KONTES MISS WORLD BUKTI KETIADAAN
KHILAFAH!
Banyak
yang mengira bahwasanya kontes Miss World akan mengangkat harkat dan martabat
suatu bangsa atau negara dimana ajang tersebut digelar. Pada Tahun ini, kontes
kecantikan sejagad akan digelar di bumi pertiwi, Indonesia.
Tentu
hal ini disambut gembira oleh pemerintah negeri ini, terutama bagi kementrian
kebudayaan dan kepariwisataan, karena ajang ini dianggap akan meningkatkan
jumlah kunjungan wisatawan domestik atau mancanegara dan tentu saja akan
menambah pemasukan devisa negara, selain itu akan dengan mudah memperkenalkan
budaya Indonesia tanpa harus repot lagi melakukan promosi pariwisata, kerena
secara otomatis dunia akan menayangkan
kontes miss world tersebut secara serentak dihampir seluruh belahan dunia.
Sejarah
Singkat Miss world…
Miss
World adalah kontes kecantikan internasional yang diprakarsai
oleh Eric Morley
pada tahun 1951
dan pertama kali diadakan di Inggris. Pada mulanya ajang miss world ini diadakan sebagai
kontes bikini,
tetapi kemudian oleh media disebut-sebut sebagai Miss World. Setelah
kematiannya pada tahun 2000, Istri Morley, Julia Morley,
menggantikannya sebagai ketua
Miss
World dimulai sebagai Festival kontes bikini, untuk menghormati pakaian renang
yang baru diperkenalkan pada saat itu, tetapi disebut "Miss World"
oleh media. Ini pada awalnya direncanakan sebagai acara one-off. Setelah
belajar tentang kontes Miss Universe yang akan datang, Morley
memutuskan untuk membuat konteks acara tahunan.
Pada
1980-an, kontes ini mereposisi dirinya dengan Slogan Beauty
With a Purpose (Kecantikan Dengan Tujuan), dengan tes tambahan intelijen
dan tes kepribadian.
Namun, kompetisi telah dilihat kuno. Ia selama 80-an bahwa perusahaan itu
dimiliki oleh Transworld
Communication, meskipun untuk waktu yang singkat. Meskipun memiliki
daya tarik global, acara itu tidak disiarkan pada jaringan TV besar terestrial
Inggris selama beberapa tahun, sampai Channel 5
menayangkan 1998. Dan kemudian terus
diadakan tiap tahunnya.
Sebagai
warga Negara yang baik, tentu kita yang tidak paham akan merasa sangat bangga
dengan diadakannya acara ini di Indonesia. Betapa tidak, ini menyangkut
eksistensi negera di mata dunia. Sangat luar biasa, Indonesia yang penduduknya mayoritas
muslim tapi justru setuju dengan konteks dimana aurat wanita yang
dipertontonkan di depan umum, dieksploitasi, dikomersialisasi seperti barang.
Kebanggaan dan keseriusan akan digelarnya acara ini dapat kita lihat dari kutipan
pernyataan panitia Miss world berikut ini;
“Saat ini sedang kita persiapkan
karena ini event
besar sekali, di mana nantinya akan menjadi sejarah untuk Indonesia. Setelah 60
tahun lebih diadakan Miss World, baru kali ini diadakan di Indonesia. Pada
2013, ajang ini memasuki tahun penyelenggaraan ke-63,” tutur Liliana kepada Okezone saat
dijumpai di sela acara konferensi pers Miss
Indonesia Goes to Miss World di Blacksteer Lounge, Belezza Shopping
Arcade, Jakarta Barat, Selasa, 10 Juli 2012.
Karena itulah, lanjut Liliana, Indonesia harus berjuang keras demi kelancaran terselenggaranya acara berskala internasional itu dan mendapatkan kesan yang baik oleh dunia internasional.
“Kita harus berjuang keras, bukan
hanya materi, tapi segala daya juang kita harus dicurahkan demi mendapatkan
yang terbaik. Ini kan
demi mempromosikan Indonesia juga di mata dunia,” tutup istri Hary
Tanoesoedibjo, CEO MNC Group. Okezone.com
Antusiaisme Dunia
Merebaknya acara kontes yang
mengedepankan body and beauty merupakan buah dari kapitalisme. Kapitalisme
mengutamakan manfaat berupa materi. Hal seperti ini juga tak lepas dari peran
anak kandung Kapitaliseme, Demokrasi. Demokrasi mengadopsi kebebasan-kebebasan,
diantaranya adalah kebebasan berekspresi atau bertingkah laku. Jadi wajar bila
acara macam miss world akan sangat mudah direalisasikan, termasuk menggelarnya
di negeri-negeri kaum muslimin yang mana sudah terperosok dalam jurang
demokrasi.
Sejak runtuhnya masa kekhilafaan
pada tahun 1924 M, sekularisasi makin digencarkan di negeri-negeri kaum muslimin.
Mulai dari system kenegaraan hingga system perrgaulan. System ini dengan sangat
leluasa merasuki tubuh kaum muslimin, disebabkan tidak adanya benteng bagi umat
Islam yang melindungi kaum muslim dari serangan barat, baik dari segi militer
seperti yang terjadi disebagian besar negeri timur tengah. Sedangkan dari segi
pemikiran(ghwzul fikr) melalui food, fashion, fun, song, sport dan lain lain
sebagianya. Sehingga sangat jelas bahwa Ajang
Miss world merupakan bagian dari ghwzul fikr.
Islam
menempatkan perempuan pada posisi mulia, sebagai kehormatan sebuah keluarga
bahkan sebuah bangsa. Perempuan harus dihargai. kecantikannya adalah anugerah
Allah SWT yang harus dijaga dan dijauhkan dari eksploitasi. Kecantikan bukan
tolak ukur kehormatan dan kemuliaan perempuan. Sejarah membuktikan, konteks
kecantikan tidak pernah ada di masa Rasul saw dan kekhilafahan Islam. Budaya
ini memang murni berasal dari budaya Barat.
Rasul
saw bersabda: ”Sesungguhnya
ALLAH tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian,tapi ia melihat hati
dan amal kalian.” (HR.Muslim,Ahmad dan Ibnu Majah). Dalam hadits
lain, Rasul saw mengatakan bahwa: ”Dunia
adalah perhiasan dan sebaik-baik perhisannya adalah wanita shalehah.”
(HR.Muslim,Ibnu Majah dan An Nasai). Maka jelas, bahwa yang akan berkonsekuensi
pada hisab Allah (pahala dan dosa) bukan kecantikan, tapi kesholehan amal.
Kemuliaan
perempuan akan tercipta manakala ia mampu menjalankan peran yang sudah
ditetapkan Allah. Yaitu sebagai madrasah utama, istri dan pengatur rumah
tangga, sebagai ibu pendidik generasi, serta sebagai anggota masyarakat yang
peduli pada permasalahan umat.
Dengan
demikian, sejatinya umat membutuhkan penerapan syariat Islam secara kaaffah
dalam negara Khilafah agar kehormatan kaum perempuan terlindungi dan umat terjaga
bebas dari serangan liberalisasi global karena negara dan pemimpinnya mandiri
dan memiliki integritas. Khilafah membentengi umat dari pengaruh budaya liberal
dengan cara mengokohkan akidah umat (akidah Islam ditanamkan sejak dini),
menjauhkan umat dari apa pun yang bisa melemahkan akidah (liberalisme,
sekulerisme, pluralisme), membina umat dengan hukum-hukum syariah Islam,
serta memberikan sanksi tegas kepada pelaku pelanggaran, sehingga kemaksiatan
dan kedzoliman tidak akan mendominasi seperti halnya dengan apa yang terjadi
pada saat ini. Hanya Syariah dan Khilafah satu-satunya solusi untuk segala
problematika yang menimpa umat. Allahu Akbar!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar