Sabtu, 13 April 2013

Alya STORY


Namanya Ayla, ini kisahnya# true story


Kisah nyata ini terjadi 3 tahun yang lalu, Alya seorang gadis cerdas, cukup cantik dan sederhana. Selepas SMA Alya melanjutkan pendidikan ke tingkat university, diterima disalah satu kampus ternama di kotanya.
Ini kisah cinta Alya

Sedari SD, SMP hngga SMA, Alya tidak pernah menjalin hubungan dekat dengan pria manapun/nonmahram, alias berpacaran. Yah, Alya meyakini bahwasanya pacaran hanya akan membuang-buang waktu. Walaupun bg2 bnyak yg menyatakan suka padanya namun tak satupun yg diterima. Alya hanya sibuk belajar, bimbel dan ikut kajian2 Islam. 

Episode baru telah dimulai. Alya semakin dewasa... dia tdk pernah berpikir untk pacaran, tapi hanya ingn di nikahi. 

Tibalah masa itu, Alya berusia 19 thn. seorang teman SMAnya dulu tiba2 menyatakan cinta via dunia maya...
Apa yang terjadi? Alya... menerimanya... what? krn dia beranggapan tdk menerimanya sbg pacar tapi sbg calon suaminya krn Alya mrasa dirinya sudah dewasa. Disinilah kekeliruan yg dlakukan seorang Alya... mereka brdua akhirnya sering chatting, sms-an bhkan telpon2an
Hari berganti hari, pekan berganti pekan dan bulan berganti bulan... akhirnya timbul rasa jenuh dan gelisah pd diri Alya, dia merasa hubungan dkat dgn temannya sama sja dgn pacaran, bukan pacaran Islami, krn Islam tdk mengenal istilah pacaran, dan Alya pun tahu akan hal tsb. Alya mulai bnyak merenung akan apa yg terjdi pd dirinya beberapa bulan terakhir ini. Ia bnyak bermuhasabah dan bertanya2 pd dirinya sendri, semakin gelisah dan mrasa sangat bersalah akan tindakannya...
Alya menangis penuh penyesalan, dia berjanji tdk akan mengulangi kesalahan yg sama. tdk akan pacaran, cukup sekali seumur hdup, hanya bersama suaminya kelak.

Alya sgera menelpon teman dkatnya, yaitu Ardi yg selama beberapa bulan mengganggu konsentrasinya...perasaan cinta pun tumbuh diantara mereka krn seringnya mlakukan komunikasi, walaupun Ardi berada di luar kota... jdi mereka pacran jarak jauh? yah... bisa dkatakan begitu. Alya memberanikan diri untk memutskan hbungannya dgn Ardi. Alasannya krn dia tdk ingn mengkhianati Allah...

Yah, pacaran menurut Alya berarti sama dgn mengkhianati Allah dan Rasulullah... berpacran mengajarkan cinta kepada manusia diatas cinta kepd yg lainnya termasuk melebhi cinta kepada Allah, krn pacaran saja menjdi bukti kita lebh mencintai pacar ketimbang cinta kepada-Nya, toh berani melanggar syariat demi orang yg dicintai dgn jalur yg tdk dibenarkan dalam Islam. 

Hal yang membuat Alya memutskan hbungannya dgn Ardi, juga dikarenakan Alya semakin rajin ikut kajian Islam, ia sadar apa yg dlakukannya adalah kesalahan fatal dan harus segera disudahi, jika tidak maka tdk akan brkesudahan kcuali hanya berakhr dgn penyesalan yg mendalam.

 Cinta, siapa sih yg memungkirinya, seorang Alya pun telah jatuh hati... ia mulai tertarik dgn lawan jenisnya, dan hal tsbt adalah manusiawi, alias sudah fitrah bg stiap insan yg diciptakan Allah. cuman ada jalur untk menyalurkan perasaan itu. tak lain adalah melalui ikatan suci, pernikahan... 

Dengan menikah maka perasaan itu menjdi halal dan bernilai pahala, setiap tatapan... Setiap sentuhan akan berubah menjdi pahala... cinta dan kasih sayang karena Allah sungguh jauh lebh indah dbndingkan dgn aktivitas2 dlm pacaran yg trkategorikan sama dgn mendekati zina bhkan mlakukan zina itu sndri. bhkan sudah bnyk yg berzina, zina mata, hati, pikiran, tangan, kaki bhkan kemaluan. hamil di luar nikah pun kini sudah tak jarang kita temui, bhkan dikota2 besar semacam jakarta bnyak remaja yg tdk perawan lg... naudzubillah min dzalik... 

Inilah yg jg menjdi kekwatiran Alya, dia tak ingn mlakukan hal yg serupa, apalg sampai bertindk bodoh.
Alya ingn fokus memperbaiki diri, karna dia yakin bhwasax jodoh yg ditakdirkan untknya pasti jg sdang memperbaiki dirinya... ingat surat an-Nur(24) Ayat 26, Allah berfirman:“Perempuan-perempuan yg keji untk laki2 yg keji, dan laki2 yg keji hanya untk permpuan2 yg keji(pula), sdangkan permpuan2 yg baik untk laki2 yg baik, dan laki2 yg baik untuk perempuan2 yg baik(pula)...”
Alya yakin, masalah jodoh sudah diatur oleh Allah, kekwatiran Alya adalah bgmana kmudian ia bisa brtahan di tengah2 smakin bnyaknya godaan di lingkungan yg liberal-sekuler. Alya, dlm tiap doanya slalu memohon agar di istiqamahkan dlm Islam dan sbg pengembn dakwah di kampusnya
di usianya yg telah menginjak angka 21, usia yg tak lg muda. Alya semakin fokus dgn kuliahnya, di semester 8. fokus mengerjakan skripsi dan melakukan kwajibannya sbg hamlud dakwah. 

Suatu ketika, godaan hati kembali menyapa... ajakan taaruf mulai brdatangan, hngga ajakan menikah... but, Alya belum siap, dia harus menyelesaikan stratanya, sbgmana janjinya kpd keluarganya. Alya pernah berjanji, tdk akan menikah slama dirinya mash kuliah... dan sebenarnya Alya juga belum siap, ia merasa butuh ilmu agama sebelum bergelar istri dan seorang ibu... walaupun bisa dipelajari stlah menikah, tapi Alya ingin menyiapkan segalanya dgn sebaik-baiknya
Ardi, apa kabar dengannya... mari kita tengok apa yg sdang trjadi dgnx, stelah 3 tahun putus kontak dgn Alya. Ardi sangat menghargai keputusan Alya saat itu, walaupun sempt mrasa kecewa. but, Ardi pun mulai sadar dan memahami, mengapa Alya memutskan hubungan dengannya. 

Demi menjaga hati... hati yang tak terjaga pasti akan lalai dan tdk fokus beribdah kpd Allah...
ternyata, Ardi belumlah melupakan Alya, Ia merasa Alya begitu dkat dgnnya, seakan2 selalu menjadi pengingatnya agar sanantiasa beribadah kepada Allah... 

Ada suasana tersirat, dmana ketika kita melihat seseorang maka kita juga akan teringat dgn Tuhan, yah karna tindak tanduk atapun krn melihat akhlak dan mengingat kebaikannya... seperti itulah yg drasakan Ardi. ia termotivasi belajar agama krn Alya... ikhlas atau tidak, hanya Ardi dan Allah yang tahu...
Ardi bersungguh2 ingn berubah... berubah karena siapa? insya Allah, demi kebaikan dirinya sendiri...