai rumah tangga. Asyik dan syahdu. 3. Pembuktian, inilah sebuah pengungkapan diri, rasa cinta yang menggelora pada sang kekasih seakan tak mampu untuk menolak ajakan sang kekasih. ” buktikan cintamu sayangku”. Hal ini menjadikan perasaan masing-masing saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan diantara keduanya. Bila sudah seperti ini ajakan ciuman bahkan bersenggama pun sulit untuk ditolak. Na’udzubillah Begitulah akhirnya mereka berdua telah terjerumus dalam nafsu syahwat, tali-tali iblis telah mengikat. Mereka jadi terbiasa jalan berdua bergandengan tangan, canda gurau dengan cubit sayang, senyum tawa sambil bergelayutan, dan cium sayang melepas abang. Kunjungan kesatu, kedua, ketiga, keseratus, keseribu, dan yang tinggal sekarang adalah suasana usang, bosan, dan menjenuhkan percintaan . Segalanya telah diberikan sang juliet, Juliet pun menuntut sang Romeo bertanggung jawab ? Ternyata sang romeo pergi tanpa pesan walaupun datang dengan kesan. Sungguh malang nasib Juliet. Wahai para Muslimah sadarlah akan lamunan kalian , bayang-bayang cinta yang suci, bukanlah dengan pacaran , cobalah pikirkan buat kamu muslimah yang masih bergelimang dengan pacaran atau kalian wahai pemuda yang suka gonta-ganti pacar. Cobalah jawab dengan hati jujur pertanyaan-pertanyaan berikut dan renungkan ! Kami tanya : 1. Apakah kamu dapat berlaku jujur tentang hal adegan yang pernah kamu kamu lakukan waktu pacaran dengan si A,B,C s/d Z kepada calon pasangan yang akan menjadi istri atau suami kamu yang sesungguhnya ? Kalau tidak kenapa kamu berani mengatakan, pacaran merupakan suatu bentuk pengenalan kepribadian antara dua insan yang saling jatuh cinta dengan dilandasi sikap saling percaya ? Sedangkan kenapa kepada calon pasangan hidup kamu yang sesungguhnya kamu berdusta ? Bukankah sikap keterbukaan merupakan salah satu kunci terbinanya keluarga sakinah? 2. Mengapa kamu pusing tujuh keliling untuk memutuskan seseorang menjadi pendamping hidupmu ? Apakah kamu takut mendapat pendamping yang setelah sekian kali pindah tangan ? ” Aku ingin calon pendamping yang baik-baik” Kamu katakan seperti ini tapi mengapa kamu begitu gemar pacaran, hingga melahirkan korban baru yang siap pindah tangan dengan kondisi ” Aku bukan calon pendamping yang baik” , bekas dari tanganmu, sungguh bekas tanganmu ? 3. Jika kamu disuruh memilih diantara dua calon pasangan hidup kamu antara yang satu pernah pacaran dan yang satu begitu teguh memegang syari’at agama, yang mana yang akan kamu pilih ? Tentu yang teguh dalam memegangi agama, ya Khan ? Tapi kenapa kamu berpacaran dengan yang lain sementara kamu menginginkan pendamping yang bersih ? 4. Bagaimana perasaan kamu jika mengetahui istri/ suami kamu sekarang punya nostalgia berpacaran yang sampai terjadi tidak suci lagi ? Tentu kecewa bukan kepalang. Tetapi mengapa sekarang kamu melakukan itu kepada orang yang itu akan menjadi pendamping hidup orang lain ? 5. Kalaupun istri/suami kamu sekarang mau membuka mulut tentang nostalgia berpacaran sebelum menikah dengan kamu. Apakah kamu percaya jika dia bilang kala itu kami berdua hanya bicara biasa-biasa saja dan tidak saling bersentuhan tangan ? Kalau tidak kenapa ketika pacaran bersentuhan tangan dan berciuman kamu bilang sebagai bumbu penyedap ? 6. Jika kamu nantinya sudah punya anak apakah rela punya anak yang telah ternoda ? Kalau tidak kenapa kamu tega menyeret Ortu kamu ke dalam neraka Api Allah ? Kamu tuntut mereka di hadapan Allah karena tidak melarang kamu berpacaran dan tidak menganjurkan kamu untuk segera menikah. Karena itu wahai muslimah dan kalian para pemuda kembalilah ke fitrah semula. Fitrah yang telah menjadi sunattullah, tidak satupun yang lari daripadanya melainkan akan binasa dan hancur. Inti dari pembahasan ini adalah “PACARAN ITU HARAM” Sumber : Ditulis oleh blog khilafahislamiyah pada Mei 17th, 2007

PACARAN MENURUT ISLAM

BAGAIMANA PACARAN MENURUT ISLAM ? Bagaimana pandangan Ibnu Qoyyim tentang hal ini ? Kata Ibnu Qoyyim, ” Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta. Malah, cinta diantara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan. Karena bila keduanya telah merasakan kenikmatan dan cita rasa cinta, tidak boleh tidak akan timbul keinginan lain yang tidak diperoleh sebelumnya. “ ” Bohong !” Itulah pandangan mereka guna membela hawa nafsunya yang dimurkai Allah, yakni berpacaran. Karena mereka telah tersosialisasi dengan keadaan seperti ini, seolah-olah mengharuskan adanya pacaran dengan bercintaan secara haram. Bahkan lebih dari itu mereka berani mengikrarkan, bahwa cinta yang dilahirkan bersama dengan sang pacar adalah cinta suci dan bukan cinta birahi. Hal ini didengung-dengungkan, dipublikasikan dalam segala bentuk media, entah cetak maupun elektronika. Entah yang legal maupun ilegal. Padahal yang diistilahkan kesucian dalam islam adalah bukanlah semata-mata kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja. Lebih dari itu, kesucian mata, telinga, hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan kesucian hati wajib dijaga. Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah� membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala macam zina ini. Rasulullah bersabda, ” Telah tertulis atas anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau didustakannya.” Jika kita sejenak mau introspeksi diri dan mengkaji hadist ini dengan kepala dingin maka dapat dipastikan bahwa segala macam bentuk zina terjadi karena motivasi yang tinggi dari rasa tak pernah puas sebagai watak khas makhluk yang bernama manusia. Dan kapan saja, diman saja, perasaan tak pernah puas itu selalu memegang peranan. Seperti halnya dalam berpacaran ini. Pacaran adalah sebuah proses ketidakpuasan yang terus berlanjut untuk sebuah pembuktian cinta. Kita lihat secara umum tahapan dalam pacaran.
1. Perjumpaan pertama, yaitu perjumpan keduanya yang belum saling kenal. Kemudian berkenalan baik melalui perantara teman atau inisiatif sendiri. hasrat ingin berkenalan ini begitu menggebu karena dirasakan ada sifat2 yang menjadi sebab keduanya merasakan getaran yang lain dalam dada. Hubungan pun berlanjut, penilaian terhadap sang kenalan terasa begitu manis, pertama ia nilai dengan daya tarik fisik dan penampilannya, mata sebagai juri. Senyum pun mengiringi, kemudian tertegun akhirnya , akhirnya jantung berdebar, dan hati rindu menggelora. Pertanyaan yang timbul kemudaian adalah kata-kata pujian, kemudian ia tuliskan dalam buku diary, “Akankah ia mencintaiku.” Bila bertemu ia akan pandang berlama-lama, ia akan puaskan rasa rindu dalam dadanya. 2. Pengungkapan diri dan pertalian, disinilah tahap ucapan I Love You, “Aku mencintaimu”. Si Juliet akan sebagai penjual akan menawarkan cintanya dengan rasa malu, dan sang Romeo akan membelinya dengan, “I LOve You”. Jika Juliet diam dengan tersipu dan tertunduk malu, maka sang Romeo pun telah cukup mengerti dengan sikap itu. Kesepakatan pun dibuat, ada ijin sang romeo untuk datang kerumah, “Apel Mingguan atau Wakuncar “. Kapan pun sang Romeo pengin datang maka pintu pun terbuka dan di sinilah mereka akan menumpahkan perasaan masing-masing, persoalanmu menjadi persoalannya, sedihmu menjadi sedihnya, sukamu menjadi riangnya, hatimu menjadi hatinya, bahkan jiwamu menjadi hidupnya. Sepakat pengin terus bersama, berjanji sehidup semati, berjanji sampai rumah tangga. Asyik dan syahdu. 3. Pembuktian, inilah sebuah pengungkapan diri, rasa cinta yang menggelora pada sang kekasih seakan tak mampu untuk menolak ajakan sang kekasih. ” buktikan cintamu sayangku”. Hal ini menjadikan perasaan masing-masing saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan diantara keduanya. Bila sudah seperti ini ajakan ciuman bahkan bersenggama pun sulit untuk ditolak. Na’udzubillah Begitulah akhirnya mereka berdua telah terjerumus dalam nafsu syahwat, tali-tali iblis telah mengikat. Mereka jadi terbiasa jalan berdua bergandengan tangan, canda gurau dengan cubit sayang, senyum tawa sambil bergelayutan, dan cium sayang melepas abang. Kunjungan kesatu, kedua, ketiga, keseratus, keseribu, dan yang tinggal sekarang adalah suasana usang, bosan, dan menjenuhkan percintaan . Segalanya telah diberikan sang juliet, Juliet pun menuntut sang Romeo bertanggung jawab ? Ternyata sang romeo pergi tanpa pesan walaupun datang dengan kesan. Sungguh malang nasib Juliet. Wahai para Muslimah sadarlah akan lamunan kalian , bayang-bayang cinta yang suci, bukanlah dengan pacaran , cobalah pikirkan buat kamu muslimah yang masih bergelimang dengan pacaran atau kalian wahai pemuda yang suka gonta-ganti pacar. Cobalah jawab dengan hati jujur pertanyaan-pertanyaan berikut dan renungkan ! Kami tanya : 1. Apakah kamu dapat berlaku jujur tentang hal adegan yang pernah kamu kamu lakukan waktu pacaran dengan si A,B,C s/d Z kepada calon pasangan yang akan menjadi istri atau suami kamu yang sesungguhnya ? Kalau tidak kenapa kamu berani mengatakan, pacaran merupakan suatu bentuk pengenalan kepribadian antara dua insan yang saling jatuh cinta dengan dilandasi sikap saling percaya ? Sedangkan kenapa kepada calon pasangan hidup kamu yang sesungguhnya kamu berdusta ? Bukankah sikap keterbukaan merupakan salah satu kunci terbinanya keluarga sakinah? 2. Mengapa kamu pusing tujuh keliling untuk memutuskan seseorang menjadi pendamping hidupmu ? Apakah kamu takut mendapat pendamping yang setelah sekian kali pindah tangan ? ” Aku ingin calon pendamping yang baik-baik” Kamu katakan seperti ini tapi mengapa kamu begitu gemar pacaran, hingga melahirkan korban baru yang siap pindah tangan dengan kondisi ” Aku bukan calon pendamping yang baik” , bekas dari tanganmu, sungguh bekas tanganmu ? 3. Jika kamu disuruh memilih diantara dua calon pasangan hidup kamu antara yang satu pernah pacaran dan yang satu begitu teguh memegang syari’at agama, yang mana yang akan kamu pilih ? Tentu yang teguh dalam memegangi agama, ya Khan ? Tapi kenapa kamu berpacaran dengan yang lain sementara kamu menginginkan pendamping yang bersih ? 4. Bagaimana perasaan kamu jika mengetahui istri/ suami kamu sekarang punya nostalgia berpacaran yang sampai terjadi tidak suci lagi ? Tentu kecewa bukan kepalang. Tetapi mengapa sekarang kamu melakukan itu kepada orang yang itu akan menjadi pendamping hidup orang lain ? 5. Kalaupun istri/suami kamu sekarang mau membuka mulut tentang nostalgia berpacaran sebelum menikah dengan kamu. Apakah kamu percaya jika dia bilang kala itu kami berdua hanya bicara biasa-biasa saja dan tidak saling bersentuhan tangan ? Kalau tidak kenapa ketika pacaran bersentuhan tangan dan berciuman kamu bilang sebagai bumbu penyedap ? 6. Jika kamu nantinya sudah punya anak apakah rela punya anak yang telah ternoda ? Kalau tidak kenapa kamu tega menyeret Ortu kamu ke dalam neraka Api Allah ? Kamu tuntut mereka di hadapan Allah karena tidak melarang kamu berpacaran dan tidak menganjurkan kamu untuk segera menikah. Karena itu wahai muslimah dan kalian para pemuda kembalilah ke fitrah semula. Fitrah yang telah menjadi sunattullah, tidak satupun yang lari daripadanya melainkan akan binasa dan hancur. Inti dari pembahasan ini adalah “PACARAN ITU HARAM” Sumber : Ditulis oleh blog khilafahislamiyah pada Mei 17th, 2007

MENJADI ISTIMEWA

MENJADI ISTIMEWA! Hidup adalah pilihan dan pilihan hidup kita hanya ada dua, menjadi orang yang istimewa ataukah memilih menjadi orang yang biasa- biasa saja. Apapun pilihan kita pastilah ada investasi, konsekuensi dan resikonya. memilih untuk menjadi pribadi yang istimewa dibutuhkan investasi, konsekuensi serta resiko yang lebih dibandingkan dengan pilihan hidup orang yag biasa saja. oleh karena itu, pribadi istimewa itu tidaklah banyak jumlahnya. ibarat pertandingan sepak bola, penonton/ fans pastilah jumlahnya banyak dari pada dengan pemain. yang sedikit memang belum tentu baik, tapi yang baik pastilah jumlahnya sedikit. Seseorang yang istimewa memilih untuk melakukan tindakan- tindakan yang tidak umum dilakukan orang- orang yang biasa saja. Orang istimewa memilih untuk menanggapi sesuatu dengan cara yang berbeda dengan orang biasa. orang istimewa menolak untk melakukan hal- hal yang biasa, mereka selalu memberikan yang terbaik pada setiap perbuatan yang dilakukannya. Karena perbedaan pilihan inilah, maka berbeda pula hasil yang kan didapatkan. makanya orang istimewa selalu menerima lebih dari pada orang biasa...... Manusia istimewa adalah manusia yang menempatkan dirinya untuk menghamba dengan penuh totalitas kepada Allah Azza wa jalla, Sang Maha Pencipta. Apakah anda sudah menjadi orang yang istimewa? Setidaknya ada dua alat yang menjadi tolak ukurnya. Pertama, dengan melihat apakah kita termasuk kelompok orang yang sedikit atau yang banyak/ kebanyakan. Jika kita mampu konsisten untuk sholat shubuh berjamaah di Masjid berarti kita adalah oaring yang istimewa karena orang yang sholat berjamaah di Masjid itu jumlahnya tidaklah banyak. Jika seorang wanita mampu menutup auratnya dengan sempurna yakni mengenakan jilbab serta kerudung tidaklah banyak jumlahnya. Kedua, menjadi istimewa membutuhkan pengorbanan yang luar biasa. Sahabat Rasulullah Sallallhu alaihi’ wasallam, Mus’ab bin Umair Ra, misalnya, mengorbankan hal- hal yang tak terkira untuk menjadi istimewa. Bahkan berkorban nyawa.
Keputusan ada ditangan kita, apakah mau menjadi orang yang istimewa ataukah yang biasa- biasa saja?apabila kita memilih untuk menjadi istimewa maka konsekuensi yang lebih berat menanti kita, dan kita harus siap bergabung ke dalam kelompok yang sedikit jumlahnya serta harus siap di cap aneh/ orang asing oleh sebagian besar manusia biasa! “ Dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. Maka tidakkah sebaiknya ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar?”( TQS.al- Balad, ayat 10-11 ) (FR_rakyat Bandung)

Pengendalian Cinta-ku

Cinta… siapa sih yang tidak pernah merasakan cinta selama ia mengaku dirinya sebagai manusia yang masih normal. Sebagai pengemban dakwah atau aktivis dakwah yang masih seumur benih jagung saya juga pernah merasakan yang namanya jatuh cinta… atau Falling in Love…. Sulit dipungkiri dan saya tidak bisa mengelakkaannya. Cinta terhadap lawan jenis memang beda rasanya ketika mencintai orang tua, saudara ataupun sahabat. Sulit rasanya melukiskan perasaan ini ketika kita terjebak dalam sebuah perasaan fitrawi yang namanya Cinta. Old time…. Saya sama sekali tidak berniat untuk memilih orang yang dianggap special untuk dicintai sebelum waktunya tiba. Sedari kecil dan menginjak usia baligh saya pernah bersumpah pada diri saya agar tidak pacaran. Saya lupa alasan pastinya apa. Saya hanya tak ingin membuang- buang waktu dan tenaga saya untuk aktivitas yang tidak penting. Kalaupun saya nantinya menyukai seseorang maka saya tak seharusnya menyatakannya. Saya lebih suka memendam perasaan. Saya yakin ini hanya perasaan suka atau kagum yang cenderung manusiawi dan biasanya hanya bersifat sementara, jadi saya tak harus mengepresikannya dengan pacaran atau apalah seperti halnya yang dingandrungi anak muda dewasa ini. Yang mana kebanyakan dari mereka berpacaran terutama pada masa pubertas atau usia baligh, dari SMP hingga Mahasiswa. Tapi, kini dunia semakin parah saja yah…. Anak seusia SD pun sudah mengenal yang namanya pacaran. Mereka pun telah berani menyatakan perasaannya ketika menyukai lawan jenisnya. Seingat saya dimasa SD dulu istilah pacaran masih sangat asing terdengar, dan orang akan sangat malu jika menyukai sesama teman SDnya. Bukan hanya itu, anak- anak kini lebih banyak menghapal lagu-lagu cinta alias lagu orang dewasa dibandingkan dengan lagu anak- anak. Apatah lagi didukung dengan produktivitas music dewasa yang berkembang pesat sedangkan lagu anak- anak semakin terkikis dan nyaris lenyap. Selepas SD, SMP, SMA…. Saya terus membentengi diri saya dengan ilmu agar tidak terjerat pada aktivitas yang tak bermanfaat, seperti halnya dengan pacaran. Entah mengapa saya sangat membenci aktivitas yang digandrungi oleh kebanyakan generasi saat ini, yang seakan- akan hidupnya hambar tanpa aktivitas tersebut. Godaan begitu banyak, tapi hati cukup konsisten memegang komitmen yang telah saya ikrarkan beberapa tahun silam. Godaan cinta selalu saja datang menghampiri, tapi hati tetap saja menolak. Duduk dibangku SMA adalah ujian terberatnya. Mata yang senantiasa memandang, mulut yang merayu- rayu, SMS Cinta dan bentuk eksperi cinta telah datang mewarnai hari- hari saya selama masa putih abu- abu. Saya hanya bersikap santai mengahadapinya, saya merasa ini adalah sesuatu yang wajar jika sesorang ada yang menyukai kita, terutama ketika hanya mengukur perasaan cintanya dengan penampakan fisik dari orang yang dicintainya. Saya tidak pernah merasa sombong dengan apa yang saya miliki. Kecantikan? Kecantikan adalah sesuatu yang relative…. Cerdas? Entahlah, semua orang bisa…. Sifat? Saya masih jauh dari kesempurnaan sebagai muslimah. I remember…. Ketika ada yang menyatakan cinta kepada saya, maka saya akan berkata “ Why?”…. yah kenapa? Kenapa anda menyukai saya? Apa karena wajah saya? Sifat saya? Atau ada alasan lainnya. Kebanyakan dari mereka berkata bahwasanya saya adalah wanita yang berbeda dari wanita pada umumnya, cantik sudah pasti. Rayuan gombal….. saya sungguh geli mendengarnya. Saya sudah berusaha menahan pandangan, membatasi diri dari pergaulan dengan lawan jenis. Tapi toh ada saja yang masih berani menyatakan cintanya saat itu. Tentu jawaban yang saya layangkan adalah tidak… saya pikir tidak ada jawaban selain tidak. But, entah kenapa setelah saya memasuki bangku perkuliahan semester awal, saya melanggar komiten saya sendiri yang telah saya rawat selama bertahun- tahun dan akhirnya luluh pada teman saya sendiri. Teman yang kini berada jauh dipelupuk mata. Ia kuliah di Bandung dan saya di Makassar. Kami sangat jarang bertemu. Tapi dan kenapa? Dua kata yang yang sebenarnya bukan menjadi alasan saya untuk melanggar prinsip itu. Saya tidak berpikir untuk memiliki pacar, tapi dalam rangka menjadikannya sebagai calon suami. Suatu waktu saya bermimpi tentangnya, entah kenapa ia bisa masuk dalam mimpi saya. Mimpi itu terus saja berputar- putar dikepala saya. Dan pada suatu waktu, lewat dunia maya, teman saya tersebut menyatakan perasaannya kepada saya. Jawaban yang saya berikan adalah…. Iya? What? Saya juga tak habis pikir, kenapa secepat itu saya memberikan jawaban, yang awalnya saya anggap sebagai pertanyaan candaan tapi toh saya luluh dan syaiton pun semakin menggoda saya, memudahkan saya untuk berkata “ Yah”. Ada rasa sesal? Itu sudah pasti, apalagi ilmu saya tentang Islam semakin bertambah saat mengenyam pendidikan di kampus, basicnya pun sebenarnya saya telah mendapatkan sedikit pemahaman Islam sedari SMA dulu, dan salah satunya betapa Islam sangat melarang aktivitas yang namanya ‘Pacaran’. Tapi….yah ada banyak kata tapi… tapi toh saya terbukti melanggar aturan Allah SWT. Semester dua…. Saya pun memutuskan untuk menghentikannya, hubungan saya dengan teman saya terbilang sangat cepat, hanya bertahan beberapa bulan. Dan saya sendirilah yang memutuskan tidak melanjutkannya, untuk tidak melanjutkan hubungan yang diharamkan Allah ini. Pacaran sungguh perbuatan yang sia- sia. Untunglah saya dan dia jarang bertemu, kami dibatasi ruang dan waktu. Hubungan pun tak lebihnya hanya seperti pertemanan saja. Jadi sebenarnya kami tak pacaran…… karena saya memang tak pernah suka dengan yang namanya pacaran dan tak akan mengulanginya lagi. Cukup hanya sekali melakukan kesalahan ini. I am promise!!! Alhamdulillah, saya dipertemukan dengan orang- orang yang senantiasa berjuang dijalan Allah, bersama dengan merekalah saya mengenal Islam jauh lebih dalam untuk setiap waktunya. Hari demi hari saya usahakan untuk mempertajam keilmuan saya, walaupun terkadang juga jatuh pada kelalaian dan kemalasan, tapi saya tidak membiarkan itu menjadi kebiasaan saya. Yakinlah semua berawal dari keterpaksaan…. Memang seharusnya memaksakan diri agar menjadi sebuah kebiasaan dan karakter diri. Karena hidup adalah pilihan…. Akhirnya saya berjanji dengan sepenuh hati bahwasanya saya tidak akan menerima cinta yang tak halal dimata Allah SWT. Seperti halnya dengan pacaran, saya tidak akan memasukkannya dalam peta dan kamus hidup saya. Pacaran, kata ini harus saya benci dan harus saya buang sejauh yang saya bisa dari benak ini. Benci karena Allah dan cinta karena Allah… Insya Allah….. keep hamasah…keep istiqamah…. Aamiin Ya Rabb…. Saya hanya akan mencintai seseorang yang pantas untuk saya cintai. Yaitu….. suami saya kelak, suami yang mencintai saya karena Allah dan saya pun mencintainya kerena Allah, dan kami pun saling mencintai karena Allah dibawah naungan cinta yang halal dan suci yakni melalui jalur pernikahan yang sakral. Suami saya adalah seorang imam yang senantiasa membimbing saya menuju ridho- Nya. Suami saya adalah seorang lelaki yang penuh tanggung jawab, senantiasa menunjukkan cinta dan kasih sayangnya terhadap anak- anak kami kelak. Suami saya adalah seorang mujahid yang memperjuangkan Syariah dan Khilafah…. Aamiin Ya Rabb…. Saya akan menunggu hingga waktunya tiba…. Semua akan indah pada waktunya…. Saya ingin menerangkan kepada seluruh saudari seiman bahwa betapa indahnya hidup dibawah cinta Ilahi….. bersabarlah ukhtifillah, Man shabara zhafira….^_^

Jumat, 27 Juli 2012

Dakwah, Ketika Anaa dicuekin

DAKWAH, KETIKA ANAA DICUEKIN… By: Arini Arief (Aerin_Nahl) Dakwah…. Kata ini sungguh berat diucapkan bagi mereka yang tak biasa mengucapkannya apatahlagi menggelutinya sebagai sebuah aktivitas rutin dalam kehidupan sehari- hari. Sungguh terasa amat banyak cobaan serta ujiannya. Dakwah…. Dulu kata ini masih asing ditelingaku, apalagi untuk mengucapkannya. Sangat jarang! Mungkin saya hanya mengucapkannya takkala tengah menbaca buku atau mendengarnya melalui TV atau media elektronik semacam Radio. Namun kini….. Dakwah menjadi bagian dari hidup saya. Saya pun tak pernah berpikir sebelumnya untuk menjadi seorang yang akan mengemban amanah berat ini, dakwah. Aktivitas dakwah baru saya ketahui dan kenal saat mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan. Saya memilih jalan ini karena saya berpikir jalan inilah yang memang harus ditempuh oleh seorang yang mengaku dirinya Muslim. Yah…. ternyata setiap muslim memiliki kewajiban untuk mengemban dakwah. Kewajiban ini saya ketahui semenjak saya aktif mengikuti kajian rutin tiap pekannya bersama sang Musrifah. Kata yang pada mulanya masih kaku untuk saya ucapkan apalagi untuk menjadi bagian dari hidup saya lambat laun menjadi biasa. Selalu bermula dari kebiasaan…. Memang berat, pasti sulit, ujian terus saja datang dan tak pernah henti. Itulah tantangan dalam mengemban risalah dakwah selama kaki masih berpijak di bumi ini. Jangan harap ada Istrahat. Karena Istrahat yang sebenarnya adalah di surga. Ketika kita memetik buah dari dakwah itu sendiri. Tunggulah saat itu tiba, sebuah kebahagiaan yang hakiki yang harus kita tebus mulai dari sekarang…. Berdakwah…. Membutuhkan perjuangan serta pengorbanan. Dakwah bukan sebuah pekerjaan yang pasang surut. Dakwah bukanlah rutinitas untuk meraih popularitas. Dakwah meminta kita untuk meluangkan waktu, mengerahkan seluruh tenaga, meneteskan keringat, mengeluarkan materi, meminta segalanya agar dakwah itu tetap ada dan terus berkobar seiring dengan semangat dari para pengembannya. Sungguh dakwah membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Setiap perjuangan dan pengorbanan itu semata- mata berharap meraih ridho Allah Azza Wa Jalla. Dua tahun belakangan ini, saya tengah berusaha untuk menjadi pengemban dakwah. But…ilmu saya masih terbilang sangat sedikit, sehingga ruang dakwah pun masih sempit. Sulit rasanya berdakwah tanpa ilmu. Untuk itu, aktivitas menuntut ilmu dan mengemban dakwah haruslah berjalan beriringan. Rasulullah bersabda “ sampaikanlah walau satu ayat”. Ketika kembali kuingat dan kurenungkan kata ini, maka cukuplah menjadi penyemangat bagiku, yang artinya peluang untuk berdakwah memang amatlah jelas sangat dianjurkan walaupun ilmu kita seperti secuil debu. Allah tidak pernah bermaksud untuk menyusahkan hamba- Nya. Karena yang dibutuhkan hanyalah sebuah keberanian untuk melakukannya. Manakala kita berkomitmen untuk memperjuangkan diin ini, maka tidak ada kata “Impossible” selama kita yakin akan janji Allah…its possible…try and try Ujian Pun Menghampiriku… Selamat datang… saya selalu ingin menyambut setiap ujian yang saya rasa datang bukan untuk melemahkan saya, melainkan Allah mengirimnya justru untuk menguatkan saya, dan Allah pun pastilah melihat seberapa besar keimanan saya terhadap- Nya… demikianlah ujian yang telah tertuliskan. “ semakin tinggi keimanan seseorang, maka akan tinggi pula ujian yang akan dihadapinya”. Begitu banyak motivasi dalam mengemban dakwah, dan begitu luas janji Allah kepada setiap orang yang setia dengan pilihan ini. Maka dari itu, ketika saya menangis setiap kali mengalami kesulitan dalam berdakwah, dan saya hanya berkeluh kesah dihadapan- Nya, bertanya apakah saya pantas ya Rabb? Jika Allah telah mengenalkan saya dengan dunia dakwah ini, berarti Allah telah memantaskan saya untuk ikut serta dalam perjuangan besar ini, yakni ikut andil dalam perjuangan mengembalikan kembali kehidupan Islam yang telah lama dirindukan, dalam bingkai syariah dan Khilafah Islamiyyah. Untuk mewujudkan cita- cita besar ini maka dibutuhkan orang- orang yang memiliki keyakinan kuat terhadap janji- Nya. Apakah saya bisa? Wallahu’alam bi ashawab…
Di kampus dan dilingkungan dimana saya tinggal, terus saja ada beraneka rupa cobaan serta godaannya. Mulai dari teman- teman perkuliahan. Ada yang terlampau hedonis namun ada juga yang sudah paham akan Islam. Tapi…. Yang mampu menerapakan Islam dalam kehidupan sehari- hari masih sangat jarang. Inilah kesulitan yang dialami sebagian besar aktivitas dakwah di kampus. Ketika saya mulai menyinggung permasalahan umat, maka sangat sedikit yang ingin mendengarkan pemaparan saya dengan saksama. Kadang juga ada yang antusias, tapi ketika saya ajak untuk ikut kajian yang lebih dalam atau sekedar ikut acara- acara yang bertemakan dunia Islam, bahkan tak ada satupun yang bisa hadir. Entah apa yang membuyarkan pemikiran mereka akan pentingnya menuntut ilmu, yang bukan hanya ilmu sains atau ilmu dunia, melainkan terhadap ilmu agama mereka sendiri. Saya tak bisa menyalahkan teman- teman saya 100%. Memang hidup adalah pilihan, dan ketika saya dicuekin saat mengajak mereka turut serta dalam acara- acara ke- Islaman ataupun kajian- kajian Islam, pastilah mereka juga sedang dihadapkan dengan dua atau beberapa pilihan sehingga ikut serta dalam kegiatan seperti ini kurang diminati karena dianggapnya menyita waktu dan tidak menyenangkan, atau dengan banyaknya alasan lain yang menurut saya bukan alasan melainkan sebuah kemalasan yang dialami oleh sebagian umat Islam saat ini. Sedih…. Itu sudah pasti. Ketika ada teman kita yang menolak apa yang kita sampaikan dan menghindar setiap kali menghampirinya. Baguslah jika ia hanya diam mendengarkan, tapi bagaimana rasanya ketika ide yang kita sampaikan ditolak? Kertas bulletin berisi sejumlah fakta dan Islam juga ditolak mentah- mentah. Sungguh memiriskan hati bak diiris sembilu. Padahal apa yang kita sampaikan adalah sebuah fakta dan Islam selalu punya solusi untuk menjawab setiap problematika umat saat ini, saya hanya ditugaskan untuk menyampaikan. Ini sebuah kesadaran. Saya merasa sangat sedih jika saudara sendiri masih ada yang menolak… ketakutan itu masih menyelimuti sebagian umat Islam di dunia ini. Ketakutan terhadap Islam itu sendiri, yang selalu dianggap mengadopsi pemikiran serta aturan yang mengekang umatnya. Ketakutan terhadap Islam yang selalu diidentikkan dengan kasus- kasus terorisme dan aliran- aliran sesat. Sungguh ironis!!! Selama sistem masih seperti ini, Negara Indonesia dan dunia masih mengadopsi sistem kufur semacam kapitalisme- sekularisme, maka kita tak bisa berharap untuk mengubah nasib generasi muda negeri ini menjadi lebih baik dan memiliki kesadaran yang tinggi. Hanyalah sebuah mimpi buruk bila mengharap ada perbaikan yang menyeluruh dari sebuah sistem yang busuk, yang sama sekali tak mampu melahirkan generasi cemerlang sebagaimana peradaban Keemasn Islam beberapa abad yang lalu yang terbukti mampu menciptakan kesejahteraan bagi seluruh alam berserta manusia. ONLY SYARIAH AND KHILAFAH ISLAMIYYAH! Allahu Akbarrr….

Life For Choise.....

Hidup Untuk Memilih
Didunia ini terlalu banyak pilihan. Manusia benar- benar akan disibukkan dengan berbagai macam pilihan dan aktivitas. Pilihan, adalah sesuatu yang harus direncanakan dan diputuskan dengan tepat. Tanpa pilihan maka hidup tak akan bermakna. Dengan pilihan kita dapat mengetahui siapa sebenarya kita, apa yang kita inginkan, dan apa tujuan hidup kita. Untuk itu, selalu ada pilihan dalam lika- liku kehidupan ini. Actually…Life is choice……. Dilapangan kita akan menyaksikan betapa banyak orang yang melakukan sesuatu yang berlainan dengan apa yang ia rencanakan. Ini merupakan cara yang salah dalam menyikapi sebuah pilihan. Hidup adalah pilihan…. Dengan pilihan kita menjadi lebih tahu, antara yang benar dan yang salah. Bila pilihan yang kita ambil menjadikan kita terpuruk maka pastilah pilihan itu adalah salah. Dan bila pilihan yang kita ambil menjadikan kita lebih baik dan bertambah baik maka tepatlah pilihan kita. Pilihan pada hakekatnya ada dua. Ya atau Tidak? Ya untuk kebaikan dan tidak untuk keburukan. Namun kita tengok saai ini. Apa yang terjadi atas diri manusia. Apakah manusia telah memilih sebuah pilihan yang tepat untuk dijadikan patokan dalam menjalani kehidupannya. Saat ini kita berproses dan terus berproses. Entah ketahap yang lebih tinggi derajatnya ataukah malah sebaliknya. Manusia pastilah menginginkan sesuatu yang baik terjadi dalam hidupnya. Tapi entah mengapa, manusia masih banyak yang tersesat. Apa sebenarnya yang salah? Mari kita lihat pilihan hidup kita. Adakah yang salah. Jika salah maka, ayo kita perbaiki. Mungkin saja pilihan kita salah, jika kita merasa terpuruk, tertekan, tersesat maka kemungkinan besar ada yang slah dalam setiap pilihan yang kita ambil. Yah….betapa berperannya sebuah pilihan itu. Jadi jangan pernah main- main dalam menentukan sebuah pilihan. Tapi dibutuhkan kesungguhan dan keyakinan. Setiap pilihan adalah resiko Yups….. setiap pilihan yang kita ambil untuk kita jalani pastilah ada resikonya. Jangan berani memilih jika tak sanggup menanggung resiko kemungkinan muncul dari setiap pilihan itu. Yang terpenting adalah, kita mempunyai akal yang masih sehat maka sewajibnyalah memilih dengan benar dan tepat. Pilihan yang terbaik adalah pilihan yang direstui oleh Allah subhanahu wa’ta ala. pilihlah sesuatu yang diridhoi-Nya, dan jangan takut salah apalagi tersesat, karena bila hati telah tertautkan dengan hukum- hukum- Nya maka tidak sepatutnyalah kita memendam keraguan terhadap- Nya,kehendak- Nya dan juga takdir yang ditetapkan- Nya. Man sara ala darbi washala….. siapa yang berjalan dijalan- Nya pasti akan sampai ketujuan. Yah….berjalanlah diatas kehendak- Nya. Jadikan setiap pilihan adalah tujuan perbaikan hidup kita, ada target dan jelas adanya. Pilihan hidup kita adalah pilihan yang sudah pasti berasal dari Sang Khalik. Pilihan hidup kita adalah pilihan yang berbalas surga. Begitulah Allah akan membalas pilihan hidup kita, yaitu senatiasa memilih untuk berjalan pada garis lurus yang telah ditetapkan- Nya.

My First Jilbab

MENUNTUT ILMU & PERJALANAN MENUJU JILBABku Kala itu kelas dua es- em- pe. Waktu itu pemerintah daerah Bulukumba mengeluarkan kebijakan berupa anjuran kepada seluruh umat Muslim yang mengenyam bangku pendidikan tingkat SD hingga perguruan tinggi untuk menutup aurat bagi umat Islam. Yah….. Pemerintah mewajibkan untuk menutup aurat, memakai busana muslim dan muslimah. Saat itu, saya merasa berat hati untuk melaksanakan perintah itu, tentunya akan membuat saya gerah selama di sekolah, karena baju yang tertutup itu. Belum lagi cuaca dan suhu udara di daerah tropis seperti ini, yang pastinya akan membuat kepanasan dan tubuh bercucuran keringat tatkala beraktivitas seharian. Saya pun memulai untuk menutup aurat pada saat duduk di bangku kelas dua SMP. Awalnya saya merasa tidak nyaman dan tidak terbiasa memakai rok panjang, kemeja berlengan panjang plus kerudung. Penampilan saya berubah 180 derajat. Yang awalnya senang memakai rok pendek, celana pendek, kaos oblong, lambat laun mulai tertutupi dengan busana muslimah. Terjadi perubahan yang drastis pada diri saya saat itu, dan saya sangat menyadari itu. Mungkinkah ini yang dinamakan dengan menjemput hidayah??? Yang pada mulanya adalah sebuah keterpaksaan? Apakah keikhlasan senantiasa didahului dengan sebuah keterpaksaan sehingga terjadilah sebuah ‘Habist” and “ needed” Pergolakan itu pun sirna. Semakin hari sikap dan sifat saya berubah. Salah satunya adalah sifat kelaki- lakian saya, ehm…. alias dijuluki si tomboy. Dulunya saya selalu ingin tampak perkasa di mata teman- teman saya, saya ingin tampak hebat, kuat dan pemberani. Karena saya memang merasa bahwa itulah sifat saya. Saya merasa berbeda dengan anak perempuan pada umumnya yang senang ketika diganggu oleh kaum adam. Setiap kali ada yang mendapatkan gangguan usil dari anak laki- laki di sekolah, maka saya pun akan ikut campur dalam rangka membereskan ulah kekanak- kanakan mereka. Kadang kuhadapi dengan tangan kosong kadang juga menggunakan senjata berupa sapu ijuk yang kutemui di pojok kelasku saat itu. Suatu waktu saya pernah dimasukkan ke ruang BP gara- gara bertengkar dengan salah satu teman di kelas. Pernah juga saya memecahkan kaca jendela ruang kelas dengan sapu ijuk secara tidak sengaja kerena kejengkelan saya terhadap salah satu teman. Dia memang musuh bebuyutan saya kala itu. Saya pun harus bertanggung jawab mengganti selembar kaca jendela yang pecah itu dengan mengeluarkan sejumlah uang. Saya telah lupa berapa nominal yang saya harus bayarkan.Namun, setelah kelas dua SMP, terjadi perubahan pada diri saya. Perlahan tapi pasti. Mungkin berkat menutup aurat walaupun belum sesempurna sebagaimana anjuran hukum syara’ yang termaktub dalam al- Quran dan as- Sunnah. Mungkin saja perubahan yang terjadi pada diri saya juga disebabkan karena saat itu usia saya sudah baligh. Saya telah menginjak usia remaja atau masa pubertas. Saya mulai merasa malu dan mulai menjaga imeg. saya mulai menyadari pentingnya belajar dengan sungguh- sungguh yang pada mulanya saya adalah tipe orang yang sangat malas untuk belajar dan membaca buku. But… pada saat kelas dua SMP, saya mulai rajin membaca buku, rajin mengunjungi perpustakaan, meminjam novel sepupu, hingga melahap semua buku pelajaran di sekolah. Saya bak kutu buku kala itu. Saya mulai malas keluar kelas, saya mulai jarang berinteraksi dengan teman- teman dan membicarakan hal- hal yang tidak penting alias bergosip. Selepas SMP saya pun melanjutkan pendidikan di salah satu SMA bergensi di Kota, dengan selembar ijazah SMP dengan hasil yang cukup memuaskan serta melakukan serentetan tes tertulis dan praktek ( membaca Al- Quran ) dan akhirnya saya pun lulus. Mulai membiasakan diri dengan lingkungan baru, wajar karena saya gadis desa yang perlu belajar banyak tentang lingkungan perkotaan dengan hiruk pikuknya. Dengan udaranya, airnya, lingkungannya dan juga orang- orangnya. Saya memulai mengakrabkan diri dengan kawan baru, namanya Milda, dia adalah teman sebangku saya. Disini saya tak akan bercerita banyak tentang dia. Entah dimana dia sekarang, saya mulai putus kontak semenjak lepas dari SMA. Sifat pendiam mulai melekat pada diri saya. Di bangku kelas 1 SMA saya menjadi sosok yang sangat tertutup. Jarang berkomentar bila guru tengah mengajar didalam kelas. Kurang berbicara dan kurang bergaul dan akhirnya berpengaruh terhadap nilai rapor saya saat itu. Bisa dibilang tidak memuaskan. Sedih, yah… itu sudah pasti, betapa tidak, waktu setahun mengenyam pendidikan di kota tidak mebuahkan hasil yang maksimal dan belum bisa membanggakan kedua orang tua. Bayangan menjadi juara kelas pun semakin pudar. Di SMA saya mulai mengenal adanya kajian-kajian Islam, saya pun bergabung dalam kelompok kajian Islam yang diadakan tiap pekannya. Sang murobbi tak perlu lagi menyuruh saya menutup aurat demgan susah payah karena saat itu kerudung saya sudah agak panjang dan pakaian saya sudah longgar, karena memang saya adalah tipikal wanita yang tidak suka menggunakan pakaian ketat, karena saya menganggap pakaian ketat membuat tidak nyaman,namun entahlah…… mayoritas wanita saat ini nampaknya senang sekali menggunakan pakaian yang ketat- ketat, plus transparan. Berangkat dari tarbiyah saya pun mulai banyak belajar, belajar tentang ilmu Allah yang sangat luas, dan rasanya tak kuasa otak ini untuk menyimpannya. Yah…. Ilmu agama memang amatlah luas, mencakup segala aspek kehidupan, mulai dari mata terbuka hingga terpejam kembali. Segala aktivitas ada aturan mainnya dalam Islam, sangat holistik, sempurna dan paripurna. Saya pun semakin bangga akan diin ini. Islam sangat memuliakan wanita dan menjaga kemuliaan wanita itu sendiri. Sungguh tak ada lagi agama yang sesempurna ini, tanpa cacat sedikit pun, andai kata manusia mau sadar, membuka mata hatinya tunduk dan patuh terhadap ajaran Islam, maka saya yakin neraka kelak pasti akan sepi penghuni. Namun…..dunia diluar sana nampak jauh dari ajaran Islam. Dan kebanyakan dari manusia terpesona bahkan mencintainya. Pikiran saya semakin terbuka seiring bertambahnya pengetahuan saya akan pentingnya menuntut ilmu, terutama ilmu agama yang hukumnya fardhu ‘ain. Tahapan hidup saya ketika saya mulai banyak memahami bahwasanya hidup hanya sementara dan saya harus punya tujuan hidup yang jelas, saya harus punya progress, way of life….dan cita- cita. Memori saya memang tidak cukup kuat, jadi saya membuat sebuah ‘mapping of life’! Saya tidak akan berhenti sampai disini, selepas SMA saya akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, saya ingin mendapatkan ilmu yang lebih banyak lagi…. Alhamdulillah…. Setelah tiga tahun menempuh pendidikan di SMA, Saya pun akhirnya lulus di salah satu perguruan tinggi terkemuka di belahan bumi Indonesia bagian timur, UNHAS. Dengan menjalani serentetan tes terlulis dan fisik/ kesehatan. Walaupun sebelumnya saya juga telah bebas tes di perguruan tinggi berlebel Islam, tapi saya melepaskannya dan lebih memilih UNHAS sebagai ladang ilmu saya yang baru. Pastinya lebih menantang…. But, dimana pun saya berada pasti selalu ada tantangan. Bukan hidup namanya bila tak ada tantangan serta ujiannya. Bukan kali pertama saya menginjakkan kaki di Universitas tersohor ini, sebelumnya saya telah pernah beberapakali mengunjungi kampus ini bersama saudara sepupu saya, bahkan saya pernah ikut dalam kuliah saat masih duduk di bangku kelas tiga SMA. Begitu banyak ujian yang saya jalani selama menyandang predikat MABA, salah satunya adalah kewajiban Mahasiswa untuk mengikuti pengkaderan yang diadakan oleh para senior di Fakultas. Kebetulan saya adalah mahasiswa Teknik. Tahulah fakultas ini dengan segala kultur leluhur yang masih diadopsinya. Pengkaderan yang harus dilalui dengan segala konsekuensinya. Namun saya tidak mengikutinya sampai akhir, saya sangat tidak ikhlas jiwa dan raga saya diperlakukan secara tidak manusiawi. Apakah hanya saya yang merasa demikian? Entahlah….. saya tidak suka ditampar, saya tidak suka mendengar kata- kata yang tidak seharusnya dilontarkan oleh mahasiswa yang mengaku dirinya sebagai orang- orang yang berpendidikan tinggi namun miris hati ini bila masih menemukan perlakuan yang tidak sewajarnya, dari saudara seaqidah pula, berkerudung pula. Astagfirtullah…. Setahun berlalu…. Begitu banyak kesibukan berbau duniawi didepan mata. Saya mulai jenuh, bosan dan mulai mencari sesuatu yang baru di kampus merah ini. Salah satunya adalah dengan banyak mengikuti berbagai acara yang menurut kacamata saya adalah sesuatu yang bermanfaat. Seperti halnya mengikuti seminar,dialog dan workshop. Ikut kajian Islam pun tak pernah luput dari perhatian saya, selalu merasa haus ilmu dan pemburu informasi penting, terutama mengenai dunia Islam. My First JILBAB? Disinilah saya mulai mengenal arti Jilbab yang sebenarnya. Yah… dengan mengikuti kajian Islam yang seringkali diadakan oleh salah satu harakah atau lembaga dakwah yang ada di kampus. Saya terus saja diajak oleh salah satu senior saya di Jurusan, untuk ikut kajian atau halaqoh setiap pekannya. Awalnya saya merasa biasa saja, tapi lama- kelamaan saya menemukan banyak pelajaran baru yang sama sekali belum pernah terbesik dalam benak saya. Sang Musyrifah terus saja menjelaskan makna Jilbab dan kerudung menurut Al- Quran dan As- Sunnah. Orang Indonesia pada umumnya menganggap bahwasanya Jilbab itu sama dengan kerudung, dan kerudung itu sendiri adalah Jilbab. Saya mulai berpikir, bahwa memang benar bahwa Jilbab dan kerudung adalah dua jenis benda yang berbeda, dari kata saja sudah berbeda begitu pula dengan maknanya sangat jelas. Saya pun membenarkan apa yang telah disampaikan oleh sang musyrifah. “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”( TQS. An- Nuur ayat 31 ) “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”( TQS. Al- Azhab ayat 59 ) Poin- poin yang saya dapatkan tentang Hijab Muslimah setelah beberapa kali mengikuti kajian bersama sang musyifah adalah sebagai berikut: 1. Menutupi seluruh tubuh, sebagaimana yang difirmankan Allah, “Hendaklah mereka itu mengeluarkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. (TQS. Al Ahzab : 59) 2. Maksud daripada berhijab adalah untuk menutup tubuh wanita dari pandangan laki-laki. Jadi, bukan yang tipis, yang pendek, yang ketat, tau berkelir serupa dengan kulit, mau- pun yang bercorak berlebihan, berwarna mencolok dan yang bersifat mengundang penglihatan laki-laki. 3. Harus yang longgar, sehingga tidak menampakkan tempat- tempat yang menarik pada anggota tubuh. 4. Tidak diberi wangi- wangian, hal ini telah diperingatkan oleh Rasulullah saw : “Sesungguhnya seorang wanita yang memakai wangi- wangian kemudian melewati kaum (laki-laki) bermaksud agar mereka mencium aromanya, maka ia telah melakukan perbuatan zina“. (HR. Tirmidzi) 5. Pakaian wanita tidak boleh menyerupai laki-laki, “Nabi saw melaknat laki-laki yang mengenakan pakaian wanita, dan seorang wanita yang mengenakan pakaian laki-laki“. (HR. Abu Dawud dan An Nasai). 6. Tidak menyerupai pakaian orang kafir, “Siapa yang meniru suatu kaum, maka ia berarti dari golongan mereka“. (HR. Ahmad) 7. Berpakaian tanpa bermaksud supaya dikenal, baik itu dengan mengenakan pakaian yang berharga mahal maupun yang murah, jika niatnya untuk dibanggakan karena harganya ataupun yang kumal jika bermaksud agar dikenal sebagai orang yang ta’at (riya’). “Siapa yang mengenakan pakaian tersohor (bermaksud supaya dikenal) di dunia, maka Allah akan memberinya pakaian hina di hari Kiamat, lalu dinyalakan api pada pakaian tersebut.” (HR Abu Dawud) 8. Kain yang tebal dan tidak tembus pandang serta irho’ ( menyentuh tanah/ hingga tumit ) 9. Lapang dan tidak sempit. Karena pakaian yang sempit dapat memperlihatkan bentuk tubuh seluruhnya atau sebagian. Lambat laun, saya mulai mengenakan busana muslimah yang sebenarnya, yang pada mulanya saya senang menggunakan baju potongan walaupun terlihat sudah menutup aurat dan sopan, namun tetap saja tidak sempurna dan tidak sesuai dengan hukum syara’. Jilbab adalah baju terusan yang menjulur keseluruh tubuh seperti trowongan dalam artian tidak terputus. Orang Indonesia pada khususnya, sering menganggap pakaian ini adalah baju gamis atau jubah. Mengenakan busana muslimah dengan sempurna rasanya sangat menyenangkan, sulit diungkapkan. Ada kebanggaan tersendiri bagi siapa saja yang telah memahami dan mengamalkannya. Merasa lebih terhormat dan terlindungi. Jilbab plus kerudung is my identity…. To be a true Muslimah…. Aamiin^^ Namun sayang….pada faktanya ada begitu banyak umat Islam, terkhusus untuk muslimah yang semakin jauh dengan nilai- nilai Islam, terutama dalam hal menutup auratnya. Indonesia dan dunia telah dilanda oleh fashion ala barat. Walaupun kini telah banyak wanita yang mulai menutup aurat, namun tidak benar dan hanya mengutamakan fashion bukan dari segi mengilmuinya terlebih dahulu. Sehingga menutup aurat itu sendiri sangat jauh dari nilai- nilai Islam, dimana kriteria menutup aurat dengan benar telah terlukiskan dalam al- Quran dan as- Sunnah, tapi sistem jahiliyah telah meracuni umat Islam. Berbagai macam cara dan upaya yang dilakukan oleh musuh- musuh Allah untuk menghancurkan agama ini, termasuk dalam hal berbusana atau dari segi fashion. Miris hati ini tatkala menyaksikan wanita- wanita muslimah yang mulai tak merasa malu memamerkan auratnya dan bentuk tubuhnya di ruang- ruang publik. Memang disekitar kita semakin banyak yang menutupi auratnya, akan tetapi tidak tepat, dan lagi- lagi pengaruh media dan modernisasi yang semakin menggila. Jadi tidak heran saat ini banyak kita temui wanita- wanita yang berbusana namun pada hakekatnya adalah telanjang, karena hanya sekedar membaluti tubuhnya dengan kain yang ketat lagi tipis. Saya sering merasa sedih, gelisah bahkan bosan dan tak tahu apa yang mesti saya perbuat ketika melihat saudara- saudara saya bertingkah plus bergaya bak orang kafir. Untunglah kalau ia masih mendirikan sholat, bagaimana jika ia sudah tak menutup auratnya dan tidak sholat pula? Sungguh memilukan… inilah buah sistem kufur yang menjunjung tinggi kebebasan berprilaku, berpendapat, berkepemilikan, beragama dan kebebasan- kebebasan konyol dan bertabrakan dengan fitrah manusia. Itulah efek Dari sistem kufur Demokrasi- Kapitalisme- Sekularisme serta isme- isme lainnya. Saya tidak akan hanya menyalahkan individu- individu yang ada dalam kungkungan sistem ini. Pasti tidak akan menyelesaikan masalah dan bukan solusi tuntas. Karena ini adalah kesalahan sistem, mabda/ idiologi yang mengakar di negeri ini dan dunia. Sistem inilah yang harus dimusnakan untuk membebaskan umat dari segala bentuk keterpurukan, dan termasuk didalamnya adalah kesalahan persepsi dalam memandang busana muslimah itu sendiri. Saya yakin dengan sepenuh jiwa… hanya ada satu sistem/ idiologi yang mampu membebaskan umat di muka bumi ini dari segala bentuk keterpurukan. Hanya ada satu sistem yang mampu menjamin kesejahteraan dunia ini. Hanya ada satu sistem yang di ridhoi Allah SWT. Yaitu dengan menerapkan Syariah Islam secara Kaaffah ( menyeluruh/sempurna) di bawah naungan Khilafah Islamiyah. Allahu Akbar!!!