Senin, 21 Februari 2011

PUISI

Mahasiswa Miskin, Saat Musim Hujan

Karya; Arini Arief

Dimuat di koran harian Fajar tgl 19 Desember 2010

Langit masih mendung…

Kemarin…hari ini dan mungkin esok..

Awan tak sanggup lagi menampung air begitu banyak

Ia pun menurunkan tetesan air

Air terus berjatuhan membasahi bumi

Hampir seminggu.

Seminggu ini hanya ingin berselimut

Bersembunyi diruang hangat

Memandangi hujan dibalik etalase

Dengan hati kelabu tapi menggebu- gebu

Hujan begini, perut lapar saja

Tak ada uang maka tak ada makan

Inilah mahasiswa

Menunggu rezeki dari hujan,

Menunggu kiriman orang tua di kampung

Atau, dari tangan orang yang Dermawan

Ataukah, hanya….

Menikmati hujan dengan perut berdendang

Kosong, keroncongan

Bertanya;

Kapankah hujan akan reda

Kapankan hujan tak menambah rasa laparku?

Badan kurus menggigil

Wajah pucat, seakan mati esok

Ataukah hari sampai detik ini saja

Kinilah mahasiswa disaat hujan

Disaat hujan tak berbelas kasih, dan

Membiarkan diri untuk memilih dipenjarakan saja

Agar dapat makan gratis.

Hujan pun berubah jadi berkah.

Berkah bagi mahasiswa miskin.

Bumi Allah, 5 Muharrom 1432 H

Makassar, 11 Desember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar