Minggu, 04 Desember 2011

Goresan Hidup

Now…My Life….
Udara segar di hari yang cerah, beberapa hari ini langit terlihat bersih. Awan memutih dan langit pun membiru, mengibur lara jadi bahagia. Mengubah duka jadi senyuman, mengubah pilu jadi semangat, mengubah sedih jadi senyuman.
Ah….. aku mulai bosan dengan tugas kuliah akhir- akhir ini. Semakin banyak dan semakin menumpuk saja. Aku membutuhkan tenaga ekstra, fisik yang harus tetap prima dengan semangat membara. Mungkinkah aku bisa menjaga semua itu? Ughh……akhir semester yang melelahkan…
“Sabar Rin…….seminggu lagi….”. hiburku dalam hati.
Siang ini matahari semakin terik saja, siap menggosongkan kulit yang tak tertutupi dengan kain. Yah….kasihan saja bagi wanita yang berkulit putih, bening atau apalah… bila terkena sinar matahari yang tentunya mengandung UVA dan UVB yang bisa saja menggelapkan dan menjadi sebab percepatan proses pengkeriputan ( penuaan dini ) dan tentunya dapat menyebabkan kanker kulit. Satu kata for your guys…. WASPADALAH!!!
Dalam tulisan ini saya tidak akan membahas lebih lanjut tentang penuaan dini atau apapun namanya. Disini saya akan menceritakan aktivitas harian saya….motivasi saya…kelemahan saya dan bisa dikatakan analisis SWOT, SWOT stands for Strengths, Weaknesses, Opportunities and
Threats.…, but….. saya hanya ingin bercerita tentang kekuatan, peluang dan hambatan…he..he…
Peluang….. masih ada waktu, success? Why not ? walaupun hanya menjual kue...
Di subuh yang masih buta, belum ada cahaya mentari sedikit pun. Udara masih dingin, namun suhu didalam kamar mungilku tetap hangat. Sepertinya cocok untuk menyimpan adonan kue yang akan difermentasikan. Yah….yah… I know… I have idea….
Si Arin penjual kue….atau si rajin, hiperaktif…..apapun sebutan untukku akan kuterima dengan lapang dada alias dengan senang hati. Terserah pada kalian yang mengatakan aku ini manusia jenis apa dan berprofesi sebagai apa, silahkan saja menilaiku dari luar. Yang jelasnya dapat kupastikan bahwa diriku seperti manusia pada umummnya. Masih punya organ tubuh yang lengkap, dan yang pastinya memiliki perasaan hati nurani, rajin bukan dalam rangka burenk/ sok pintar, tapi sudah menjadi resiko manakala kita memilih menjadi seorang mahasiswa idiologis, harus rajin, disiplin, amanah n bertanggung jawab…cie..cie…. but I am is different……
How To make Pancake Gulung Ala Arin???
Setiap pagi buta, Aku bangun membuat adonan kue pancake. Pukul 04.00, adonan kue pun mulai dicampur dan diaduk. Telur, gula pasir, tepung terigu, ragi, garam, air dan mentega cair yang turut menyertainya ( pelengkap terakhir ), diaduk menjadi satu hingga membentuk sebuah adonan yang lembut…ehm…yummy….. all right….and stay with me…
Kurang lebih 1 jam 30 menit, adonan yang telah didiamkan pada suhu ruangan sekitar 18 0 C, telah mengembang dengan sempurna, naik sekitar 3 cm dari tinggi adonan 1 jam yang lalu. Aroma ragi yang terfermentasikan tercium sudah….saatnya menuju tempat peraduan didapur umum milik Pondok Terapung.
Yah…. Mari menghadap kekompor panas, wajan alias teplon mulai panas. Arin mulai menuang adonan sekitar 2 sendok diatas teplon, kemudian membuatnya menjadi lebar ( metode membuat dadar ataupun crepes ) dengan lebar sekitar 10 cm. next…mengambil setiap lembaran adonan yang telah siap untuk digulung bersama parutan keju dan coklat pasta ( favorit teman2 dikelas, by request Asta, Mba Lela, Muti, Tanti, Veo, Eka, Nunu, Endang, etc….)
Satu persatu kue yang sudah digulung ditumpuk diatas wadah plastik berukuran 10x 25cm. its perffect……akhirnya satu pekerjaan telah selesai. Siap untuk dijual dan dijajakan di areal kampus, khususnya di Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektur Prodi PWK. And than…Menunggu para pelanggan untuk membeli, mudah- mudahan laris, in the day and next day…aamiin
Demikianlah….untuk hari yang sibuk- sibuknya( start Monday and closing Friday), saya tetap menyempatkan diri dan waktu untuk membuat kue, dikala yang lainnya masih tertidur dengan lelapnya. Saya tengah bangun lebih awal mendahului ayam jantan milik tetangga sebut saja namanya si Amin. Kadang mata masih ingin terpejam, tapi saya harus memaksakan diri untuk bangkit dan harus membiasakan diri. Profesi sebagai the young entrepreneur telah saya geluti kurang lebih 1 semester belakangan ini. Dari semester IV hingga semester ini ( V ), berharap seterusnya? I think….
Apa yang menjadikan saya seperti ini….???
Umur yang semakin bertambah? Ingin mandiri? Latar belakang keluarga yang hidupnya pas- pasan? Ingin mencari sesuatu yang baru? Kebutuhan bertambah? Bosan dengan aktivitas kampus? Ingin sukses?
Maybe all right…..one agains….because I am different….
Pada faktanya… walaupun kita sama- sama memiliki tangan, memiliki kaki, rambut, kepala…namun perlu diingat, kita memiliki proses hidup yang berbeda serta cara berfikir yang berbeda pula. Manusia…ada yang lebih cepat mengalami proses pendewasaan dalam berfikir maupun bertindak, namun ada juga yang lambat dan cenderung mengulur- ngulur waktunya untuk melakukan perubahan…ada yang pasrah, ada yang PW( posisi wenaak ), ada yang malas karena tak ada gairah hidup, ada yang happy saja karena merasa hidupnya telah sempurna.
Namun….berbeda dengan saya maupun Anda. Kita punya cara yang berbeda- beda kan dalam menjalani hidup dan mengartikan hidup? Yah….but, jangan sampai semua itu membuat kita berbeda dalam melihat kebenaran dan menterjemahkan sebuah kebenaran. Belum tentu apa yang kita pandang baik adalah benar di hadapan sang Khalik. Hidup butuh proses yang tentunya tak pernah lepas dari aturan- aturan- Nya, kecuali anda yang melepaskannya ( Quran dan sunnahtullah ).
Untuk zaman ini, mungkin mahasiswa yang menggeluti dunia bisnis bisa dikatakan hitungan jari, yah…. Sangat sedikit. Mungkin sekitar 5-10 % dari 100% mahasiswa yang menempuh pendidikan di PT.
Life Is Choise…Mari kita ubah hambatan jadi peluang!!!
Merasa berat dengan proses perkuliahan, tidak akan meringankan bila waktu lebih banyak dihabiskan untuk mengeluh dan berdiam diri. Walaupun otak saya tidak begitu cerdas, raga yang tidak begitu kuat, namun setidaknya saya masih memiliki hati untuk menyatukan pendapat yang dihasilkan otak dan menterjemahkannya direlung hati yang paling dalam yang tentunya membuat saya lebih kuat…to be thinking and feeling….positif, of Course!!!
Mungkin teman- teman akan bertanya, bagaimana saya mengatur waktu? Bagaimana dengan tugas kuliah yang semakin menumpuk? Bagaimana dengan waktu istrahat? Bagaimana dengan organisasi? Bagaimana dengan aktivitas dakwah? Apakah semua berjalan dengan baik?
Yah…..tidak semua aktivitas saya berjalan dengan lancar. Ada yang tertunda, namun tetap saya usahakan untuk mengerjakan aktivitas yang ada dan telah direncanakam sebelumnya. Dakwah….inilah yang acap kali dilupakan oleh sesorang muslim. Tak luput juga denganku. Aku tidak bermaksud untuk melupakan aktivitas ini, namun lebih kepada kondisi yang tidak memungkinkan dan ada- ada saja orang yang tidak senang mendengarkan dakwah Islam, tak luput dengan orang Islam itu sendiri. Hasilnya saya serahkan kepada Sang Khalik Yang Membolak- balikkan hati manusia. Saya hanyalah manusia yang mengalami proses kehidupan….
Mengeluh Bukan Solusi!
Mengeluh…..siapa sih yang tidak pernah mengeluh? Pasti setiap insan pernah mengeluh. Sudah menjadi fitrah manusia untuk mengeluh. Mengeluh karena merasa berat dengan pekerjaan, banyaknya tugas, banyaknya tagihan ( listrik, air, SPP, biaya kos2an,etc) merasa banyaknya cobaan hidup dan banyak lagi faktor yang mnyebabkan orang terlalu banyak mengeluh. Namun,jangan sampai keluh kesah membuat kita lalai dan akhirnya terlalu banyak mengeluh dan sedikit berbuat. Inilah yang menjadi penghambat kesuksesan seseorang. Biasanya karena terfokus pada perasaan mengeluh dan akhirnya kurang percaya diri enggan untuk intropeksi diri.
Yah….terlalu banyak masalah yang tak kunjung usai. Mengapa? Karena tak ada solusi yang tepat. Saya ingin memberi satu contoh bagaimana menangani masalah. Misalkan, bagi mahasisiwa yang hidupnya pas- pasan atau dana yang disuplai oleh ortu terbatas cukup untuk mengisi perut, trasnportasi, serta pembayaran kuliah yang lain. Pasti acapkali memutar otak, agar supaya dana yang disuplai dari ortu tidak cepat habis. Kuncinya adalah berhemat. Makan ala kadarnya ( tanpa mengurangi nilai gizi ), jangan melakukan aktivitas yang sebenarnya tidak berguna(shopping ke mall nda jelas githu, karokean, nongkrong di cafĂ©, makan makanan sepat saji, junkfood atau apalah….)lebih sering berjalan kaki, bila jarak yang ditempuh memang masih bisa dengan bejalan kaki. Why not? Tidak ada kata gengsi untuk berbuat baik kan? Jalan kaki kan baik untuk kesehatan terutama untuk melancarkan peredaran darah dan pernapasan.
BACK TO QURAN….
Bila ada perasaan gengsi, maka saya tidak akan seperti saat ini. Saya tetap menjalani rutinitas saya. Kuliah, dakwah, berdagang, refreshing, etc…..Insyah Allah….setiap aktivitas yang kita kerjakan bila dilandasi dengan iman pasti akan berjalan dengan baik,walaupun banyak ujian serta cobaan yang menghadang. Bukankah Allah sudah menegaskan dalam al- Quran “ bahwasanya Allah tidak akan menguji manusia diluar dari batas kemampunannya”, Allah menguji sesorang hamba sesuai dengan kadar keimanannya, semakin ia beriman maka semakin tinggi pula ujian serta cobaan yang dialaminya. Dan Allah tidak akan mengubah nasib seseorang atau apa- apa yang ada pada diri seorang hamba, sebelum ia sendiri yang melakukan perubahan terhadap dirinya sendiri ( muhasabah diri yukkk… ). Wah….sepertinya terlalu banyak yang mesti kita pelajari dan begitu banyak hikmah yang bisa kita petik dari kitab suci Al- Quran. Begitu banyak motivasi hidup untuk beramal ma’aruf nahi mungkar, but sayangnnya…banyak yang notebenenya orang muslim namun hanya menjadikan Quran sebagai pajangan lemari, tertata diatas meja hingga berdebu dan usang.

Umat islam saat ini seperti buih dilautan….
Terombang ambing kehilangan arah….
Kehilanngan jati diri….
Memisahkan diri dari aturan- Nya
Menunggu ia hancur
Oh……jangan biarkan itu terjadi
Rapatkan barisan satukan tujuan….
Mari kita sonsong kembali peradaban emas
Khilafah Islamiyyah…
Allahu Akbar….!!!.( PuisiHati by Arin: Merindukan Khilafah)
Saya jadi teringat lagi dengan sebuah petikan kalimat yang pernah saya baca dari sebuah sumber bacaan dan mungkin sering kita dengar, “jika ingin menghancurkan umat Islam maka jauhkan mereka dengan kitabnya ( Quran )”, bahwasanya saat ini….yah….kita tidaklah diperangi secara fisik oleh musuh- musuh Allah ( yahudi dan sekutunya) namun lebih kepada perang pemikiran. Sadar atau tidak sadar, namun itulah yang sebenarnya terjadi dan seharusnya menjadi permasalahan bagi seluruh umat muslim yang mengaku dirinya sebagai umat Rasulullah dan sekaligus hamba Allah.
Bila kita telah mengetahui misi dari Yahudi dan sekutunya, seharusnya apa yang wajib kita lakukan? Buka mata dan hati…dan lihatlah…. Generasi muda kita tengah disibukkan dengan hal- hal duniawai. Konser, pertandingan olahraga, music, film, bioskop, kuliah asalan ( hanya menginginkan predikat, nilai atau gelar saja )…hingga mereka lalai dari mengingat Allah, sholat, sedekah, puasa mulai ditinggalkan…..akankah kita ingin seperti itu? Sebagai seorang Muslim sejati dengan secara tegas kita harus berani mengatakan “TIDAK” untuk segala bentuk kemaksiatan dan kedzaliman. Memang sulit…karena kita tidaklah berada dalam kondisi yang Islami. Sistem yang mengatur kita jauh dari kriteria Islam dan jauh dari apa- apa yang diperintahan Al- Quran yang sudah seharusnya menjadi pedoman hidup kita. Sekarang…. Serba kapitalis- sekularis. Gaya hidup bebas, freeseks….ekonomi kapiltalis, pendidikan kapitalis ( jadi barang komersialisasi) kesehatan, and many more…..

bersambung.............