Mahasiswa Miskin, Saat Musim Hujan
Karya; Arini Arief
Dimuat di koran harian Fajar tgl 19 Desember 2010
Langit masih mendung…
Kemarin…hari ini dan mungkin esok..
Awan tak sanggup lagi menampung air begitu banyak
Ia pun menurunkan tetesan air
Air terus berjatuhan membasahi bumi
Hampir seminggu.
Seminggu ini hanya ingin berselimut
Bersembunyi diruang hangat
Memandangi hujan dibalik etalase
Dengan hati kelabu tapi menggebu- gebu
Hujan begini, perut lapar saja
Tak ada uang maka tak ada makan
Inilah mahasiswa
Menunggu rezeki dari hujan,
Menunggu kiriman orang tua di kampung
Atau, dari tangan orang yang Dermawan
Ataukah, hanya….
Menikmati hujan dengan perut berdendang
Kosong, keroncongan
Bertanya;
Kapankah hujan akan reda
Kapankan hujan tak menambah rasa laparku?
Badan kurus menggigil
Wajah pucat, seakan mati esok
Ataukah hari sampai detik ini saja
Kinilah mahasiswa disaat hujan
Disaat hujan tak berbelas kasih, dan
Membiarkan diri untuk memilih dipenjarakan saja
Agar dapat makan gratis.
Hujan pun berubah jadi berkah.
Berkah bagi mahasiswa miskin.
Bumi Allah, 5 Muharrom 1432 H
Makassar, 11 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar