Wawancara dengan : Rochmat S Labib
Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia
Pengantar:
Di tengah isu aksi kekerasan berbau
terorisme yang kemudian oleh sebagian kalangan dikaitkan dengan
perjuangan menegakkan syariah dan Khilafah, tentu menarik untuk
mengetahui lebih jauh visi-misi dan metode perjuangan Hizbut Tahrir
(HT). jelas, karena HT adalah salah satu—jika bukan
satu-satunya—gerakan yang konsisten dan telah melewati waktu yang cukup
panjang dalam perjuangan menegakkan syariah dan Khilafah. Bagaimana
sebetulnya visi-misi HT? Bagaimana HT mengartikulasikan
gagasan-gagasannya? Bagaimana pula pandangan HT tentang aksi kekerasan
dalam mewujudkan tujuan menegakkan syariah dan Khilafah?
Untuk menjawab beberapa pertanyaan di atas, Redaksi kembali mewawancarai Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Rochmat S Labib. Berikut petikannya.
Metode apa yang ditempuh HT untuk mewujudkan Khilafah?
Khilafah merupakan kewajiban syar'i atas seluruh kaum Muslim. Cara menegakkan Khilafah juga harus syor'i, Sebab, Islam tidak hanya mewajibkan dan menjelaskan gambaran sistemnya, namun juga menjelaskan thariqah atau metode menegakkan sistem itu.
Lalu bagaimana merumuskan thariqah tersebut?
Thariqah dakwah merupakan hukum syariah sehingga harus digali dari dari dalil-dalil syar'i. Karena itu, sirah Nabi saw. amat relevan untuk dikaji. Sebab, beliau adalah uswah hasanah, termasuk dalam menegakkan dawlah, mengubah daar kufr menjadi daar al-Islaam.
Perlu saya tegaskan, sirah Nabi saw. termasuk as-Sunnah sehingga bisa dan harus dijadikan sebagai hujjah, tentu
setelah diverikasi kesahihannya. Agar lebih sempurna, sirah Nabi saw.
tersebut dikaitkan dengan berbagai ayat yang turun ketika itu. Sebab,
perbuatan Rasulullah saw. juga implementasi dari ayat-ayat yang turun
kepada beliau.
Dengan berbekal sirah Nabi saw. dan ayat-ayat tersebut, apakah setiap orang bisa merumuskannya?
Tentu tidak. Sebagai bagian dari hukum
syariah, hanya ulama yang sampai derajat mujtahid saja yang boleh
berijtihad dalam perkara ini. Hanya seorang mujtahid yang bisa menggali
thariqah dakwah dari dalil-dalil syar'i yang ada. Alhamdulillah, muassis Hizbut Tahrir, yakni al-'Allamah asy-Syaykh Taqiyuddin anNabhani rahimahul-Laah adalah seorang ulama yang mencapai derajat mujtahid. Beliau pun telah berhasil merumuskan thariqah dakwah yang digali dari dalil-dalil syariah.
Bisa dijelaskan thariqah dakwah tersebut?
Secara garis besar, thariqah tersebut berupa sejumlah aktivitas yang harus dilaksanakan dalam tiga marhalah (tahapan atau periode, red.). Marhalah pertama adalah marhalah attatsqif (tahap pembinaan dan pengkaderan). Tahap ini dilakukan untuk membentuk pribadipribadi yang meyakini fikrah dan thariqah Islam yang diadopsi oleh Hizb hingga terbentuk sebuah kutlah hizbiyyah (kelompok politik). Mereka yang berhimpun dalam kutlah itu dibina agar siap mengemban dakwah dan memikul semua beban perjuangan.
Tahapan ini didasarkan pada tahapan
awal dakwah Rasulullah saw. Setelah diperintahkan menyampaikan risalah,
beliau segera mengerjakannya, terutama terhadap orang-orang yang
beliau kenal. Orang-orang yang beriman kemudian dibina, dikader dan
diorganisasi di tempat-tempat yang tidak diketahui publik, seperti di
rumah al-Arqam, bukit-bukit, dan lain-lain. Dakwah tersebut berlangsung
selama tiga tahun hingga turun QS al-Hijr [15]: 94 yang memerintahkan
Rasulullah saw. berdakwah secara terang‑terangan di tengah masyarakat.
Perintah tersebut menunjukkan bahwa itu merupakan thariqah yang
harus dikerjakan. Sejak itu, dakwah Rasulullah saw. memasuki tahapan
berikutnya, yakni berinteraksi dengan masyarakat secara terbuka.
Itu juga dijalankan Hizbut Tahrir?
Ya. Setelah sukses pada tahap pertama, Hizb pun melangkah pada tahapan kedua itu, yakni marhalah at-tafful ma'a at-ummah (tahap berinteraksi dengan umat). Dalam tahapan ini, tsaqaafah murakkazah (pembinaan intensif, red.) yang dijalankan pada tahap pertama tetap dilanjutkan, namun ditambah dengan beberapa aktivitas lainnya. Di antaranya adalah tsaqaafah jamaa'iyyah, yakni
pembinaan yang ditujukan untuk publik. Berbagai diskusi, seminar,
konferensi, tablig akbar dan semacamnya termasuk dalam aktivitas ini.
Dengan pembinaan umum tersebut, pemikiran Islam akan menyebar luas di tengah masyarakat. Tujuannya agar tercipta al-wa'y al-'aam, kesadaran umum di tengah-tengah umat tentang Islam. Pada gilirannya, kesadaran umum tersebut akan melahirkan ar-ra'y al-'aam, opini umum, yakni opini kolektif yang menghendaki kembalinya Khilafah dalam kehidupan.
Tema apa yang pertu digencarkan agar berkembang menjadi opini umum?
Ya tentu tentang Islam sebagai
ideologi. Temanya fokus pada pemikiran dan hukum-hukum yang mendasar
dan penting bagi umat, seperti akidah Islam serta kewajiban terikat
dengan hukum syariah, menerapkan Islam dalam semua aspek kehidupan,
menegakkan Khilafah, jihad fi sabili-Laah, menyatukan negeri-negeri Islam, dan lain-lain. Digencarkan pula tentang
keharaman menerapkan sekularisme,
kapitalisme, demokrasi serta semua sistem dan hukum produk manusia,
juga tentang keharaman berpecah-belah lebih dari satu negara, bahaya
nasionalisme, dan lain-lain. Dengan begitu, umat ini memiliki komitmen
kuat untuk memperjuangkan tegaknya Khilafah dan menjaga eksistensinya,
sebagaimana penduduk Madinah ketika itu.
Akankah semulus itu?
Tentu terjadi benturan-benturan.
Masyarakat yang menjadi lahan dakwah bukan ruang hampa yang kosong dari
pemikiran. Di dalamnya sudah berkembang berbagai pemikiran, termasuk
pemikiran yang sesat dan batil. Ada sekularisme, kapitalisme,
liberalisme, pluralisme, feminisme dan lain-lain. Semua ide sesat itu
harus dienyahkan dari benak umat. Untuk itu, dilakukanlah ash-shiraa' al-fikri, pertarungan
pemikiran. Caranya, dengan menelanjangi kesesatan semua ide tersebut,
merobohkan bangunan argumentasinya dan menunjukkan kebobrokannya. Pada
saat yang sama ditunjukkan kebenaran dan keunggulan Islam.
Sesungguhnya aktivitas ini juga merupakan bagian dari thariqah dakwah Rasulullah saw. Dalam marhalah ini,
beliau banyak menyerang berbagai kepercayaan, nilai-nilai,
adat-istiadat dan kebiasaan jahiliyah. Ini semakin jelas jika kita
melihat tema ayat-ayat yang turun pada saat itu.
Selain itu?
Benturan politik. Ini tidak bisa
dihindari. Sebab, kondisi umat Islam yang kini hidup dalam cengkeraman
sistem kufur ini tidak terjadi dengan sendirinya. Ini terjadi karena
skenario dan konspirasi negara-negara kafir penjajah. Untuk
mempertahankan keadaan itu, ditanamlah para penguasa yang menjadi antek
dan boneka mereka. Penguasa bukan bekeria untuk umat, namun untuk
kepentingan negara-negara penjajah yang menjadi majikannya.
Khilafah tidak bisa didirikan selama
umat dalam keadaan demikian. Umat harus dibebaskan. Caranya, umat harus
diberi kesadaran yang benar tentang penjajah dan anteknya itu. Maka
dari itu, Hizb pun membongkar berbagai makar dan konspirasi
negara-negara kafir penjajah itu. Secara terbuka Hizb juga menunjukkan
penentangan terhadap para penguasa antek tersebut dan mengungkap
pengkhianatan mereka, juga menasihati mereka agar mengubah sikapnya
yang lebih memilih sistem kufur dan loyal kepada negara-negara kafir
penjajah. Aktivitas ini termasuk dalam al-kifaah al-siyaasi, perjuangan politik.
Aktivitas ini juga dilakukan Rasulullah
saw. dalam dakwahnya. Beliau menghadapi para pemuka Arab Jahiliah yang
mencengkeram masyarakat. Al-Quran juga menentang Abu Lahab dan para
pemimpin jahillah lainnya sekaligus mengungkap jatidiri mereka yang
sebenarnya.
Bagaimana respon negara-negara penjajah dan para penguasa antek?
Mereka tentu gerah. Mereka juga amat
takut jika umat memiliki kesadaran tersebut. Karena itu, mereka
berusaha keras menghalangi Hizb yang berdakwah di tengah umat. Bahkan
berbagai tindakan keji mereka lakukan untuk membungkam Hizb. Rezim
Karimov di Uzbekistan, misalnya, telah menahan dan memenjarakan ribuan
anggota Hizb dan pendukungnya. Hafidz Asad di Suriah pernah membantai
lebih dari 300 anggota Hizb hanya dalam satu malam. Qaddafi pernah
menggantung sejumlah anggota Hizb di depan umum. Saddam Husaein pernah
membunuh ratusan anggota Hizb. Musharraf menganiaya dan memenjara
ratusan anggota Hizb. Tindakan serupa juga dilakukan oleh rezim Turki,
Bangladesh, Tunisia dan lain-lain.
Bagaimana Hizb Tahrir menyikapi hal itu?
Hizb tetap istigamah. Semua tindakan keji tidak akan mampu memalingkan Hizb dari
perjuangannya. Hizb tidak akan tunduk
oleh tekanan penguasa, atau tergoda dengan imingiming kekuasaan,
apalagi berkompromi dengan kekuatan kufur sembari menggadaikan Islam.
Sikap ini juga demi meneladani
Rasulullah saw. Saat beliau ditawari harta, tahta dan wanita dengan
syarat meninggalkan dakwah, beliau tegas menolak.
Tidak melakukan perlawanan secara fisik atau mengangkat senjata?
Tidak. Hizb tetap sabar dan istiqamah dengan thariqah yang
diadopsi, yakni tidak menggunakan kekuatan fisik, baik dalam
menghadapi pelakuan keji atau dalam meraih kekuasaan. Sikap ini pun
diambil dari sikap Rasulullah saw. Dalam menjalanl marhalah ini,
banyak Sahabat yang difitnah, disiksa, diboikot, bahkan dibunuh.
Ketika ada sebagian Sahabat memohon kepada Rasulullah saw. untuk
menggunakan kekerasan, Rasulullah saw. menolak keinginan mereka. Bahkan
ketika permintaan yang sama disampaikan setelah Baiat 'Aqabah yang
kedua beliau menyatakan, "Lam nu'mar bidzaa lika (Kita belum diperintahkan untuk ltu)."
Alhamdulillah, kesabaran itu perlahan
membuahkan hasil. Para penguasa antek itu berguguran satu-persatu.
Hafidz Asad, Saddam Husain, Raja Abdullah dan Raja Fahd telah mati.
Musharraf, Ben Ali, dan Husni Mubarak telah tumbang dari kekuasannya.
Insya Allah, Qaddafi, Karimov dan para penguasa represif lainnya akan
segera menyusul. Sebaliknya, atas pertolongan Allah SWT dan taufik-Nya,
Hizb tetap eksis hingga kini, bahkan hari demi hari terus mengalaml
kemajuan.
Bisa ditunjukkan kemajuan tersebut?
Alhamdulillah, opini yang terus kita
bangun semakin menguat. Tuntutan terhadap tegaknya Khllafah kian
nyaring. Kerinduan umat untuk bersatu dalam satu institusi Khilafah
semakin
meningkat dari waktu ke waktu. Ini bisa
dillhat dari besarnya animo umat terhadap acara-acara yang kita adakan.
Hasil-hasil survei juga menunjukkan angka signifikan dukungan terhadap
syariah dan Khilafah.
Pada saat yang sama, kepercayaan
masyarakat Muslim terhadap demokrasi melorot tajam. Di negeri ini,
misalnya, setelah demokratisasi telah digencarkan lebih dari sepuluh
tahun, rakyat justru makin apatis. Hampir semua Pilkada dimenangkan
oleh golput. Wajar saja. Sebab, demokrasi tidak membuat rakyat menjadi
sejahtera. Rakyat bahkan tambah sengsara. Korupsi makin menjadi-jadi.
Undang-undangnya justru banyak memihak pada kepentingan asing.
Kita makin yakin, tegaknya Khilafah makin dekat.
Apakah cukup dengan meningkatnya opini itu Khilafah bisa tegak?
Tentu tidak. Ada satu faktor lagi yang harus ada, yakni dukungan ahl al-quwwah, pemegang
kekuasaan rill. Dari merekalah diharapkan kekuasaan bisa diserahkan
kepada Hizb sehingga pendirian Khilafah bisa diproklamirkan. Untuk itu
Hizb melakukan aktivitas thalab an-nushroh, mencari pertolongan dari pemegang kekuasaan rill.
Perlu saya tegaskan, ini adalah satu-satunya metode yang syar'i dalam
pengambilalihan kekuasaan. Aktivitas Inilah yang dilakukan Rasulullah
saw. untuk mendapatkan kekuasaan. Beliau melakukan kontak dengan para
pemuka kabilah di Arab untuk tujuan ini. Meskipun sering mendapatkan
penolakan, beliau tetap mencari pertolongan tanpa berputus asa.
Diceritakan Ibnu Saad dalam Thabaqaat-nya, beliau menghubungi lebih dari 15 kabilah. Ini menunjukkan aktivitas tersebut merupakan thariqah yang harus dijalankan.
Sebagaimana kita tahu, akhirnya beliau bertemu dengan para pemuka kabilah Aus dan
Khazraj dari Madinah. Mereka mau
beriman dan bersedia menyerahkan kekuasaan mereka kepada Rasulullah
saw. hingga berdirilah negara Islam pertama di Madinah.
Saat itu terjadi, maka berlangsunglah marhalah berikutnya, marhalah ketiga, yakni marhalah istilaam al-hukm wa tathbiq al-1slaam, tahap
penyerahan kekuasan dan penerapan Islam. Saat itulah Daulah Islam
didirikan dengan menerapkan hukum Islam secara total dan mengemban
dakwah ke seluruh dunia.
Kapan itu bisa terjadi lagi?
Insya Allah dalam waktu dekat.
Tegaknya Khilafah semata merupakan pertolongan Allah SWT. Allah SWT
telah berjanji akan memberikan pertolongan-Nya kepada siapa pun yang
menolong agama-Nya. Kita tidak tahu kapan janji itu akan ditunaikan.
Namun, kita yakin Allah SWT pasti menunaikan janji-Nya. [ khoirunnisa-syahidah.blogspot.com ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar