Sabtu, 07 September 2013

KONTES MISS WORLD BUKTI KETIADAAN KHILAFAH!



KONTES MISS WORLD BUKTI KETIADAAN KHILAFAH!

Banyak yang mengira bahwasanya kontes Miss World akan mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa atau negara dimana ajang tersebut digelar. Pada Tahun ini, kontes kecantikan sejagad akan digelar di bumi pertiwi, Indonesia.

Tentu hal ini disambut gembira oleh pemerintah negeri ini, terutama bagi kementrian kebudayaan dan kepariwisataan, karena ajang ini dianggap akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik atau mancanegara dan tentu saja akan menambah pemasukan devisa negara, selain itu akan dengan mudah memperkenalkan budaya Indonesia tanpa harus repot lagi melakukan promosi pariwisata, kerena secara otomatis  dunia akan menayangkan kontes miss world tersebut secara serentak dihampir seluruh belahan dunia.

Sejarah Singkat Miss world…

Miss World adalah kontes kecantikan internasional yang diprakarsai oleh Eric Morley pada tahun 1951 dan pertama kali diadakan di Inggris. Pada mulanya ajang miss world ini diadakan sebagai kontes bikini, tetapi kemudian oleh media disebut-sebut sebagai Miss World. Setelah kematiannya pada tahun 2000, Istri Morley, Julia Morley, menggantikannya sebagai ketua

Miss World dimulai sebagai Festival kontes bikini, untuk menghormati pakaian renang yang baru diperkenalkan pada saat itu, tetapi disebut "Miss World" oleh media. Ini pada awalnya direncanakan sebagai acara one-off. Setelah belajar tentang kontes Miss Universe yang akan datang, Morley memutuskan untuk membuat konteks acara tahunan.
Pada 1980-an, kontes ini mereposisi dirinya dengan Slogan Beauty With a Purpose (Kecantikan Dengan Tujuan), dengan tes tambahan intelijen dan tes kepribadian. Namun, kompetisi telah dilihat kuno. Ia selama 80-an bahwa perusahaan itu dimiliki oleh Transworld Communication, meskipun untuk waktu yang singkat. Meskipun memiliki daya tarik global, acara itu tidak disiarkan pada jaringan TV besar terestrial Inggris selama beberapa tahun, sampai Channel 5 menayangkan 1998. Dan kemudian terus diadakan tiap tahunnya.
Sebagai warga Negara yang baik, tentu kita yang tidak paham akan merasa sangat bangga dengan diadakannya acara ini di Indonesia. Betapa tidak, ini menyangkut eksistensi negera di mata dunia. Sangat luar biasa, Indonesia yang penduduknya mayoritas muslim tapi justru setuju dengan konteks dimana aurat wanita yang dipertontonkan di depan umum, dieksploitasi, dikomersialisasi seperti barang. Kebanggaan dan keseriusan akan digelarnya acara ini dapat kita lihat dari kutipan pernyataan panitia Miss world berikut ini;
“Saat ini sedang kita persiapkan karena ini event besar sekali, di mana nantinya akan menjadi sejarah untuk Indonesia. Setelah 60 tahun lebih diadakan Miss World, baru kali ini diadakan di Indonesia. Pada 2013, ajang ini memasuki tahun penyelenggaraan ke-63,” tutur Liliana kepada Okezone saat dijumpai di sela acara konferensi pers Miss Indonesia Goes to Miss World di Blacksteer Lounge, Belezza Shopping Arcade, Jakarta Barat, Selasa, 10 Juli 2012.

Karena itulah, lanjut Liliana, Indonesia harus berjuang keras demi kelancaran terselenggaranya acara berskala internasional itu dan mendapatkan kesan yang baik oleh dunia internasional.
“Kita harus berjuang keras, bukan hanya materi, tapi segala daya juang kita harus dicurahkan demi mendapatkan yang terbaik. Ini kan demi mempromosikan Indonesia juga di mata dunia,” tutup istri Hary Tanoesoedibjo, CEO MNC Group. Okezone.com

Antusiaisme Dunia

Merebaknya acara kontes yang mengedepankan body and beauty merupakan buah dari kapitalisme. Kapitalisme mengutamakan manfaat berupa materi. Hal seperti ini juga tak lepas dari peran anak kandung Kapitaliseme, Demokrasi. Demokrasi mengadopsi kebebasan-kebebasan, diantaranya adalah kebebasan berekspresi atau bertingkah laku. Jadi wajar bila acara macam miss world akan sangat mudah direalisasikan, termasuk menggelarnya di negeri-negeri kaum muslimin yang mana sudah terperosok dalam jurang demokrasi.

Sejak runtuhnya masa kekhilafaan pada tahun 1924 M, sekularisasi makin digencarkan di negeri-negeri kaum muslimin. Mulai dari system kenegaraan hingga system perrgaulan. System ini dengan sangat leluasa merasuki tubuh kaum muslimin, disebabkan tidak adanya benteng bagi umat Islam yang melindungi kaum muslim dari serangan barat, baik dari segi militer seperti yang terjadi disebagian besar negeri timur tengah. Sedangkan dari segi pemikiran(ghwzul fikr) melalui food, fashion, fun, song, sport dan lain lain sebagianya.  Sehingga sangat jelas bahwa Ajang Miss world merupakan bagian dari ghwzul fikr.

Islam menempatkan perempuan pada posisi mulia, sebagai kehormatan sebuah keluarga bahkan sebuah bangsa. Perempuan harus dihargai. kecantikannya adalah anugerah Allah SWT yang harus dijaga dan dijauhkan dari eksploitasi. Kecantikan bukan tolak ukur kehormatan dan kemuliaan perempuan. Sejarah membuktikan, konteks kecantikan tidak pernah ada di masa Rasul saw dan kekhilafahan Islam. Budaya ini memang murni berasal dari budaya Barat.

Rasul saw bersabda:  ”Sesungguhnya ALLAH tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian,tapi ia melihat hati dan amal kalian.” (HR.Muslim,Ahmad dan Ibnu Majah). Dalam hadits lain, Rasul saw mengatakan bahwa: ”Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhisannya adalah wanita shalehah.” (HR.Muslim,Ibnu Majah dan An Nasai). Maka jelas, bahwa yang akan berkonsekuensi pada hisab Allah (pahala dan dosa) bukan kecantikan, tapi kesholehan amal.

Kemuliaan perempuan akan tercipta manakala ia mampu menjalankan peran yang sudah ditetapkan Allah. Yaitu sebagai madrasah utama, istri dan pengatur rumah tangga, sebagai ibu pendidik generasi, serta sebagai anggota masyarakat yang peduli pada permasalahan umat.

Dengan demikian, sejatinya umat membutuhkan penerapan syariat Islam secara kaaffah dalam negara Khilafah agar kehormatan kaum perempuan terlindungi dan umat terjaga bebas dari serangan liberalisasi global karena negara dan pemimpinnya mandiri dan memiliki integritas. Khilafah membentengi umat dari pengaruh budaya liberal dengan cara mengokohkan akidah umat (akidah Islam ditanamkan sejak dini), menjauhkan umat dari apa pun yang bisa melemahkan akidah (liberalisme, sekulerisme, pluralisme), membina umat dengan  hukum-hukum syariah Islam, serta memberikan sanksi tegas kepada pelaku pelanggaran, sehingga kemaksiatan dan kedzoliman tidak akan mendominasi seperti halnya dengan apa yang terjadi pada saat ini. Hanya Syariah dan Khilafah satu-satunya solusi untuk segala problematika yang menimpa umat. Allahu Akbar!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar